Friday, June 29, 2007

RISOLES MAYONAISE BUNDA


Ini resep saya dapet dari situsnya almarhum Bunda Inong. Pengen aja sharing ke kawan-kawan, karena saya suka banget nyoba-nyoba resepnya beliau. Kalau liat situs ini, saya jadi ingat pepatah, harimau meninggalkan belang, dan orang (bukan hanya) meninggalkan nama tapi juga resep yang nempel di hati orang yang nyoba resepnya, dan juga berbagi kebahagian kepada orang-orang lain yang makan masakannya...hehehe...)


RISOLES MAYO
by BundaInong

Bahan crepes:
  • 100 gr tepung terigu
  • 1 sdt garam
  • 3 btr telur (saya pakai 2 telur yang besar)
  • 300 ml susu cair
  • 75 gr mentega/margarine, lelehkan di wajan dadar.

Cara membuat:
  1. Ayak terigu, taruh dalam baskom bersama garam. Buat lubang di tengah, masukkan telur. Aduk sampai rata dan tidak ada yang menggumpal.
  2. Tambahkan susu sedikit demi sedikit, hingga adonan menjadi licin dan halus.
  3. Tambahkan susu hingga habis, masukkan mentega leleh.
  4. Tutup adonan dengan plastik, diamkan 30 menit.
  5. Siapkan wajan yang tadi bekas melelehkan mentega/margarine, panaskan.
  6. Tuang 1 sendok makan adonan (saya pakai 3 sendok karena teflonnya agak besar), ratakan sambil diputar, 2-3 menit, angkat.

Bahan isi, campur, aduk rata:
  • 4 buah sosis ayam (saya pakai sosis kambing arab, chipolata), cincang kasar
  • 4 bh slice cheese, cincang kasar
  • 2 btr telur rebus, cincang kasar
  • 1 sdm mayoneise

Bahan pelapis:
  • 1 butir telur, kocok lepas.
  • 250 gr tepung tempura (saya pakai tepung panir biasa saja)
  • minyak goreng secukupnya

Cara membuat :
  1. Bentangkan crepes, isi dengan bahan isian, lipat spt amplop.
  2. Celupkan crepes isi ke dalam telur kocok, gulingkan dalam tepung tempura.
  3. Lakukan hingga crepes habis.
  4. Masukkan ke dalam lemari pendingin kira-kira 1 jam. Supaya tepung pelapis benar2 melekat ke kulit risoles.
  5. Goreng hingga kuning.
  6. Sajikan panas dengan saus pedas, atau cabe rawit.

Hmmmm.. lezat banget deh pokoknya....

PS: saya mah bikinnya gede-gede, males goreng kecil/dikit-dikit, udah laper.

KETAN KUNING TABUR KELAPA


Ini resep dapet dari net, udah lama banget, saya lupa, ini ambil dari mana. Untuk yang ngerasa punya resep dan kebetulan liat blog saya, maaf ya, kalau saya tidak mencantumkan nama anda di sini. Tapi resep ini mantap banget lah... Resep yang saya tampilkan gak saya modifikasi. Tapi pada prakteknya sih saya sesuaikan dengan bahan-bahan yang ada pada saya, seperti penggunaan bubuk-bubuk, dibandingkan dengan barang utuhnya juga jumlah takarannya.

Bahan:
  • 250 gr beras ketan putih
  • 1 sdm air jeruk nipis
  • 5 cm kunyit, parut (saya pakai bubuk kunyit)
  • 250 santan dari 1/2 butir kelapa (saya pakai santan cair kalengan)
  • 2 lembar daun pandan
  • 2 lembar daun salam
  • 1/2 sdt garam

Taburan:
  • 1/2 butir kelapa setengah tua, kupas, parut memanjang, sangrai (saya pakai parutan kelapa kering yang dijual di supermarket, untuk buat kue).
  • 1 sdm minyak goreng
  • 50 gram udang ebi, rendam, tiriskan, sangrai dan cincang kasar (saya malah masukin ebi utuh, tanpa direndam atau dicincang segala)
  • 1 sdm gula merah sisir
  • 1 sdt garam
  • 1.2 sdt merica bubuk
  • 2 lembar daun jeruk
  • 1 lembar daun salam
  • 10 butir bawang merah, iris dan goreng (saya gak pakai)
  • 8 siung bawang putih, iris, goreng
  • 2 cabe merah besar, iris serong (saya pakai pasta sambal)

Cara membuat:
  1. Beras ketan rendam dalam air bersama air jeruk nipis dan kunyit selama sejam, tiriskan, kukus selama 15 menit, angkat.
  2. Masak santan bersama daun pandan, salam dan garam, setelah mendidih masukkan ketan yang telah dikukus dan masak hingga menjadi nasi ketan aron, angkat dan kukus hingga matang, angkat.
  3. Taburan: panaskan minyak goreng, masukkan ebi, gula merah, garam, daun jeruk, salam dan kelapa sangrai, aduk rata, masak hingga daun jeruk dan salam layu, tambahkan bawang goreng dan bawang putih goreng, aduk rata, angkat.
  4. Nasi ketan kuning selagi panas cetak dengan menggunakan mangkuk kecil, taruh di pinggan dan beri taburan kelapa diatasnya.

Untuk 6 orang.

SATE SAPI A LA THAÏ


Resep diambil dari Home Style Thai Cooking, (Periplus, 2005) dan harusnya pakai daging babi, saya ganti aja dengan daging sapi. Seperti biasa, tidak saya tampilkan takaran-takarannya, karena takut dituduh njiplak, dan sudah saya modif sedikit sesuai denganbahan yang bisa saya temukan di tempat tinggal saya.

Bahan:
  • Daging sapi, dipotong kecil-kecil, tapi jangan terlalu kecil, karena nanti buat ditusukin ke tusukan sate
  • Tusukan Sate dari bambu, yang di rendam dalam air, selama sejam (agar tidak mudah gosong ketika di bakar)

Bumbu Perendam:
  • bubuk bawang putih
  • bubuk ketumbar
  • merica
  • gula
  • santan kental
  • kecap ikan
Untuk Sausnya:
  • Kecap ikan
  • Air Jeruk Nipis
  • Gula
  • Cabai yang diiris tipis-tipis (saya pakai pasta cabe)
  • bubuk bawang putih
  • irisan tipis bawang merah
  • daun ketumbar
  • Ciboulette (bahasa indonesianya apa ya, bahasa inggrisnya Chives deh pokoknya)
Cara:
  1. Rendam daging dalam bumbu rendaman, aduk rata, biarkan semalaman.
  2. Campur bahan saus dalam mangkok.
  3. Tusukkan daging ke dalam tusukan sate, kemudian bakar dengan kuali bakaran atau dimasukkan ke dalam oven sampai matang (ditungguin!).
  4. Sajikan dengan cara menuangkan saus di atasnya.

Sunday, June 24, 2007

SAYUR PEPAYA MUDA



Setelah bosen dengan masakan Thailand, balik ke basic nih, masakan Indonesia dong (tapi kali besok mo coba Thailand lagi..hehee). Ada sisa pepaya muda di lemari es, trus si mas gorilla maunya minta dibikinin sayur pepaya muda favoritnya. Ide resep saya dapet dari net, tapi saya lupa ya, ini sumbernya dari mana. Soalnya saya print dari net, udah lama banget, jadi ya maaf ya, kalau saya tidak cantumkan sumbernya. Bahan-bahan yang saya pakai, yang ada di lemari es saja, bangsa kacang panjang maupun petai, saya gak pakai karena gak punya. Gula yang harusnya dituangkan sedikit, saya gak pake juga, karena lagi gak doyan manis.

Resep ini jadi andalan saya banget, karena rasanya yang enak. Takaran yang saya berikan di bawah ini, sudah saya ganti-ganti disesuaikan dengan keadaan di sini lah yaw (untuk 2 orang). Resep ini gampang banget direalisasikan, makanya jadi andalan :)). Dan mertua pun pernah saya bikinin resep ini, mereka suka banget.

Waduh ngebayanginnya lagi kok rasanya laper lagi. Hehehe... abis tadi makannya pakai lontong, waks, seperti lebaran deh. Hiks.. kangen nyokap.

Bahan:
  • setengah bagian buah pepaya muda, diparut
  • 400 ml santan encer
  • 300 gr udang ukuran sedang, kupas (saya pakai yang sudah dibekukan, dan sudah setengah matang, praktis soalnya)
  • 1 cubitan kecil asam jawa
  • garam

Bumbu Halus:
  • 4 siung bawang merah (saya pakai bawang merah besar)
  • 3 siung bawang putih
  • 2 butir kemiri bakar
  • 2 sdt cabai ulek
  • 1,5 sdt kencur
  • 2 lembar daun jeruk

Cara:
  1. Panaskan sedikit minyak goreng, tumis bumbu halus hingga matang.
  2. Masukan udang, masak sampai warnanya berubah (punya saya udangnya sudah setengah matang sih ya).
  3. Masukkan daun jeruk, pepaya muda.
  4. Tuangkan santan, tambahkan asam jawanya.
  5. Berikan garam sesuai selera.
  6. Hidangkan dengan ketupat/lontong dan bawang goreng.

Friday, June 22, 2007

UDANG SAUS SANTAN


Ide diambil dari buku masakan resep Bali, tapi di tengah jalan, saya berubah pikiran..hehehe.. kata suami saya sih enak, tapi dia mah, apa juga dimakan..

