Friday, August 31, 2007

Kotak Harta Karun

Lagi beres-beres dapur tadi pagi, eh tau-tau nemu kotak lebanon yang jarang banget kami buka-buka. Saya liat bentuk kotaknya cantik banget, dan si mas gorilla seneng banget ngumpulin kotak ginian di rumah. Saya buka.. eh ternyata dalamnya ada beberapa bumbu rempah-rempah arab, bangsa Safran atau saffron dan Cardamome (Kapulaga). Benar-benar kotak harta karun, karena safran ini harganya mahal sekali di Perancis. Ternyata bumbu-bumbu ini emang dibeli sama mas Gorilla udah lama banget, waktu dia kunjungan ke situ. Wah berarti udah toku banget ini bumbu-bumbu. Apa masih bagus? Ah bodo deh, saya mo pakai juga, apapun yang terjadi, hehe. Lumayan besok-besok kalau mau masak masakan timteng, gak harus beli safran lagi deh.


kotak Libanon

Kotak Terbuka

Thursday, August 30, 2007

Dapur suami # 7: La Spanakopita



Resep Maxi Cuisine (Agustus - September 2007). Makanan yunani yang menggunakan feuille filo inilah yang akhirnya menginspirasikan saya bikin martabak asin kapan hari.

  • Bahan:
  • 1 kg bayam cincang yang dibekukan (dijual di supermarket bagian bahan makanan beku)
  • 3 bawang putih besar
  • 1 bouquet aneth kami gak pakai, karena gak punya
  • 8 lembar feuille/kertas filo
  • 300 gr keju feta
  • 3 telur
  • 1 sdm susu (fakultatif)
  • 20 g mentega
  • olive oil
  • garam
  • merica

Persiapan:
  1. Thawed (décongeler/cairkan) bayamnya. Kupas bawang, iris tipis. Tumis dalam 3 sdm minyak olive, masukkan bayam, garami dan mericai, kecilkan api, masak selama 5 menit.
  2. Cuci, keringkan dan cincang daun aneth. Campurkan dengan feta yang dipotong dadu. Masukkan semuanya ke dalam bayam, kemudian masukkan telur yang sudah dikocok (seperti mau bikin omlette). Beri garam dan merica.
  3. Cairkan 20 g mentega, tambahkan susu. Lapiskan 6 kertas filo dengan adonan mentega-susu ini. Letakkan dalam dasar suatu plak (tatakan) anti panas. Letakkan bayam di atasnya, kemudian tutup dengan 2 kertas filo, kemudian lumuri atasnya dengan campuran mentega-susu. Lipat pinggirannya, ke arah dalam.
  4. Dengan pisau tajam, sayat permukaannya membentuk petak-petak sawah. Tutupi dengan campuran mentega-susu.
  5. Masak selama 45 menit dalam oven 200°C hidangkan hangat-hangat.

Dapur suami # 8: Kentang dengan ikan dan tomat



Nama aslinya sih Parmentier de poisson à la tomate. Resep Maxi Cuisine (agustus - September 2007)

Bahan:
  • 150 g filet ikan (dia pakai filet bebek, margret de canard)
  • 500 gr kentang
  • 2 tomat besar
  • 2 siung bawang putih
  • 1 bawang bombay
  • 1 sdm daun persil cincang
  • 100 gr parmesan parut
  • 15 cl cream cair
  • minyak olive
  • garam
  • merica


Persiapan:
  1. Kupas, cuci, dan parut kentang. Letakkan parutan tadi, ke tengah serbet bersih, buat buntelan, dan peras, hingga air keluar dari kentang tadi. Campur dengan parmesan, bawang putih, dan bawang bombay di mangkok besar. Beri garam dan merica.
  2. Taruh setengah bagian dari kentang ke dalam plak tahan panas yang sudah diolesi minyak. Taruh potongan filet ikan (atau bebek) ke atasnya. Berikan garam dan merica. Tutup dengan sisa kentang.
  3. Letakkan cream cair.
  4. Letakkan irisan tomat ke atasnya. Tutup plak dengan kertas alumunium, dan panggang selama 25 sampai 30 menit, dengan panas 180°C. Bubuhkan daun persil cincang, hidangkan.