Bahan:
  • Udang yang dibekukan
  • garam
  • merica
  • jeruk nipis
  • santan
  • gula
  • Daun salam

Bumbu yang dihaluskan:
  • kemiri
  • cabai
  • bawang merah
  • bawang putih
  • jahe bubuk
  • kukurma
  • tomat
  • bubuk ketumbar
  • terasi
  • sereh bubuk
  • asam jawa

Cara:
  1. Tumis bumbu halus dengan daun salam
  2. Masukkan Santan, aduk rata
  3. Masukkan Udang
  4. Berikan garam atau gula
  5. Masukan air jeruk nipis
  6. Hidangkan

PANGSIT ISI UDANG DAN KENCUR



Dapet sambal hibahan si Ibon sebelom doi pulang ke Indonesia, wah.... demen banget. Nah sambal sakti ini, paling enak dimakan pake goreng-gorengan, maka saya pun bikin goreng-gorengan deh. Dan kebetulan ada sisa pangsit kemaren, ya udah dipake aja lah yaw. Ini resep ngarang...

Bahan diblender:
  • Udang kecil kalengan
  • Wortel
  • Kencur
  • Kukurma bubuk
  • Daun jeruk purut
  • Bawang Putih
  • Garam
  • Kemiri

  • Tepung Beras
  • dan sedikit tepung tapioca
  • Telur kocok
  • Kulit Pangsit

Cara:
  1. Bikin isinya dahulu, yaitu bahan Blender dicampur dengan sisa bahan lainnya (kecuali kulit pangsit). Diamkan dalam kulkas selama 30 menit dalam kulkas.
  2. Siapkan kulit pangsit, sendokan sedikit adonan isi ketengah kulit pangsit. Ratakan dengan sendok (jangan sampai gembung, karena nanti ketika digoreng, bisa ngelendung).
  3. Basahkan kulit pangsit yang berada di sekitaran isi dengan air. Tempelkan dengan kulit pangsit lainnya. Lakukan hal yang sama dengan kulit pangsit lainnya.
  4. Goreng satu persatu dalam banyak minyak panas (agar minyak tetap panas, dan suhu tingginya terjaga, sehingga pangsit gak menyerap minyak).
  5. Makan dengan sambal (tanya deh resepnya bikin sambal gimana sama si Ibon.. asli enak banget ini!) dan kecap. Hmmmm....

PANGSIT KUAH, ISI KEPITING (THAI)



Lagi ada kulit pangsit, enaknya yah dibikin pangsit aja..hehehe... Ide resep diambil dari Homestyle Thai Cooking 2005.

Bahan:
  • kulit pangsit
  • Daun Bawang

Isi:
  • daging kepiting kalengan
  • rice wine
  • gula
  • minyak wijen
  • tepung maizena
  • bawang bombai
  • daun ketumbar potong

Kuah:
  • air kaldu ayam (saya pakai cube yang tinggal di campur dengan air saja)
  • bubuk koriander
  • bawang putih geprak
  • merica
  • rice wine
  • kecap asin
  • garam
  • air jeruk nipis

Cara:
  1. Pertama kita bikin pangsitnya dulu. Campur semua bahan dalam mangkuk, aduk rata. Diamkan selama 30 menit di kulkas.
  2. Sendokan sedikit adonan isi, dan letakan di tengah kulit pangsit. Kalau saya sih bentuknya seadanya aja, lagi males soalnya.
  3. Kukus sampai matang.
  4. Sekarang bikin kuahnya. Rebus kaldu ayam, masukan semua bahan kuah. Masukkan daun bawang terakhir-terakhirnya. Angkat dari api.
  5. Hidangkan dengan menggabungkan keduanya (yah seperti makan pangsit kuahlah, gimana..hehehe).

NASI AYAM LAOS


Ide resep diambil dari Les Meilleures Recettes du Monde, Laos (orphie, 2006). Seperti biasa, udah di modif.

Bahan:
  • nasi
  • ayam filet
  • ebi
  • jamur kancing (saya beli kalengan aja)
  • minyak ikan
  • merica
  • bawang putih
  • cabai
  • kacang kedelai (kuning)
  • jeruk nipis
  • jahe
  • ketumbar
  • garam

Cara:
  1. Rebus ayam, bersamaan dengan ebi, jahe, jamur dan kacang kedelai
  2. Berikan garam dan merica ke dalamnya.
  3. Keluarkan ayamnya saja, potong-potong, dan jaga agar tetap hangat
  4. Cuci berasnya, kemudian tanak nasi dengan pakai kaldu ayam tadi ayam

Siapkan sausnya:
  1. Dalam mangkok besar, campur saus ikan, geprakan bawang putih dan jahe bubuk, cabai potong, dan citron.
  2. siapkan nasi dalam suatu mangkuk besar, berikan potongan ayam dan potongan koriander, dan hidangkan dengan sausnya.

Tuesday, June 19, 2007

AYAM PANGGANG SEREH (THAÏ)


Resep diambil dari buku Homestyle Thai Cooking (Periplus, 2005). Harusnya ada bumbunya juga, tapi saya lagi males bikin, karena lagi surplus sambal sebetulnya di lemari es, harus diabisin. Ntar kapan-kapan aja saya share bumbunya.

Bahan:

  • Paha ayam, atas bawah

Bahan Perendam:
  • Garam
  • Bawang putih
  • Merica Hitam
  • Bubuk Ketumbar
  • Sereh

Cara:
  1. Cuci ayam, keringkan,
  2. Semua bahan perendam diblender, usapkan pada ayam, biarkan semalaman dalam kulkas, agar bumbu menyerap.
  3. Panggang ayam dalam oven selama setengah jam atau sampai matang. Jangan lupa dibulak balik ketika memanggangnya agar proses pematangan rata.
  4. Hidangkan tanpa menunggu (hehehe).
Pst.... biar kata resepnya Thailand, tapi tetep aja, saya makannya pake sambal bajaknya Indonesia dong. Resepnya ya dari dapur Wienda. Hmmm... enak bo...persis kayak buatan nyokap gue di jakarta...hehehe...

SALADE PEPAYA HIJAU (LAOS)


Ide diambil dari buku Les Meilleures Recettes du Monde, Laos, (Orphie, 2006). Sudah dimodif.

Bahan:
  • Pepaya Hijau dan Wortel, dengan perbandingan 2:1 (diparut tipis)

Dressing:
  • Tomat dipotong-potong dadu (kalau saya sih diblender kasar)
  • Saus Ikan
  • Gula
  • Garam
  • Ebi kering dan Terasi, diblender bersamaan
  • cabai iris tipis
  • bawang putih diiris tipis banget
  • asam jawa
  • Air Jeruk Nipis

Cara:
  1. Panaskan sedikit minyak di penggorengan, masukan bawang putih dan cabai
  2. Masukkan ebi, terasi halus dan tomat ke dalamnya
  3. Masukkan air jeruk nipis
  4. Tuangkan saus ikan, dan gula, cicipi, apakah sudah sesuai dengan selera.
  5. Angkat dari api, biarkan dingin.
  6. Bila sudah dingin, tuangkan ke atas parutan wortel dan pepaya hijau.
  7. Hidangkan sebagai teman nasi

IKAN BAKAR SAUS ASAM MANIS (THAÏ)


Ide diambil dari buku resep Homestyle Thai Cooking (Periplus, 2005). Harusnya sih ikan di goreng deep fried, tapi saya lagi gak ada minyak sebanyak itu, dan lagi males minyak banget. Ya saya bakar aja. Sebetulnya saya udah pernah bikin ikan goreng khas thai juga, tapi rada beda bahannya dikit, (klik di sini)

Bahan:
  • 1 ikan Bar, loup, loup de mer (dicentrarchus labrax), yang sudah dibersihkan, diberi garang, merica dan jeruk nipis.. sisihkan.

Bahan Saus:
  • bawang putih diiris tipis
  • bawang merah diiris tipis
  • ketumbar bubuk
  • cabai
  • saus ikan
  • gula jawa bubuk
  • asam jawa
  • air

Cara:

  1. Buat sausnya. Panaskan minyak, masukan bawang merah dan putih, aduk. Tambahkan cabainya. Kemudian masukkan ketumbar. Tambahkan air (saya tidak pakai banyak-banyak.. disesuaikan dengan jumlah bahan-bahan lain saja), saus ikan, gula jawa dan asam jawa. Biarkan masak dengan api kecil hingga saus mengental.
  2. Panggang ikan sampai matang di oven (saya panggang selama 20 menit dengan panas 200°C tapi tergantung berat ikan juga loh).
  3. Tuangkan saus ke atas ikan. Hidangkan panas-panas.

Thursday, June 14, 2007

SALAD CUMI, DAGING DAN IKAN KUKUS A LA THAILAND



Masakan Thai itu bikin hidup mudah, karena resep-resep yang saya punya, rata-rata gampang ditiru. Cepet dan hasilnya bukan gak enak....hehehe.

Ide resep salad cumi, saya dapatkan dari buku Authentic Thai Recipes (Periplus, 2000). Buku ini oleh-oleh dari teman kami, PL, yang istrinya orang Thai, yang kapan hari makan bareng di resto Indonesia itu loh. Dia bilang, ini buku yang resep-resepnya mendekati rasa asli Thailand, dan saya dikasih dua buku. Katanya sih hampir sebagian besar resep masakan ngetop thailand ada di sini.