Kangkung Siram Saus Kecap Petis


Tadinya pengen coba bikin rujak cingur yang resepnya bisa dilihat dari milis dapur bunda. Tapi banyak banget bahan yang saya gak punya, sedangkan saya cuman punya kangkung dan petis. Harus ngabisin isi lemari es sebelom liburan nih.

Ya udah, saya bikin aja saus petis dan kecap lah yaww... Porsi cuman cukup untuk makan siang saya seorangan aja.


Bahan saus:

  • 2 sdm petis
  • 1 sdm sambel ulek (atau cabai ulek).
  • 1 sdt terasi
  • 1 sdm ebi kering
  • air 1/2 gelas kecil
  • sedikit minyak untuk menggoreng
  • 2 sdm kecap (atau sesukanya)

Bahan lain:
  • Daun kangkung yang direbus cara blanchir
  • Tahu yang dipotong kotak-kotak, digoreng dengan sedikit minyak (atau digoreng dengan cara deep fried juga oke).

Persiapan:
  1. panaskan minyak dalam penggorengan, masukan terasi.
  2. Masukkan cabai.
  3. Masukkan ebi kering dan petis
  4. tambahkan air.
  5. Berikan kecap.

Hidangkan dengan cara menyiramkan Saus di atas tahu dan kangkung. Makan pakai nasi nikmat juga.

Dapur Suami # 6: Aubergines à l'indienne (terong cara india)



Yah.. sayur lagi sayur lagi mas... sumbernya masih juga maxi cuisine (agustus - september 2007). Tapi ini.. ennnuuuuakkkk banget. Sumpe.. gue yang gak suka terong jadi lumayan suka. Gurih abis!!!

Bahan:
  • 4 terong besar
  • 2 siung bawang
  • 100 gr tepung panir
  • 2 telur
  • minyak olive
  • 1 sdt bubuk curry
  • garam

Persiapan:
  1. cuci terong, potong memanjang tipis-tipis, kira-kira 5mm. Beri garam, letakkan dalam saringan besar, diamkan 15 menit agar airnya keluar.
  2. campur dalam piring, bawang putih cincang, tepung panir, dan 1sdt bubuk curry. Dalam mangkok yang lain, kocok telur bersama dengan satu cubitan garam.
  3. Celupkan terong dalam telur kocok, kemudian lumuri dengan campuran curry. Goreng dalam wajan besar yang diisi sedikit minyak panas, sekitar 15 menit setiap sisinya.
  4. Hidangkan panas-panas
Tips dari si tukang masak:
Bisa juga dikasih lauk makanan laut, seperti ikan atau udang, juga cumi yang dibubuhi tepung curry ini. Makan dengan mayonaise asik juga.

Es Krim Jeruk



Resep diambil dari Glaces et Sorbet (Parragon, 2005). Porsi 6-8 orang. Saya gak punya alat bikin eskrim, jadi ya resikonya kalau terbentuk lapisan kristal di es krim saya. Tapi rasanya bukannya gak enak kok.. hehehe.


Bahan:
  • 30cl susu full cream
  • 90 g gula pasir
  • 3 kuning telur
  • 30 cl cream tebal (thick, épaisse) atau krim untuk membuat whip cream
  • 3 jeruk besar, dan 3 jeruk yang dipotong seperempat untuk hiasan
Cara:

  1. Masukkan susu dalam suatu panci, dan panaskan sampai mendekati mendidih. Tarik dari api.
  2. Dalam suatu mangkok, kocok bersama-sama gula dan kuning telur, hingga dicapai suatu campuran yang putih, dan jika anda menariknya dengan sendok, akan terbentuk suatu pita. Tambahkan susu ke dalamnya, aduk secara konstant dengan sendok kayu. Saring dengan saringan yang sangat tipis. Masak dengan api kecil selama 10 sampai dengan 15 menit, hingga tebal dan menutupi sendok pengaduknya. Jangan didihkan. Tarik dari api, biarkan dingin secara alami, selama satu jam, sambil sesekali diaduk-aduk, agar tidak terbentuk lapisan di permukaannya.
  3. Sementara itu, parut 1 jeruk utuh, untuk mendapatkan kulitnya, peras 3 jeruk, untuk ambil airnya (sekitar 35 cl).
  4. Kocok thick cream hingga kental, masukkan dalam kulkas. Pada saat adonan telur sudah dingin, masukkan parutan kulit jeruk dan jus jeruk, aduk rata.
  5. Masukkan adonan dalam freezer dalam wadah tanpa tutup, selama 1 sampai 2 jam, sampai pinggirnya beku. Masukkan dalam mangkok, kocok dengan garpu atau dengan mixer. Masukkan thick cream. Letakkan dalam wadah tertutup, masukkan dalam freezer, dinginkan selama 2 sampai 3 jam, hingga beku semuanya. Hidangkan dengan potongan jeruk yang dipotong seperempat.

Dapur suami # 5: Zucchini dan Jamur masak Cream



Nama aslinya sih, Fricassée de courgettes et champignons, saya gak tau gimana nerjemahin itu semua. Diambil dari majalah Maxi Cuisine (agustus - september 2007). Yah.. gini deh kalo dia yang masak... sayur mayur!!! O... tidaaaaa..... (tapi tetep dishare..hehe).

Bahan:
  • 600 gr jamur kancing (petits champignons de paris)
  • 3 zucchini
  • 1 bawang bombay
  • 1 bouquet daun chives (ciboulette)
  • 1 citron
  • 20 cl crème cair
  • 4 sdm olive oil
  • garam
  • merica

Persiapan:
  1. cuci zucchininya, potong melintang. Bersihkan jamur dengan serbet lembab, potong bentuk seperempat. Iris daun chives. Parut kulit jeruk.
  2. tumis bawang bombay cincang dalam minyak olive. Masukkan zucchini dan jamur, berikan garam dan merica.
  3. Masak terus dalam api sedang selama 12 hingga 15 menit. Tuangkan cream dan kulit jeruk parut. Didihkan dan biarkan selama 3 sampai 4 menit. Taburkan daun chivesnya.

Dapur suami # 4: Petits moelleux aux amandes et au beurre salé (Kue Almond Membal)



Resep diambil dari sini. Yang bikin, ya bukan saya, tapi si mas gorilla yang punya tangan berbulu itu loh... hehe.


Bahan:
  • 200 g mentega semi asin
  • 125 g bubuk kacang almond
  • 150 g gula pasir (yang berwarna agak coklat.. nggg.. bahasa indonesianya apa ya?)
  • 5 putih telur
  • 15 g tepung

Persiapan:
  1. Lelehkan mentega hingga berwarna keemasan. Tuangkan dalam suatu tatakan yang dingin.
  2. Campur gula, tepung, dan bubuk almond. Kocok putih telur tanpa mixer, hingga berbusa. Masukkan campuran tepung, kemudian tambahkan mentega leleh.
  3. Masukkan adonan dalam cetakan kecil (seperti di foto), kemudian dinginkan selama dua jam.
  4. Panggang selama 15 menit dalam oven 180°C-200°C

Kue ini mengingatkan saya kepada kue mangkok di Indonesia (eh yang warnanya pink, ijo, gitu namanya kue mangkok khan?), tapi yang satu ini rasanya lebih ke mentega. Dalemnya jadi rada mirip kayak campuran antara martabak manis dan kue bika ambon, bolong-bolong gitu. Seru!

Huîtres à l'asiatique (oyster cara asia)



Orang-orang Perancis senang betul makan oyster mentah. Oyster mentah ini dihidangkan sebagai makanan pembuka, dan diseruput dari kerangnya begitu saja.

Ketika kami kemarin ke Normandie, kami sempatkan diri beli oyster untuk makan di rumah, walaupun kami tau, kalau oyster Normandie masih kalah enak dengan oyster Bretagne. Konon, oyester yang datang dari daerah Bretagne adalah oyster yang terbaik di dunia.

Bosen makan oyster (huître) mentah, à la Perancis, maka ketika kami kemarin membeli oyster lokal Normandie, saya memasak sebagian darinya. Dan tentu saja, sebagian lagi kami makan dengan cara mentah.