Saya udah males ya, mikir takaran aslinya. Pokoknya begitulah..hehe. Ini semua udah saya modifikasi karena sering kali saya males ngikutin takaran/cara masak sesuai dengan resep aslinya. Yang gampangnya aja deh...

Bahan:
  • cumi-cumi mentah, bersihkan (saya waktu itu pakai yang dibekukan, dijual di supermarket)
  • daun jeruk purut
  • sereh (saya pakai sereh kering, bubuk)
  • bawang merah diiris tipis
  • daun ketumbar
  • daun mint
  • daun bawang
  • daun salad

Saus:
  • bawang putih digeprak
  • bubuk jahe
  • cabe ulek
  • gula jawa tumbuk
  • saus ikan
  • air jeruk nipis
  • sedikit minyak wijen

Cara:
  1. Kita bikin sausnya dulu. Cammpurkan bawang putih, bubuk jahe, cabaik, gula jawa, saus ikan, jeruk nipis dan minyak wijen, dan sedikit air dalam panci. Taruh di atas api kecil, aduk secara perlahan sampai gula cair. Sisihkan.
  2. Potong-potong cumi melintang (kalau saya tidak dipotong, malas).
  3. Masukan daun jeruk purut, batang sereh dan air secukupnya, rebus hingga mendidih. Kecilkan api, masukan cumi, masak sebentar saja, paling tidak hingga mereka agak mengeriting.
  4. Saring cumi, buang air sisa rebusan.
  5. Taruh cumi, bawang merah, daun ketumbar, daun mint, daun bawang dan daun salad dalam mangkuk besar, dan tuangkan saus di atasnya, aduk-aduk.
  6. Hidangkan.
Ide resep Salad Daging saya dapat dari buku Maraboutchef, cuisine thaï pour debutants (marabout, 2004).

Bahan:
  • Daging (saya pakai faux filet)
  • Saus ikan
  • air jeruk nipis
  • pasta cabai/cabai ulek/cabai iris tipis
  • bawang merah iris tipis (resep aslinya pakai oignon vert, itu loh, bongkol bagian bawah daun bawang)
  • tomat dipotong-potong dengan bentuk sesuka hati
  • daun salad
  • daun mint
  • daun ketumbar
  • gula jawa, tumbuk (atau gula pasir yang agak kecoklatan warnanya)
  • kecap asin
  • bawang putih digeprak

Cara:
  1. Kita rendam (marinade) dulu dagingnya. Buatlah campuran saus ikan dan air jeruk nipis untuk merendam seluruh daging. Diamkan di lemari es selama 3 jam.
  2. Ambil dagingnya, buang sisa rendaman, dan bakar dagingnya sesuai dengan kematangan yang disuka (Saya bikin setengah matang. Bakar daging, bisa pakai penggorengan yang khusus untuk bakar daging tanpa minyak, atau bisa dipanaskan di teflon saja).
  3. Diamkan sampai agak dingin, baru potong dengan irisan tipis.
  4. Campur bawang merah, cabai, tomat, daun salad, mint, ketumbar dalam mangkuk salad. Campurkan dengan campuran kecap ikan, jeruk nipis, gula jawa, kecap, bawang putih.
  5. Masukkan daging ke dalam campuran salad.
  6. Hidangkan segera.

Untuk resep Ikan Kukus, saya dapat dari buku yang sama, Marabout. Saya beli ikan yang dibekukan di Chinatown Paris. Lupa namanya apa, tapi katanya sih dari Vietnam dan warnanya merah. Hati-hati dalam memilih ikan, konon Cabillaud dan Morue sudah akan punah, dan gak boleh lagi dipancing... Ceritanya mau sadar lingkungan hidup nih.. (tapi ngomong-ngomong, saya masih doyan makan tuna di sushi loh..hehehe.. guilty as charge! Katanya gara-gara konsumsi Sushi yang meningkat, populasi Tuna di dunia makin menipis, sampai dibikin konvensi untuk melindungi ikan ini). Resep asli pakai daun pisang.. saya ada sih pohon pisang, tapi kayaknya ngeri amat, karena begitu daun direbus, kok airnya jadi hitam... jadi ngeri. Lagian jenis pohon pisang yang saya punya, cuman buat hiasan aja.... Saya ganti daun pisang dengan kertas alumunium.

Bahan:
  • Ikan
  • 1 lembar kertas alumunium
  • pasta sambal/cabe ulek/cabai iris tipis-tipis
  • daun jeruk purut, diiris tipis-tipis
  • bawang bombay, iris tipis-tipis (saya potong dadu aja, dan resep aslinya pakai bongkol daun bawang)
  • daun ketumbar
  • daun kemangi (saya pakai daun basilic perancis)
  • bubuk sereh

Rendaman Ikan:
  • pasta cabai/ cabai ulek, cabai iris tipis
  • saus ikan
  • air jeruk nipis
  • bawang putih geprak
  • bubuk jahe

Cara:
  1. Rendam ikan dalam air rendamannya selama sejam.
  2. Campur cabai, daun jeruk purut, bawang, ketumbar, kemangi, dalam mangkuk. Kemudian letakan campuran daun-daun tersebut di atas badan ikan (saya juga taruh di bagian dalamnya).
  3. Letakan di atas kertas alumunium.
  4. Siramkan air rendaman ikan tersebut ke dalamnya. Bungkus ikan tersebut, jangan sampai airnya pada keluar dari bungkusan.
  5. Kukus hingga matang.
  6. Hidangkan segera.
PS. Sorry ye, kalau foto-fotonya gak oke..hehehe.. kayaknya minyakan banget sih :P

Monday, June 11, 2007

NUTELLA

haha.. masa ginian aja gue rating sih? ini selai coklat sepanjang masa yang rasanya gak ada duanya.. (mungkin cuman bisa disaingin sama coki-coki, selai coklat yang dikemas dalam plastik langsing dan panjang yg suka gue beli jam SD- masih ada gak ya?).
Nah, nutella ini paling nikmat dimakan pake apa? Dimakan pake roti lah yaw (ih nanya sendiri jawab sendiri juga..hehehe). Roti yang paling oke untuk makan sama nutella adalah roti yang mengandung madu sedikit, menteganya juga dikit... (Brioché au miel et au beurre salé) Kalau ada yang punya mesin pembuat roti, nih gue kasih resepnya (resep andalan dari buku resep maraboutchef):
190 ml cairan (50% air, 50% susu)
350 g tepung putih T 55 atau T65 (aduh jangan tanya deh tepung putih tuh apaan, karena di sini hampir semua tepung, pake kode2 nomor2 gitu gue pernah nyoba pake yang gak ada nomor..hehehe.. berhasil juga kok....hihihi)
2 sendok teh yeast
1 sendok teh garem
30 gram margarine asin (wah.. bedanya margarine ama mentega apa ya? Kalo saya sih pakenya yang margarine kayaknya.. bukan mentega.. itu pun gak yang asin.. males beli, gak punya)
30 g madu
dan 1 sendok teh air jeruk nipis...
tinggal masukin ke alat, trus di seting ke set "basic" atau "fast". Kalau gak punya mesin roti? hmmm.. mungkin campur2 bahan dan diuleni sampe kalis? pegel juga ya bo.. bikin setengah porsi aja dulu... liat2, coba2.. trus di bakenya, yang aman sih, kali 180 ° C selama 15 menit? Waduh.. saya kalau masak cara koboy sih.. cuek2 yang penting jadi lah... :)
Oh ya, nutella ketela tadi itu, bakal berasa banget coklat manisnya diatas roti model beginian...
Ya ya ya.. yang gak demen punya selulit di daerah paha, jangan makan nutella :)))

WHAT IS YOUR MOST FAV CHEESE?

Dari dulu, saya suka banget sama yang namanya keju. Saya masih ingat pertama kali makan keju, waktu itu di Belanda, umur saya masih 4 tahun. Yang nawarin pertama kali ibu, yang tanya, apakah saya suka sama makanan yang warnanya putih kuning muda ini...Bentuknya kotak dan lempengan tipis, pinggirannya coklat seperti gosong kebakar. Ibu selalu menyisipkannya diantara bekal roti sekolahku setiap harinya.

Pulang ke Indonesia, saya tidak pernah lupa yang namanya keju. Tapi Indonesia tahun '80-an, kita tidak pernah makan keju. Entah apa sudah ada sebelumnya di Indonesia, tapi kalau tidak salah, bisnis perusahaan keju Kraft baru mulai menggeliat di tanah air beberapa tahun setelah kepulangan kami dari Belanda. Kami pun mulai makan keju lagi. Buat saya, tiada yang lebih nikmat daripada sepotong keju kraft di antara roti saya, diatas pisang bakar, diatas martabak manis. Hehehe. Sedappp !!!! Saya malah tidak suka keju lilin yang buat kue kastangels itu. Rasanya emang seperti lilin.

Begitu saya sempet ke NZ, saya merasakan menemukan sejenis surga keju. Barang2 dairy bangsa keju, mentega, susu, begitu murah di situ. Keju juga lebih banyak macamnya, tapi macamnya, yah smoked cheese, keju plus bawang juga. Saya gak terlalu tau jenisnya. Sepertinya yah, cheddar juga ditambahin perasa laen, ada yang rasa strawberry juga. Pokoknya pada zaman itu: Keju = oke, dan cheddar adalah keju.