Resep diambil dari Tout Vapeur (marabout, 2006). Seperti biasa, pasti ada modifnya. Yalah... kalo nggak kan tinggal beli aja bukunya, gak usah saya share di sini... hehehe..Resep ini cocok untuk hidangan pembuka

Bahan:
  • 12 oyster
  • 2 siung bawang putih cincang kecil-kecil
  • 1 sdt jahe bubuk
  • 2 bawang bombay cincang dadu
  • 2 sdm kecap jepang (saya pakai jauh lebih banyak dari itu, karena suka dengan rasanya)
  • 3 sdm minyak arachide (saya pakai minyak goreng biasa, karena waktu itu gak punya)
  • daun ketumbar (saya ganti dengan irisan daun basilic)

Cara:
  1. Letakan kertas sulfur (kertas roti) di atas keranjang kukusan. Buka oyster, (masih dengan rumahnya) letakan di atas kertas.
  2. Campur bawang putih dengan jahe, bawang bombay, kemudian letakkan di atas oyster. Teteskan kecap di atas semua oyster. Kukus oyster selama 2 menit, di atas air yang hampir mendidih.
  3. Panaskan minyak di dalam panci, sampai keluar asapnya. Teteskan di atas oyster. Bubuhkan daun ketumbar (basilic).
  4. Hidangkan.

Ngomong-ngomong, bahasa indonesianya oyster apaan ya?

Wednesday, August 29, 2007

Perkedel Jagung dengan Kunci



Kenapa ya saya demen banget bikin perkedel jagung. Kemaren liat dadar jagung pedasnya mbak Wienda, saya jadi pengen bikin. Tapi saya gak pengen makan pakai nasi, jadi ya udah pengennya bikin perkedel sekalian, buat makan malem. Saya menggabungkan ide resep mbak Wienda dengan perkedel jagung manadonya mbak Rieke di Sexy Chef..


Ini resepnya (takarannya kira2 saja ya)
Bumbu halus, blender:
  • 3 lembar daun jeruk, karena saya pakai daun jeruk kering, saya rendem di air panas sebentar
  • 4 cm kunci
  • 1 sdt sambel ulek
  • 3 siung bawang putih
  • 4 siung bawang merah besar (maklum saya emang demenbanget makai banyak bawang)
  • 2 sdt ketumbar bubuk

Bahan lainnya
  • 280gr jagung kaleng
  • 5 sdm tepung beras
  • 5 lembar daun bawang ambil bagian putihnya, iris tipis-tipis
  • 2 butir telur kocok lepas
  • minyak banyak untuk menggoreng deep fried

Cara:
  1. Campur semua bahan dalam mangkok besar, aduk rata
  2. panaskan minyak banyak dalam penggorengan
  3. ambil satu sendok adonan, tuangkan dalam penggorengan, goreng sampai matang.
  4. hidangkan tanpa menunda, makan dengan kecap manis atau cabai.
PS: lain kali mau ah ditambahin pake kunyit dan jahe, biar makin mantap banyak rempah-rempah, kayak perkedelnya si ibon...

Labu Masak Pakai Dashi


Resep diambil dari Sushi et Compagnie (Maraboutchef, 2001). Resep asli bikin dashinya from scratch, kalau saya udah punya dashi bubuk, jadi tinggal dipake aja gitu, lebih praktis. Terus terang, saya belom pernah makan labu sebelom ini. Tiap ke kedai makan jepang, saya sering liat labu seperti ini di tempat mereka, jadi ngiler. Setelah nyoba.. well.. not bad. Tapi bahwa labu adalah bagian dari sayur.. euh.. rasanya ya saya gak bisa terlalu ngefans dengan labu. Abis rasanya masih berasa agak "sayur". Saya oke-oke aja makan sayur, asal porsinya gak banyak-bayak.

Bahan:
  • 1/4 bagian dari satu labu siam, yang dipotong kotak-kotak, buang bijinya, tapi jangan dikupas
  • 200 ml air
  • 2 sdm mirin
  • 2 sdm kecap jepang
  • 1 sdt bubuk dashi

cara:
  1. potong bagian kulit yang paling menonjol dari punggung labu, agar labu menyerap cairan
  2. letakan labu dalam panci, dengan cara menaruh bagian punggungnya ke bawah. Masukkan dashi, mirin, air, gula ke dalam panci. Didihkan, kecilkan api, biarkan masak dengan keadaan panci tertutup, selama 5 menit. Kemudian balik potongan labu (posisi tidur), masak selama 2 menit.
  3. Masukkan kecap, masak selama 8 menit sampai labu agak masak.
    Tarik panci dari api, tunggu sampai asapnya hilang. Hidangkan dengan sedikit kuahnya.

Tuesday, August 28, 2007

Ayam Taliwang



Resep diambil dari tempatnya mbak Wienda. Tapi ada perubahan-perubahan yang saya lakukan, gak banyak sih, paling ukuran, jenis ayam.. hehehe.. abis yang ada di lemari es ya saya pake semua. Dan bumbu saya tambahin banyak karena emang doyan medok.. hehehe..Dan saya tambahin daun jeruk, sereh, dan ganti jeruk purut dengan lemon biasa. Yah senada seperti mbak Wien bilang, ini resep ya disesuaikan dengan selera masing-masing, jadi maaf kalau ada orang Lombok yang kira-kira bete ngeliat resep daerahnya dimodif sama saya jadi begini, hehe.


Bahan:
  • 3 ayam bagian ketek... euh sayap deng.
  • 1 paha atas bawah ayam
  • 4 tomat, potong dadu kecil
  • 3 siung bawang putih
  • 4 siung besar bawang merah
  • 2 cabai merah
  • 1 sdm pasta terasi
  • 1,5 sdm kencur bubuk
  • 2 lbr daun jeruk
  • 1 batang citronelle (sereh) ambil bagian putihnya
  • 1 sdt Gula merah
  • 1 sdm gula pasir biasa
  • air jeruk lemon yang didapat dari satu buah lemon
  • Garam

Cara:
  1. Bersihkan ayam, cuci, lumuri dengan terasi dan kencur, sisihkan
  2. Haluskan bawang merah, putih, cabai, gula merah, dan sereh. Tumis dalam sedikit minyak panas, masukkan tomat, aduk rata sampai tomat mencair.
  3. Masukkan ayam dan daun jeruk, masak hingga ayam menjadi 1/2 matang, masukkan air lemon, teruskan masak hingga 3/4 matang, sambil diaduk-aduk sebentar, kemudian angkat wajan dari api.
  4. Ambil bagian ayamnya saja, bakar ayam dalam tempat bakar, oleskan sekali-sekali bumbu tomat sisa ayam tadi, sambil dibalik-balik ayamnya. Masak hingga matang benar kalau gak mau kena virus flu burung.
  5. Hidangkan dengan ditemani sambal tomatnya sebagai sambal cocolan.
  6. Makan dengan nasi putih dan sayur kangkung yang direbus blanchir (sayur dimasukkan di dalam panci berisi air panas mendidih, kemudian ditiriskan, disiramkan air dingin).

Monday, August 27, 2007

Tiramisu aux Biscuits Roses



Resep saya ambil dari makalah Maxi Cuisine (edisi untuk agustus - september 2007). Tapi karena saya gak punya strawberry, saya ganti dengan blackberry (baru nyolong di kebon orang kemaren). Udah gitu, crème anglaisenya saya gak punya yang beli jadi. Jadi saya bikin sendiri aja, coba-coba. Kata si keong mas, crème ini sama dengan crème patisière yang biasa dipakai untuk fillingnya kue sus.


CREME ANGLAISE
Saya bingung sama yang namanya crème anglaise, karena saya pikir, ini nama yang diberikan oleh orang Perancis atas crème yang dibikin cara (datang dari) inggris (crème anglaise= english cream kalau diterjemahkan langsung). Tapi ternyata ketika saya google di net dengan kata kunci crème anglaise, semua situs yang keluar adalah situs dalam bahasa inggris, tapi crème anglaise tidak diterjemahkan dalam bahasa inggris (english cream), tapi tetep ditulis crème anglaise. Malah ada satu situs yang menurut saya lucu, yang secara tidak langsung mengatakan kalau crème anglaise itu adalah crème vanila à la Perancis. Tapi pas saya coba lagi dengan English curstard cream, baru deh ada resep bahasa inggrisnya.