Gitu balik lagi ke Belanda, saya malah gak terlalu memperhatikan keju. Keju hanyalah suatu cemilan ringan diantara pesta-pesta fancy antar mahasiswa. Di Belanda (dan umumnya di eropa), pesta-pesta gak pernah ada makanan beratnya. Yang ada hanya cemilan ringan seperti apertizer dan tentu saja anggur merah, yang bikin kepala pening kalau minum tanpa ngisi perut sebelumnya. Yang saya tahu dari pesta macam gini, yah, wine, pasangannya (atau jodohnya?) ya keju. Semua pesta ya seperti ini. Entah siapa yang awalnya punya ide begitu. Saya baru tahu setelah bertahun2 kemudian saya tinggal di perancis (back to the future), bahwa mereka juga melakukan hal yang sama. Ini tradisi eropa yang mungkin sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun (atau beratus-ratus?).

Orang Belanda, bangga akan kejunya macam Gouda atau Edam (ini kalau di daerah Jakarta Selatan jadi merek dagang sosis burger buatan si Made..hehehe). Dulu, saya punya salah seorang teman kost yang suka sekali sama keju biru perancis. Waktu itu saya belum pernah tau apa sih keju biru itu. Teman kost yang lain dengan tidak antusiasnya menjelaskan bahwa keju biru perancis itu baunya bukan main. Sedangkan si penggemar keju biru itu cuman cengengesan sambil bela diri, bahwa orang Belanda teman-teman kost kita itu, gak tau seni keju perancis yang nikmat. Saya waktu itu cuman terbengong-bengong gak ngerti diskusi mereka. Mereka pun menyinggung-nyinggung keju Denmark yang juga biru... tp saya gak ngerti juga kenapa kesebut juga tuh keju Denmark, kasihan pasti lidahnya kegigit karena tau2 diomongin sama mereka. Teman-teman kost sibuk diskusi, saya sibuk lihat bentuk keju biru si provokator diskusi di atas meja. Kelihatannya emang gak enak, kayak jamuran gitu. Mana baunya menyengat. Entah teman kost ini beli dimana, gak jelas, dan gak mau tau. Gak penting pikir saya. Keju yang penting dalam hidup saya pada masa itu adalah keju mascarpone (yang relatif lebih mahal dibandingkan keju biasa tapi enak banget itu) untuk tiramisu saya, dan juga mozzarela yang kentel setelah dicairin di oven. Cocok dimakan pake tomat dibubuki daun estragon. Keju laen?! Keju laen apa?! Bener-bener gak penting!

Bertahun-tahun kemudian, saya tinggal di Perancis, saya gak mikir kalau Perancis adalah salah satu produsen besar keju di dunia. Saya gak terlalu antusias mencoba keju-keju. Saya udah pusing belajar bahasanya, boro-boro mikir yang laen. Walaupun mertua bilang, di Perancis, orang bilang, satu hari makan satu jenis keju aja, karena ada sekitar 345 jenis keju di sini. Saya cuman jawab iya iya aja sambil gak lupa manggut-manggut pelan.

Sampai akhirnya, kali kedua saya ketemu beliau, dia menyodori saya keju biru yang namanya St. Agur (lebih tepatnya ijo.. karena jamurnya bener-bener ijo warnanya). Maksud hati mau ngerjain saya yang gak tertarik sama keju, biar makin jijay makan keju asin/tengik/apek. Tapi diluar dugaan, saya terima tantangannya. Satu kali gigit.... yuuuummmmmmm, si St. Agur ini meleleh di mulut. Dan rasa jamur ijonya itu.. ya ampun... enak banget! Bener-bener gak bisa digambarkan. Gila bener! Saya merasa, belum pernah lidah senikmat ini menggigit keju. Saya pun langsung ketagihan. Mertua cuman bisa merengut karena saya menghabiskan jatah St. Agurnya dia, dan tantangannya gak kena di saya.

Hari-hari berikutnya, adalah hari-hari St. Agur (konon St. Agur itu nama daerah di tengah perancis.. saya lupa pastinya dimana). Saya bisa merengut atau bete kalau hari itu tidak ada St. Agur. Suami sampai kerepotan mencoba menyetop saya gaul dengan keju berlemak tinggi ini. Gak mempan. Akhirnya dia cuman bisa mengejek saya dengan mengatakan, "Eh St. Agur itu bukan keju artisanal. Itu keju rasa artificial yang industrial, dan gak ngetop di Perancis. Kami punya beragam keju yang lain yang lebih nikmat seperti keju kambing St. Maure yang paling top sedunia! " Tapi saya tidak peduli. St. Maure? Enak sedunia? Kok gue belom denger? Bodo amat, yang penting St. Agur paling enak di mulut gue, pikir saya. Suami pun menggebu2 dengan bilang kalau ada keju di Corsica, yang kalau belom busuk (belum belatungan), belum enak. Buset dah! Baunya kayak apaan tuh?!!!



Lebih dari setahun telah berlalu. Dewasa ini, gak banyak juga keju perancis yang saya kenal. Tapi vocabulary keju saya udah mulai berkembang. Dulu dari yang cuman suka keju St. Agur, trus ke yang mereknya industrialis bangsa La Vache qui Rit (sapi yang ketawa, ada dijual di Carrefour), Gorgonzola (ini keju asal Italy yg rasanya kayak es krim.. sumpah loh!!! Enak banget diatas baguette), concoillote (keju cair khas deket perbatasan swiss), Camembert (asal provinsi normandie kalo gak salah) sampai Brie yang khas Paris. Keju Chèvre (kambing) yang dibakar pun mulai berasa nikmat (walaupun kadang-kadang baunya nyengat). Tapi kalau ditaruh di atas galette dari gandum coklat (semacan crêpe asin).. alamak.... rasanya gak hanya lengket di lidah, tapi juga di hati dan otak. Dan akhir-akhir ini, saya pun mulai merambah ke Vieux Comté yang sedikit nyubit di lidah. Memang, kami kalau lagi suka sama suatu keju, belinya yang itu melulu. Tapi nanti kalau sudah bosan, kita mulai coba-coba keju yang lain yang namanya belum pernah kami dengar sama sekali sebelumnya.

Semenjak saya mengenal St. Agur, saya tidak lagi menoleh ke cheddar yang jadi berasa seperti rasa lilin di lidah saya. Akibatnya, sekarang saya mengerti, kenapa orang Perancis sewot banget sama cheddar (hehehe.. kali sentimen ama org Inggris juga).

Konon, sudah beberapa tahun belakangan, terjadi perdebatan di antara masyarakat Eropean Union, yang ingin mengeluarkan directive, yang melarang peredaran keju yang dibuat dari susu mentah. Dan salah satu sponsor pendukung dikeluarkannya pelarangan ini adalah Belanda, yang kejunya selalu dibuat dari susu matang dan bersih lah istilahnya. Dan penentang dikeluarkannya larangan ini, adalah, tentu saja Perancis yang produk kejunya banyak terbuat dari susu mentah. Entah apa yang membuat Belanda ingin sekali menggolkan larangan ini. Membuat saya menjadi ingat akan diskusi di atas meja makan kost-kostan di Belanda dulu. Sepertinya nuansa bisnis dan persaingan usaha, ketat sekali dalam perdebatan di EU. Apakah alasan kesehatan yang membuat larangan ini akan diberlakukan? Orang perancis selalu berdalih: Ah, kami sehat-sehat saja kok selama ini. Hehehe. Yang saya tau sih, saya kalau kebanyakan makan keju, perutnya jadi bergas, dan dapat dipastikan angin yang keluar pasti bau. Hehehe.. Tapi itu karena emang perut saya gak jelas dan gak tahan sama susu, mo kata susu UHT juga. Jadi saya gak peduli, saya bakal terus makan keju walau kalau kebanyakan juga gak bagus untuk kesehatan pribadi saya (sebetulnya saya gak boleh terlalu banyak makan keju juga sama dokter di Indonesia, bisa fatal untuk kesehatan pribadi).

Setelah setahun lebih tinggal di Perancis, dan beberapa jenis keju yang saya gandrungi, saya jadi mikir, besok, keju apalagi yang bakal masuk dalam buku "My Most Favourite Cheese"? Lihat dulu di sini kandidat-kandidatnya (klik di nama berikut):

IGOURMET

atau di

ENSCYCLOPEDIE FROMAGE (bahasa perancis)

"Keju oh keju, kau akan membuat mulutku terus monyong ketika aku mengunyahmu sambil berpose di depan kamera (instead of saying "cheese"). Dan aku akan selalu memanggil namamu.. KEJU KEJU KEJU" (tuh gue panggil namamu 3X, kayak judul film horor) :))))

Sunday, June 10, 2007

Gedang Mekuah (Sayur Pepaya Bali) ala Jackie kali yeehhh



Udah dari sebulan yang lalu, si Tuan Muda minta dibikinin sayur pepaya muda. Entah ngidam apa itu orang, tapi kok kayaknya jadi nular ke saya. Suatu hari, udah saya niatin banget deh tuh, masak sayur pepaya. Tapi tetep aja, biar kata niat, rasa males tetep ada. Saya males ngeluarin alat pemarut andalan untuk marut pepayanya. Ya udah, saya cari-cari resep sayur pepaya yang pepayanya gak perlu di parut atau potong julienne gitu. Ketemu! Resepnya dari buku resep The Food of Bali, terbitan Periplus, dengan koki dari Heinz von Holzen & Lother Arsana.


Resep ini, seperti umumnya resep bali, rada repot emang. Saya cuman pake resep ini sebagai guide, dalam praktek gak saya jiplak plek plek. Modifikasi dimana2 juga.