Crème anglaise ini bisa dibeli jadi, tapi karena saya lupa beli, saya terpaksa bikin, dan berpatokan pada situs ini, atau bisa juga berpatokan sama apa yang dikatakan mas wikipedia. Tapi semua saya sesuaikan dengan kebutuhan saya sendiri dalam mebuat kue ini, dan bikinnya juga cara saya banget deh (yang penting asal ada aja crème anglaisnya) hehe.

Crème Anglaise
  • 3 kuning telur
  • 64 gr gula pasir
  • 200 ml susu
  • 1 sdt essence vanila cair

CARA
  1. kocok kuning telur dengan gula dengan kecepatan tinggi, sampai adonan berwarna kuning muda dan sedikit mengembang.
  2. Panakan susu dalam panci dengan api kecil, masukkan vanila, aduk-aduk. Masukkan adonan susu, aduk hingga kental (hingga sendok pengaduk tertutup oleh adonan yang mengembang).
  3. tarik dari api, sisihkan hingga dingin, kemudian dinginkan di lemari es selama 2 jam.

BISCUITS ROSES DE REIMS
Untuk biscuit Rose de Reims (pink). Biscuit ini sebetulnya sih sama kok kayak Lady Fingers. Cuman, warnanya pink. Entah kenapa dikasih nama biscuits roses de Reims (nama salah satu kota di timur Paris). Coba aja liat sejarahnya di sini. Yah kalau gak bisa nemu, ya sudah pakai aja lady fingers biasa kali yeee..hehe.

GRAND MARNIER
Untuk grand marnier, saya gak punya, saya pakai rhum biasa. Kalau tidak suka pakai alcohol, bisa diganti dengan jus jeruk biasa (menurut resep aslinya sih gitu).


TIRAMISU AUX BISCUITS ROSES
  • 600 gr strawberry (saya ganti dengan blacberry dan saya gak pakai banyak-banyak juga -acem!!)
  • 6 biskuit rose de reims atau lady fingers (saya sarankan pakai 12 karena lady fingers lebih kurus daripada biskuit reims)
  • 1 sdm gula tepung yang halus
  • 10 cl crème fleurette (krim sedikit kental untuk membuat whip cream)
  • 250 gr mascarpone
  • 20 cl crème anglaise
  • 6 sdm grand marnier
  • 50 gr kacang almond yang diiris (saya gak pakai, bukannya gak punya, emang males aja ngiris..hehe).
CARA:
  1. cuci bersih strawberry dengan air dingin, letakkan di kertas tisu, iris tipis, dan panggang kacang almond
  2. dalam mangkok besar, kocok menggunakan mixer gula tepung dengan mascarpone hingga halus, kemudian masukkan crème fleurete dingin dan kocok lagi hingga didapatkan campuran crème yang lembut.
  3. Siapkan 6 gelas (saya pakai gelas ukuran tinggi sekitar 7 cm, diameter 7 cm juga). Potong biskuit pink besar-besar. Masukkan satu potongan ke dalam gelas kecil. Lakukan terhadap sisa biskuit. Tuangkan 2 sdm crème anglaise ke dalam masing-masing gelas atau bagi rata, hingga crème anglaisenya habis dalam 6 gelas tadi. Masukkan potongan strawberry ke dalamnya. Berikutnya, masukkan 1 sdm grand marnier ke dalam satu gelasnya (lakukan hal yang sama terhadap gelas lainnya). Masukkan 2 sdm crème mascarpone ke dalam satu gelas/bagi rata terhadap 6 gelas tersebut. Taburkan irisan almond. Dinginkan di lemari es selama 2 jam.

Saya suka banget sama resep crème tiramisu ini. Bisa dipakai untk bikin kue tiramisu biasa (yang pakai cafe dan coklat tabur itu). Bikinnya gak repot, karena gak pakai kuning telur, dan adonan yang dihasilkan padat dan lezat banget, gak terlalu blenger karena kuning telor.