Saya bikin resep ini sebagai persembahan untuk si Tuan Muda yang lumayan doyan pedes (heran, sambelnya si Ibon yang super pedes, dia bilang nggak pedes, padahal bikin saya sakit perut, sedangkan sambel saya yang menurut saya gak ada apa2nya dibanding si Ibon punya, malah dibilang lebih pedas... aneh tuh org).

Seperti biasa, kalo lagi masak yg bau-bau Bali gini, langsung inget nini di kampung. Orang bilang, niniku itu jago banget masak. Bikin orang-orang desa atau keluarga, pada alesan mampir ke rumahnya biar diajak makan. Abis bikin kangen kata mereka. Sayang, dulu waktu kecil, saya gak suka masakan Bali. Sebelum dia jatoh sakit, nini sempet masakin saya tum bali (sejenis gadon), waktu saya berkunjung ke rumahnya di kampung. Rasanya mantapppp !!!! Trus sebagai buah, dia potongin saya Nanas dari kebon, dikasih garem sama cabai. Rasanya laen banget deh sama nanas garem cabe yg pernah saya makan. Mungkin niniku bikin pakai rasa cinta, jadi rasanya sedep banget. Semenjak itu, saya jadi suka masakan Bali. Sayang, itulah yang terakhir kalinya nini masak untukku.

Okeh... cukup pengantarnya, ini salah satu resep bali-balian)

GEDANG MEKUAH

Pertama-tama, kita bikin dulu Base be Siap (bumbu dasar Bali untuk daging Ayam).
Bahan:
14 siung bawang merah
26 siung bawang putih
2,5 cm kencur, dikupas dan dicincang
4cm laos, kupas dan cincang
10 kemiri
12cm kencur, kupas dan cincang (bisa diganti pakai 5 sdt bubuknya)
4 sdm gula palem
4 sdm minyak nabati
2 batang LemmonGrass/citronelle/bahasa indonesianya sereh kali ya.. lupa, digeprak
2 daun salam
10 cabe rawit

Cara:
  1. Tumbuk rata, atau diblender ajah, bawang merah, putih, kencur, laos, kemiri, kunyit dan gula.
  2. Panaskan minyak dan masak semua bahan sampai panas, kadang diaduk, sampai campuran bahan jadi kuning keemasan.
  3. Dinginkan (bisa disimpan di dalam freezer)

Tahap berikutnya, kita bikin kaldu ayamnya (bahasa balinya: Kuah Siap)
Bahan:
5kg tulang ayam, dicincang 2,5 cm
375 ml base be siap
1 batang lemongrass/citronelle
3 lembar daun jeruk purut
2 lembar daun salam
1 merica hitam yang ditumbuk
1 sdt garam

Cara:
  1. Cuci tulang dengan air sampai air jernih, letakan dalam panci besar dengan air dingin sampai terendam, dan didihkan.
  2. Keringkan airnya, cuci lagi tulang dibawah air mengalir.
  3. Kembalikan tulang ke dalam panci, rendam dengan air dingin, dan didihkan kembali. Kecilkan api, dan buang ampas putih dengan sendok.
  4. Tambahkan semua bahan bumbu, dan rebus selama 3 samapi 3,5 jam, buang segala ampas yang timbul. Jangan menutup panci selama process, sehingga kaldu tetap jernih.
  5. Matikan api, dinginkan, simpan dalam freezer bila mau.

Tahap 3, kita bikin Base Jukut, yaitu bumbu dasar orang bali untuk masak sayuran:
Bahan:
8 bawang merah, kupas dan cincang
10 siung bawang putih, kupas cincang
30cm laos, kupas dan iris tipis
1 sdt akar koriander (saya pakai biji koriander yang ditumbuk halus entah akar koriander tuh apaan? Rasanya beda gak sih?)
10 cm kunyit (saya ganti pake kunyit bubuk)
6 cabe keriting, buang biji dan cincang
3 - 5 cabe rawit
5 cm kencur, kupas dan cincang
1 sdt terasi kering
2 sdm minyak
1 sdt garemg
1/4 sdt merica putih
1 lembar daun salam
1 batang lemongrass geprek

Cara:
  1. Haluskan bawang merah, putih, laos, biji koriander, kunyit, cabai, kencur dan terasi (boleh pake food processor, saya kalo lagi niat banget, ditumbuk pake pilon, mortar, mortier, alias cobek, biar berasa indonesah banget gituh!).
  2. Panaskan minyak dalam wajan, masukan semua bahan yang sudah ditumbuk, ditambah sisa bahan lainnya, goreng selama 2 menit atau sampai warnanya berubah.

Nah, tahap terakhir (AKHIRNYA!!!), ya bikin sayur pepayanya
Bahan:
1 pepaya hijau, berat sekitar 750 gr
1 liter kuah siap (kaldu ayam)
250 ml base jukut (sambel dasar untuk sayuran)
2 daun salam
1 batang lemongrass, geprak
1/4 sdt merica putih
1 sdt garam

Cara:
  1. Kupas pepaya, bagi dua memanjang, dan singkirkan bijinya. bagi lagi pepaya terserbut 4 sampai 6 potong memanjang, dan potong tiap sisinya sekitar 1/2 cm tebalnya.
  2. Panaskan kaldu, masukan base jukut, didihkan. Rebus 2 menit, kemudian tambahkan daun salam, lemongrass dan pepaya, rebus dengan api kecil, sampai pepaya lunak.

Nah!!! Itu tadi cara koki terkenal dari hotel di Bali. Kalau cara Jackie (bi siti) mah.. curang abis!!!! Saya tidak pernah tuh yang namanya ngikutin takaran asli resep, kecuali kalau resep bikin kue-kue. Saya males banget yah, bikin pake cara bener2 orang Bali gitu, gile, bisa jam2an kali, kalau gak ada stok bahan di freezer. Jadi, modifikasi saya begini saja:

  1. Saya bikin base jukut dulu, kecuali daun salam, semua bahan saya masukin food processor (apalagi saya pakai lemongrass/cintronelle bubuk jadi praktis). Semua bahan termasuk daun salam, saya goreng pake minyak dikit sampai berubah warna.
  2. Siapkan air beserta kaldu ayam knor, diatas api kecil.
  3. Masukan santan bubuk (saya dan si tuan muda gemar sekali sama yang namanya santan.. dan saya pakainya yang bubuk, biar gampang diangkutnya dari daerah pecinannya paris yang mayan jauh dari rumah saya). Banyaknya santan, yah terserah anda, suka yang kental, atau yang cair, semuanya disesuaikan dengan jumlah airnya. Oya bagi yang doyan santan, jangan berhenti olahraga. Kalo ngga, bahaya kata penelitian.
  4. Masukan daun salam dan juga daun jeruk (karena saya kaldunya kan gak ikutin aturan, jadi mikirnya harus ada tambahan rasa seger dikitlah).
  5. Masukan base jukut, aduk rata sampai dua menit
  6. Masukin pepayanya.
  7. Masak sampai pepaya lunak, kemudian saya masukin kacang panjang juga, mumpung lagi punya, dan biar ada ijo2 dikit, asal bukan lalat ijo.
  8. Kalau kelembekan kacang panjang udah sesuai dengan yang diinginkan, matikan api.
  9. Hidangkan hangat, dengan taburan bawang goreng (saya gak punya lontong, jadi makannya pake nasi aja, cara jawa, diguyur kuah yang banyak). Saya kemaren-kemaren nyoba bikin telor asin, jadi yah, makannya digabung ajalah. Hmmmmm... jadi inget kupat sayur deket kantorku dulu (yg kalo yg itu rasanya betawi banget..hehehe.. tp tak apa lah... masih sodaraan, karena pake santen dan sayur pepaya juga).
Catatan Bi Siti :
Untuk Resep Telur Asin, saya ambil resepnya dari mbak Naih, resep bisa diklik di sini. Terimakasih yah mbak, atas sharing resepnya, berhasil loh, mayan buat ngurangin rasa kangen, walau bukan telor bebek juga..hehehe.

Hasilnya sih, not bad, pas mal, gak jelek lah. Si Tuan Muda girang banget makannya, katanya pedes, indonesah banget!!! Ngidamnya selesai deh....



Free Image Hosting at www.ImageShack.us


Kalo kata Tuan Muda, makanan saya enak, tp kalau makan masakan Indonesia di Indonesia kok rasanya beda, alias lebih enak. Wah itu saya gak tau kenapa ya, mungkin karena santannya selalu asli kalau di Indonesia, yg meres-meres. Trus bawang atau cabenya juga jenisnya beda. Belum lagi lemongrass/cintronellenya asli, gak bubukan seperti yang saya sering pake di sini, saking malas beli yang asli2 di daerah pecinan. Tapi bisa jadi alasan mengapa di Indonesia, makanan terasa lebih enak; karena makannya sambil dengerin musik dangdut!!!!!! "Ayo mang, tarik !!!!!!!!"

HOME MADE TOFU, FIRST TRIAL AND ERROR

Kemaren malem, bener-bener gak bisa tidur. Masak makanan Bali, udah, bikin kue coklat juga udah. Harusnya sih tidur bisa enak..hehehe.. Tp kenapa setiap nyoba mejemin mata, yang kebayang-bayang cuman makanan dan makanan terus. Pengen masak ini, pengen masak itu, harus coba resepnya si anu, juga resep si ani.

Jam 2 pagi, masih juga melek, bener-bener malam yang putih alias nuit blanche. Akhirnya saya putuskan untuk mencoba bikin tahu untuk pertama kalinya. Bodo deh dimarahin tetangga kalo bikin gaduh di dapur, yang penting pikiran bisa lepas dari makanan atau keinginan buat masak.

Udah belakangan ini rasanya pengen banget bikin tahu. Padahal di Paris, cari tahu itu gak susah. Di supermarket gede di pinggiran kota saya aja ada kok yang jual tahu jepang, mulai dari yang tahu sutra (sutralah..hehe), sampai yang agak keras dikit yang agak mirip dengan tahu Indonesia. Udah gitu, banyak tahu dijual di supermarket bio. Di Paris banyak banget supermarket bio. Jangankan itu, setiap supermarket kecil di dalam kota, biasanya ada section makanan bionya. Mereka jual susu kedelai juga biasanya. Belom lagi di daerah distrik 13 di paris, distrik pecinan yang gede, dimana kita bisa dengan gampang nemu tahu dan sebagian besar ingredients makanan asia di situ. Letaknya di selatan Paris, jadi gak terlalu jauh juga dari rumah sebetulnya.Tapi gak tau kenapa, kalo emang gampang bikin tahu atau tempe sendiri, ya kenapa gak coba aja bikin sendiri?

Karena gak punya alat-alat tofu presser, juga nigari atau zat kimiawi laen (agen pembuat kentel kedelai), juga kain saringan tahu, saya harus agak puter otak dikit (jarang2 puter otak nih), untuk bikin tahu. Kebetulan, saya punya yang namanya sushi presser, untuk ngebentuk sushi, saya liat di net, tofu presser itu bentuknya mirip-mirip kok sama sushi presser ini, cuman ukurannya kira-kira 3 kali lebih besar. Yang tinggal di Jepang, pasti tahu yg namanya sushi presser. Tapi sushi presser saya ini kecil banget. Begini muka sushi presser saya (belinya di pecinan paris) :



Nigari sebagai agen pengental yang paling dianjurkan (mungkin karena rasanya netral) pun harusnya gak susah di cari di Perancis, karena katanya ada di supermarket jepang, atau supermarket bio, atau bisa beli zat kimiawi di apotek-apotek. Katanya sih bisa pake cuka apel. Tapi nanti asem dong? Ya udahlah, pake itu aja, mumpung punya, namanya juga percobaan.

Dan untuk kain saringannya, saya pake sapu tangan bunga-bunga saya yang warnanya ijo..hehehe.. Yang penting ada, dan terbuat dari katun juga kan, seperti yang dianjurkan di net.. tak apalah, resiko kalo warna ijonya nempel di tahu..hehehe.

Nah untuk kedelainya, sebetulnya saya punya juga. Kedelai kuning sama dengan bahan utama untuk buat tempe. Tapi males ah ngeblender-blender, untuk dijadiin susu kedelainya sebelom diolah jadi tahu. Kebetulan nih, kapan hari bikin kue kering teh hijau ala jepang, dimana bahan utamanya adalah susu kedelai. Nah, masih ada sisa susu kedelai di lemari es. Tapi susu kedelainya yg kemaren ini agak manis, ntar tahunya manis dong? Ah tapi bodo deh... rasa nomor dua, yang penting rasa penasaran terobati dulu. Ok deh... bikin dong, malam (pagi) ini juga.

Tofu presser ada juga yang jual di net, dan kali kalau rajin cari pecinan Paris saya rasa ada juga tuh. Kalau enggak, ya pakai plastik dari produk keju atau yoghurt. Itu saya gak ada juga. Yah udah, pakailah yang ada, ya sushi presser ini aja.




Saya liat-liat cara-caranya di net. Seperti biasa, saya males bikin persis2 dengan yang ada di resep... yang mirip-mirip atau kira-kia sendiri aja lah. Mo bikin kuantitas yang kecil aja kok, untuk first attempt ini.


Ternyata bikin tahu itu gampang banget. Pertama susu kedelai saya rebus sampai mendidih dan berbuih banget, trus saya tuangin cuka apelnya dikit (kira-kira aja supaya gak asem banget rasanya), saya tunggu sampai susu kedelai membentuk seperti bubur tahu kira-kira 10 menit direbus diatas apilah. Angkat dari api, abis itu saya tuangin deh ke saringan saputangan bunga-bunga tadi. Trus bubur tahu yang ada di dalam sapu tangan saya itu, saya letakin (masukin) langsung ke sushi presser. Istilahnya sapu tangan saya rebahkan juga diatas sushi presser. Ternyata jadinya malah lebih kecil kuantitasnya dibanding ukuran sushi presser saya. Abis itu sushi presser saya tutup dengan tutupannya, trus tutupnya itu dikasih pemberat, biar neken itu adonan tahu di bawahnya. Semakin berat beban, semakin keraslah tahunya. Saya ganjel pake buku bo... saya tambahin juga beban tersebut dengan beberapa toples isi air. Mayan beratlah...hehehe.. Saya diemin sampai 15 menit, kemudian saya singkirkan pemberat-pemberat itu.

Saya buka tutup sushi presser, trus saya intip... eh ... jadi loh.... Bentuknya tahu beneran, dan motif bunga sapu tangan saya gak nempel di situ.Ukurannya segede hape mini saya..hihihi... Saya coel dikit, rasanya emang agak manis, sama kayak rasa susu kedelai tadi. Juga ada rasa asem dari cuka apelnya.

Bentuknya seperti ini:


dan ini setelah saya goreng pake tepung (suka banget tahu goreng dan tepung.. apalagi pake pedes.. wuih!!!)

SALADE RESTAURANT SUKHO THAÎ PARIS



Di Paris, deket Plaza Place d'Italie, ada restaurant Thailand yang mantab banget enaknya, namanya SukhoThai. Waktu tahun lalu ke sana, penuh melulu, tuh restaurant mungil, gak ada tempat kosong. Tapi kayaknya rata-rata restaurant di Paris ya gitu ya, bisnis restaurant emang yang paling menjanjikan di sini. Specialnya restaurant ini, menurut sumber thailandku yang terpercaya, adalah restaurant ini cita rasanya asli Thailand, karena pekerja dan pemiliknya orang Thailand. Di Perancis, restaurant Jepang, Vietnam atau apalah, belum tentu pemiliknya orang asli sana, dan memang kadang-karang rasanya jadi aneh-aneh, alias jadi rancu sama masakan Cina. Kalau pemilik restauran adalah orang asli daerah tersebut, jadi agak-agak jaminan mutu deh.

Waktu itu, saya makan Salad Thailand buat hors d'oeuvre (hidangan pembuka). Saladnya wuenuakkkk banget. Saya apal-apalin ingredientsnya, biar bisa bikin sendiri di rumah. Nah ini hasilnya, tapi sepertinya ada satu bahan dalam hidangan salad, yang saya tidak tau, apa itu, makanya, rasanya masih kalah banget sama yang di restaurant.

Bahan (kira-kira aja ya takarin sendiri sesuai dengan hasrat):
  1. Daun Salada
  2. Mangga Muda (saya lagi gak punya, jadi saya pakai buah pepaya muda) diiris tipis2 (rapé gitu), atau iris julienne

Untuk Taburan (kalau saya, jumlahnya sedikit-sedikit saja)
  1. Bawang Merah mentah aja iris tipis2
  2. Daun Bawang, iris tipis
  3. Cumi Kering yang rasanya manis (beli di pecinan: Ladybird cuttle fish), iris juga
  4. Kacang Mede dikit aja, karena yg saya beli udah ada garamnya jadi asin banget ah
  5. Daun mint yg diiris
  6. Daun Koriander juga dipotong2 bow

Saus:
  1. Kecap Asin dan Saus (kecap) Ikan, jumlahnya dikit aja ya, ntar keasinan soalnya.
  2. Jeruk Nipis
Cara:

Semua bahan dicampur jadi satu.

Rasanya kayak nano-nano, manis, asem, asin dan minty. Bikin merem melek.
PS: Foto pertama adalah foto asli gimana rupa asli salad tersebut (sorry foto gak jelas.. malu2 sih motonya..hehehe). Yang kedua, adalah foto salad versi saya.

BAKWAN JAGUNG PLUS UDANG


Ini resep awalnya saya ambil lebih dari setahun yang lalu.... apa sumbernya, saya lupa. Kalo gak dari NCC, ya dari Dapur Bunda. Kalau gak salah yang post resep bilang, sumbernya dari majalah Femina jaman dulu.