Sunday, August 26, 2007

Martabak Asin, Kulitnya Pakai Kertas Filo



Saya udah lama pengen bikin martabak asin. Dulu pernah juga coba resep mbak Rieke si sexy chef. Berhasil kok, cuman saya lupa ya bentuknya gimana, yang ngerjain kulitnya suami saya, keong masku sayang/Mas Gorilla, dan hasilnya gak saya foto (jaman belom ikutan MP, kebutuhan pamernya belom gede..hehehe).

Memang yang bikin orang males bikin martabak asin (dan juga manis..hehe), adalah kulitnya. Kapan hari, salah satu kontak saya, mbak Atina, juga menyarankankan untuk memakai kulit lumpia yang dadar. Boleh juga idenya. Kebetulan, kemaren ada acara piknik di Essone, saya berencana bikin martabak asin buat bekal. Dan kebetulan, ada sisa feuille filo, sisa dari si keong mas bikin spanakopita, makanan khas Yunani, beberapa hari yang lalu. Saya liat-liat, kertas filo ini bisa juga dipakai untuk kulit martabak, karena rasanya crunchy gitu. Ya udah, saya bikin martabak pakai kertas filo deh. Tapi oonnya, saya lupa pakai tips yang diberikan oleh mbak Atina:

"pakai kulit lumpia yang paling baik yang model dadar bulat, bukan yang model spring roll.
Lalu pakainya jangan cuma selembar tapi didouble, bahkan di-triple kalau perlu. Hasilnya nanti ga berlapis-lapis koq.
Terus isinya aku sih suka pakai yg model dicampur bumbu gulai. Paling enak juga pakai daging giling yang daging ayam, entah kenapa kalau daging sapi rasanya aneh.
Telur dikocok lepas itu jangan langsung dicampur dengan ayam giling dan daun bawang. tapi dipisah. Waktu kulitnya siap, taruh dagingnya, terus daun bawang, lalu ditaruh telur kocok seperlunya.
Cara ini mencegah supaya ga terlalu basah, yang biasanya menyebabkan kulitnya jadi keriput dan ngga bisa kering halus kulit martabaknya.
Terus waktu dikeringkan juga jangan dibolak-balik. Yang bagian halus tetap diatas , kalau dibalik, minyak jadi ngendapnya pindah. Akibatnya kulit jadi keriput lagi dan lembek"

Saya pakai gabung-gabung resepnya sexy chef, sama resep ini. Kira-kira begini resep saya:

Bahan kulit:
  • feuille filo secukupnya
Bahan isi:
  • 2 siung bawang putih iris tipis
  • 250 gr daging cincang
  • 5 ujungnya spring onion (karena saya lagi pengen aja gitu, pake itu, karena lagi punya banyak, harusnya pakai bawang bombai dan yang dipakai gak sampe lima siung gitu)
  • bubuk lada secukupnya
Bahan pelapis martabak:
  • 4 butir telur kocok
  • daun bawang diiris tipis-tipis
  • garam
  • merica
Cara bikin isi:
  1. tumis bawang putih dan spring onion, sampai harum
  2. Masukkan daging, masak sampai rata
  3. masukkan lada, dan garam.
  4. sisihkan, biarkan dingin
Cara bikin martabak:
  1. Dalam mangkok besar, campur telor, aduk rata. Kemudian masukkan daun bawang, juga daging cincang. Aduk hingga rata.
  2. Panaskan minyak yang lumayan banyak dalam penggorengan yang besar (saya pakai penggorengan paela, masakan khas spanyol). Letakan satu feuille filo (saya lipat feuille filo ini biar kulitnya gak ketipisan/cepet robek, lagipula feuille filo ini ukurannya terlalu besar untuk penggorengan saya. Tapi terserah saja kalau mau kulitnya tipis, dan penggorengannya muat, ya silahkan gak usah dilipat).
  3. Segera masukkan adonan isi ke atas kertas filo. Jangan tunggu feuille filo ini kering, karena nanti bakal jadi susah dilipat (robek).
  4. Segera lipat adonan isi ini dengan feuille filo disekitarnya.seperti melipat amplop. Tunggu hingga agak kering, balik-balik. Masak hingga matang.
Yah itu dia cara saya. Terus terang, saya belum menguasai benar teknik menggoreng dan melipat martabaknya ini. Mudah-mudahan nanti saya bisa menyempurnakannya, dan juga pengen coba juga metodenya mbak Atina biar gak keriput dan cepat basah. Terimakasih ya mbak Atina, tipsnya.