Bakwan Jagung ini jadi salah satu resep andalan saya, karena waktu ada piknik sama temen2 sekelas di Champ de Mars Eiffel, saya bawa bontotan ini, trus murid-murid mancanegara seperti Jepun, Brazil, Swedia, Amrik, pada nyoba-nyoba.Juga yang compatriot Indonesia gak berhenti-berhentinya nambah. Semuanya sepakat bilang:... wah.. ennuuuakkkk banget!!! Jadi GR deh saya, mayan, promosi makanan Indonesia dikit, daripada taunya cuman masakan Jepang, Thailand ama Cina aja.
Resep (saya modifikasi dikit):
  • 80 gr tepung beras
  • 2 sdm tepung terigu
  • 1/2 sendok teh garam
  • 1/2 sendok teh merica
  • 1 kaldu blok kecil (saya gak pakai, saya ganti pakai sedikit minyak ikan dan juga cuka sedikit)
  • 1 potong daun bawang iris tipis (modifikasi saya aja, gak ada di resep asli)
  • 115 ml air (aslinya sih 125 ml.. tapi karena saya gak pake kaldu blog dan ganti dengan bahan-bahan cair lain, yah agak saya kurang-kurangin deh airnya)
  • 100 gr udang kupas potong 1 cm
  • 6 butir bawang merah, iris halus
  • 3 siung bawang putih, cincang halus
  • 325 gr jagung manis segar pipilan (2-3 jagung), kalau ini saya tumbuk kasar
  • 1 butir telur kocok (gak ada di resep asli tapi saya pakai untuk bahan perekat adonan)
  • Minyak Goreng untuk goreng deep fry (tenggelam dalam minyak lah pokoknya)
Cara :
  1. Campurkan tepung beras, terigu, garam, merica, dan kaldu blok (saya gak pakai).
  2. Tuangkan air, cuka, minyak ikan.
  3. Masukan udang, bawang merah putih, aduk rata
  4. Masukan jagung pipilan dan daun bawang iris, aduk .
  5. Masukan telur kocok, aduk adonan.
  6. Panaskan minyak goreng dalam wajan, masukkan 1 sdm penuh adonan jagung, masak hingga kunging keemasan. Angkat, tiriskan
  7. Sajikan panas-panas.

RUJAK BALI

Sorry posting resep kali ini gak ada fotonya. Makanannya udah keburu saya teguk, saking maruknya.

Resep dari buku The food of Bali, bikinan Von Holzen dan Lother Arsana, apa lagi coba? (aneh nih, turunan Bali, tapi sumber resepnya ngambil dari punyanya orang asing, dan edisi bahasa inggris).

Saus rujak ini cair, dan pakai terasi. Jadi kalau yang gak suka terasi dicampur manis, ya maaf-maaf aja....

Tahap Pertama, bikin sirup gula jawa dulu:
Gula jawa dengan air, dengan perbandingan 2:1, direbus bersama daun pandan.

Tahap Kedua, bikin saus rujak:
6 sendok asam jawa
250 ml sirup gula jawa
1 Sdt terasi bakar
6 cabai rawit utuh
1,2 sdt garam
125 ml air

Cara:
Masukan semua bahan, dan rebus sampai mendidih. Aduk rata, biarkan hingga 10 menit, dinginkan. Ambil asam jawanya, dan peras dengan saringan (ambil ekstraknya), dan buang ampasnya. Sisihkan dan dinginkan secara alami.

Tahap Terakhir, bikin rujaknya:
Buah buah pilihan (bisa nanas, pepaya, mangga muda, de el el) digabungkan dengan Saus Rujak tadi, taruh di mangkok besar.

Catatan:
Saya seperti biasa, malas bikin satu persatu. Biasanya, Tahap I dan tahap II saya gabung bikinnya. Jadi yah gula jawa, daum pandan, terasi, cabai rawit, garam dan asam jawa saya rebus bareng-bareng.

KOLAK PISANG À LA RESTAURANT INDONESIA PARIS



Ini kolak, lucu juga kalo kata saya. Pisangnya pakai pisang biasa yang diiris tipis, gak pakai pisang tanduk (atau pisang raja sih namanya?) yang gede2 itu. Nyari pisang segede gaban gitu, di Paris gak susah kok, di deket rumah saya ada beberapa toko afrika yg jual. Tetep aja sih rasanya sepet, gak seenak pisang Indonesia deh pokoknya (pisang ambonnya juga gak seenak yang di Indonesia).

Tapi teteplah ide restoran Indonesia itu diikutin. Mumpung saya masih punya sirup gula jawa yang saya simpen di dalam botol, dan taroh di lemari es (ini lumayan juga buat ngolah langsung daun pandan, jadinya gak perlu khawatir takut busuk). Restoran Indonesia di jalan Vaugirard ini, bikin kolak sebagai salah satu menu dessert mereka.

Bikin kuah kolaknya, udah pada tau kan, tapi saya sertakan resepnya juga deh, untuk yang belum tau:

  1. Air, direbus barengan dengan gula merah, daun pandan, dan santan.
  2. Kalau semua sudah kecampur, tarik dari api, dan dinginkan sebentar.
  3. Masukan potongan-potongan pisang ke dalamnya.
  4. Hidangkan.

Ide lain:
  1. Kata si Sari, restaurant ini, kalau yang pesen kolaknya bule, ditambahin sedikit alcohol, biar berasa pahit-pahit sophisticated gitu. Kalau yang pesen kolak orang melayu mah gak ditambahin alcohol. Hehehe, aneh juga ya... Boleh juga sih ditiru nih, sama para alcoholic..hehehe.
  2. Kalau saya pengennya sih, tambahin potongan buah nanas, biar ada rasa asam sekalian. Jadi deh pinacolada-pinacoladaan... seru bow...

Catatan:
Sorry nih, gula jawa di Paris rata-rata warnanya pucet-pucet, jadi warna kolaknya ikutan pucat deh. Kalau mau cari gula jawa yang gak pucet warnanya, jauh dan gak praktis, naek angkotnya berkali2.. jadi males deh tuh. Hehe.

GANGAN UDANGNYA MBAK WIENDA






Resep asli dari sesepuh masak, mbak wienda
. Saya bikin versi pemalasnya, yang semuanya pake bubuk-bubuk aja. Hehe. Hasilnya enak juga, mungkin gak seenak versi mbak, tapi mayanlah daripada gak ada.

Bahan:
  • 500 gr pak udang besar, yang saya beli di supermarket (yang masih ada sungutnya, dijual di rayon ikan segar, tapi ini juga yang udah direbus gitu, jadi warnanya merah/orange. Beda sama punya mbak, saya kupas kulit udangnya (abis dulu trauma pernah keselek sampe berhari-hari nyangkut tuh kulit di tenggorokan)
  • 2 sdm mentega
  • 1,5 sdt ketumbar
  • 1,5 sdt kunyit bubuk
  • 1,5 sdt jahe bubuk
  • 1,5 sdt serai bubuk
  • 400 ml santan kalengan (saya pakai merek Leader Price beli di FranPrix, supermarket deket rumah..hehe.. kental dan hasil akhirnya harum banget. Hanya 17% bahan lemaknya...gak tinggilah, mayan buat kesehatan)
  • 2 tomat cincang (doyan asem dan cuman saya potong kasar aja, soalnya males nyincang.. basah..hehehe)


Bumbu yg dihaluskan:
  • 5 bawang merah
  • 1 bawang putih
  • 1 ruas jari lengkuas
  • 1 cabai keriting
  • 1 cabai rawit

Cara:
  1. Kupas udang.
  2. Panaskan mentega, tumis bumbu halus, kunyit, jahe, ketumbar, serai bubuk hingga berubah warna dan harum baunya.
  3. Tuangi santan dan masukan tomat cincang segera.
  4. Masak dengan api kecil, sampai tomatnya ancur.
  5. Masukan udang. Masak udang jangan lama-lama, nanti udangnya keras.
Maaf nih, mukanya gak semanarik punyanya si mbak...hehe... Saya hidangkan dengan nasi dan toge dan haricots verts (kacang panjangnya eropa) yang dikukus. Abis itu sayur dan nasi diguyur kuahnya gangan udang ini. Uih!!!! Sumatera abis rasanya bo! Persis kayak makan di resto nasi padang deh, dan yang gak penting, gak berasa itu rasa sayur (buat yang gak doyan sayur). Wangi santannya malah lebih asoy (sorry nih, kalau muji-muji masakan sendiri...hehehe).

BATAGOR IKAN DAN WORTEL



Karangan sendiri, karena saya punya kulit lumpia, dan beberapa jenis ikan di dalam lemari es. Selain itu ada sedikit sisa wortel yang entah mau saya apain, karena gak terlalu suka makan sayur. Dimanfaatin aja lah semua2nya.. bikin somay...eh batagor deng. Ini saya bikin dengan bahan-bahan yg tinggal di Perancis. Buat yg gak tinggal di perancis, terserah deh, ikannya bisa diganti2 sesuka hati aja (soalnya kalau bikin somay sebagai bentuk awal awalnya batagor, ikannya sering saya ganti-ganti sesuka hati).Seperti biasa juga, kalau bikin resep, cuman sebagai guide atau pegangan saja, semua kreasi diserahkan kepada selera tukang masaknya masing2. Semua ukuran bahan juga dikira2.

Bahan yang dihancurkan dengan food processor:
  • 1 Ikan macquareau (Scomber scombrus) kecil dengan berat kira-kira 73 gram buang durinya sebelum dihancurkan. Kulitnya terserah, bisa dibuang atau dipakai. Kalau saya, dipakai juga.
  • 2 Ikan Cabilloud atau morue, suatu jenis ikan dari family gadus ( saya beli cabilloud jepang yang sudah dicongelé/dibekukan, di supermarket), dengan berat kira-kira 70 gram buang durinya sebelum dihancurkan
  • 1 buah wortel ukuran kecil dengan berat kira2 120 gram
  • 2 siung bawang merah besar (kalau di Perancis ukuran bawangnya lebih besar daripada di Indonesia sih)
  • 1 siung bawang putih ukuran besar (sama kayak bawang merahnya, bawang putih di sini ukurannya besar juga)
Bahan-bahan lain:
  • 1 sdt kecap asin
  • garam secukupnya
  • merica secukupnya
  • 1 butir telur kocok
  • 50 gram tepung tapioka
  • kulit lumpia basah secukupnya

Cara:
  1. Campur rata semua bahan halus
  2. Tambahkan garam dan merica serta kecap asin, aduk rata.
  3. Masukan tepung sagu, aduk rata lagi.
  4. Masukan telur kocok ke dalam adonan, aduk rata juga. Adonan ini agak cair, warnanya orange banget, pengaruh dari wortelnya. Tapi nanti rasa wortelnya malah gak terlalu berasa karena udah bercampur dengan ikan-ikan dan bumbu.
  5. Sendokan satu sendok teh adonan ke tengah kulit lumpia basah
  6. Dengan ujung jari yang dibasahkan air, bikin bentuk lingkaran di kulit lumpia, tepatnya sekitar adonan yang udah ditaruh tadi. Kemudian pertemukan sisi satu dengan sisi lainnya, tekan hingga nempel. Gak usah semua di tutup loh, asal ketutup dikit aja.
  7. Lakukan hal yang sama kepada kulit lumpia lainnya, sampai adonan habis.
  8. Goreng di minyak panas yang banyak sampai warna batagor kuning keemasan.
Untuk bikin 14 butir batagor.

RAMUAN PINACOLADA JAMAN KOST-KOSTAN



Entah nih, lagi demen banget ama santan dan mumpung udah mo masuk musim anget2. Mampus dah gue... bisa krisis jantung nih lama-lama kalau nyantan terus. Orang mah nyabu kebanyakan..ini gue nyantan. Santai karena masih legal.


Berikut, salah satu resep pinacolada, minuman kesukaan saya. Ide (resep) didapet waktu jaman kost-kostan tercinta di Bandung. Pertama minum, sama anak-anak kost juga, waktu makan di restaurant sunda jalan raya Dago yang deket sama SMA 1.. terkenal, tapi lupa namanya). Suatu malam, kita pengen banget minum pinacolada ini. Pada larut malam, bersama-sama, para cewek-cewek jagoan nan baik hati itu, pergi mencari santan kotak Kara, di kios yang masih buka di pinggir jalan. Kebetulan hari itu ada yang baru beli pisang dan nanas di pasar simpang dago atas. Sip, semua bahan udah kekumpul, kita ngejus deh malam itu (pake blendernya sapa itu dulu ya, lupa, asli berisik banget suaranya deh). Tapi waktu itu kok hasil olahan alias rasanya, agak gagal yah, entah apa karena too many hands spoil the broth, alias terlalu banyak "tangan dan mulut" yang ikut campur, atau karena kita yang oon-oon dalam dunia perkulieneran. Nah ini resep modifikasi saya yang mungkin (gak jaminan juga hehe), lebih baik daripada yang dulu...


Cara bikinnya gampang banget:
200 ml santan kental
2 buah pisang ambon
567 gram nanas potong kalengan (beserta sirup di dalam kaleng)
gula secukupnya (saya pakai syrup gula jawa, itu loh yg cara bikinnya adalah: gula merah, dan air, direbus barengan dengan daun pandan.... andalan saya ceritanya).

Semuanya diblender sampai halus...Sajikan dengan es batu sedikit, biar agak dingin gituh.

Nah bagi yang demen minuman beralcohol, ya dicampurkan aja dikit rhum. Bisa jadi aperitif yang menyenangkan di kala été/ summer/ musim panas. Tropical sekali deh..hehe.

Nah berikut adalah foto beberapa cewek jagoan nan jagoan dan gembira yang beberapa diantaranya makan di sawung sunda dan mencari-cari santan kara yang saya sebut diatas:

GUDEG



Akhirnya.. saya berhasil juga bikin gudeg... Dan yang penting lagih, ini gudeg pake panci tekan. Setelah mencari-cari resep-resep yang pake panci tekan, akhirnya nemu juga. Kayaknya sih saya dapet dari situsnya mbak ini, mbak Enji (nemu di net, saya gak kenal sama dia, tapi boleh ya mbak, niru resepnya), saya print, tapi setelah saya cari-cari lagi linknya kok gak ada ya? Kayaknya sih bener dari dia deh.


Ternyata, panci tekan itu emang kayak komputer, membuat hidup menjadi lebih mudah. Masak gak perlu lama-lama, dan tinggal masuk-masukin aja bumbunya. Panci tekan yang ada di rumah, sebetulnya punyanya suami, dibeli waktu jaman kita belom saling kenal, jadi udah agak lama juga dia beli ini barang. Dia emang demen banget beli peralatan dapur, karena dahulu (garis bawah dahulu, sebelom kenal masakan saya..hehehe), dia doyan masak. Setelah saya hajar berkali-kali dengan masakan Indonesia, dia jadi gak pede lagi masak untuk kita berdua.

Saya saranin, sempet-sempetin deh beli yang namanya panci tekan (autocuiseur-pressure cooker). Bisa buat masak rendang juga kalo gak salah. Besok-besok mau juga ah nyoba resep daging habangya tetangga, dan juga rendang (kalau nemu resepnya). Masalahnya, gak banyak resep masakan Indonesia yang pakai panci tekan ini (tapi banyak resep masakan perancis pakai autocuiseur ini). Soalnya harus kira-kira berapa takaran pasti tiap bahannya, dan berapa waktu lama masaknya biar gak gosong alias kekeringan air.



Oke, back to Gudeg yang saya contek, ini dia resep yang sudah saya modifikasi (resep untuk dua orang yang lagi diet aja ya, alias gak banyak juga..hehe):

Bahan:
  • 400 ml santan kentel Free Image Hosting at www.ImageShack.us (saya demen kentel-kentel soalnya dan saya pakai santan kalengan merek leader price yang kentelll ituh..hehehe)

  • 280 gr nangka muda dan 285 gr/ml air Free Image Hosting at www.ImageShack.us (kalau pakai nangka kalengan yang merek Cock, udah jadi satu semuanya dalam satu kaleng). Saya gak potong-potong lagi nangkanya. Langsung saja masuk.
  • 1 cuisse de poulet (cuisse de poulet adalah daging ayam yang bagian paha atas dan paha bawahnya nyambung jadi satu leg, thigh, upper section of the leg between the knee and the hip - ini saya bagi berdua sama suami, karena toh masih ada telor rebus sebagai lauknya)
  • Gula merah secukupnya (saya pakai kira-kira 1 sendok makan, tapi ini manis banget kayaknya, harus berbanding juga sama kecap manisnya sih ya)
  • Kecap untuk memberikan warna coklat (saya mungkin pakai sekitar 3 sendok makan biar agak pekat)
  • Garam secukupnya
  • 4 lembar daun salam
  • 1 cubitan kecil asam jawa, (karena asam jawa yang dijual di sini asemnya minta ampun, kapok banyak-banyak)
  • Telur rebus dengan jumlah suka-suka (saya gak pake karena kelupaan, jadinya telur rebusnya malah nyusul belakangan).

Bumbu yang dihaluskan (saya blender aja):
  • 6 siung bawang merah (bawang merah di perancis gede-gede sih, tapi saya sengaja pakai banyak, biar medok sih..hehehe).
  • 3 siung bawang putih
  • 2 cabai rawit atau sesukanya (karena saya suka pedas sebetulnya, tapi harus kompromi juga sama mulut si mas, dia gak apa makan pedes, tapi jangan yang pedesnya kayak setan)
  • 1 sendok teh ketumbar bubuk
  • 1/2 sendok teh jinten bubuk
  • 4 butir kemiri sangrai

Cara:
  1. Semua bumbu dan bahan dimasukan ke dalem tangki panci tekan itu.
  2. Nyalain apinya, aduk-aduk sebentar
  3. Tutup panci tersebut
  4. Masak 45 menit, terhitung dari panci mulai berdesis
Catatan:
  1. Kira-kira dalam 45 menit ini, bahan-bahan sudah empuk, dan masih ada airnya (kuahnya).
  2. Kata resep aslinya, kalau mau kering, biarkan masak sampai air habis (dengan api kecil dan diaduk-aduk biar gak gosong kali ya?), tidak perlu ditutup pancinya. Kalau saya, karena udah lapar, hajar bleh aja, gak pake ngeringin lagi kuahnya, toh kuantitasnya juga gak banyak amat alias tinggal dikit.
  3. Saya pakai nangka kalengan yang dijual di quartier chinois atau KBRI (dan itu semua isinya, air dan nangka saya masukin semua, gak saya potong-potong lagi, jadi hitungan nangka dan airnya totalnya ya 565 gr).

Nah, ternyata si suami doyannnnn banget sama masakanku ini, katanya perpaduan manis dan asinnya wuennuak tenan. Walhasil dia ngorek-ngorek panci melulu nyari sisa-sisa kuahnya. Hahaha.. dia belum tau aja yang namanya gudeg pasar Cikini di Jakarta, duh jauh lebiiihhhh mantap, yang jual mbok-mbok Jogja. Tapi gudeg yang saya buat ini rasanya mirip-mirip lah (maunya disamain sama gudeg bu Tjitro kebayoran..hehe...mimpi), walaupun mukanya gak sama persis sama gudeg manapun.

Saya suruh dia ngapal-ngapalin tuh namanya, GUDEG pake 2G (duh kayak ponsel).. bukan BUDEK yah mas... hehehe. Katanya jadi pengen pulang ke Indonesia.. gimana, kita jadi kan ke Jogja nanti?