Ps:
  1. Sepertinya resep saya ini gak bisa diaplikasikan di setiap negara, hehe. Apalagi di Indonesia, kan mending beli aja martabak utuh, gak repot gitu..hehe. Saya menemukan kertas filo di bagian freezer supermarket besar. Namun, sepertinya kertas filo ini lazim dijual di mana-mana, karena ternyata banyak sekali makanan khas mediteranean (termasuk negara magreb) yang memakai kertas ini untuk masakan (dan kue) mereka.
  2. Untuk saus cukanya, silahkan lihat resep di tempat sexy chef. Kalau saya sih cuman pakai campuran cuka-kecap-air secukupnya, kemudian ditambahkan bawang merah dan zuccini yagn dipotong dadu (maklum, doyannya nyentrik...hehehe).


Friday, August 24, 2007

Makan Nanas (Buah) Pakai Garam, Satu Lagi Yang Unik dari Bangsa Indonesia



Orang Indonesia lazim banget kan, makan nanas yang digaramin. Saya gak tau, alasan sebenarnya dibalik kebiasaan ini, tapi seingat saya, bapak saya pernah bilang, kalau makan nanas yang dikasih garam, rasa asam nanas jadi berkurang, sebaliknya garam membuat rasa manis nanas jadi keluar. Selain itu, menurut saya, garam membuat nanas menjadi legit atu gurih.

Tahun 2000, sebelum nenek saya jatoh sakit, saya sempet pulang ke kampungnya dia di bali. Dia masak makanan Bali, khusus buat aku dan kawan TKku di Leiden - Belanda, si Tobias, yang waktu itu lagi berkunjung ke bali (dan indonesia) untuk pertama kalinya. Sebagai buah, nenek menghidangkan nanas yang dipetik dari kebunnya. Udah gitu, dia kasih ke saya potongan-potongan nanas tersebut dihidangkan dengan cabai bali (tabia, namanya, kalau gak salah) yang diulek kasar dengan garam. Memang, "menu" buah begini lazim banget, tapi ampun deh, gak tau apa karena nanasnya kebun nenek manis banget, atau pisau kampungnya nenek yang meninggalkan jejak bumbu bali, rasanya nanas tersebut legit banget. Entah apa tangan nenek yang selalu bau bumbu bali (ehehe.. nyuci tangannya gak bersih kali ye?). Tapi kata orang-orang, nenekku itu emang jago masak. Saya sampai ngabisin setengah buah nanas itu deh tuh saking nagihnya. Si Tobias mah makan nanasnya aja, dia katanya gak bisa ngeliat orang makan buah pakai embel-embel lain.

Bahkan, orang Indonesia kan sering bikin rujak, yang membuat hampir semua buah jadi makin berasa gimana gitu, sedep banget deh. Dan seingat saya dulu, waktu kami kecil, saya dan kakak-kakak sering banget makan belimbing yang dipotong melintang, dikasih garem dan kecap. Beuh, itu kecap campur garem kan rasanya mantep banget! Malah kakakku yang nomor 3, yang ngajarin aku makan segala macem buah pake garam, dari anggur sampai salak. Tapi tuh anak anehnya sekarang udah anti banget makan buah pake garam. Katanya gak bagus buat kesehatan. Kalau adiknya mah tetep, kadang-kadang masih suka dibawa kebiasaan dari kecil tuh...

Beberapa malam yang lalu, kami diundang makan oleh teman kuliah mas gorilla dan pacarnya. Karena diundangnya pas weekdays, yah, mereka gak menyediakan dessert secara khusus. Mereka menghidangkan buah saja, katanya. Disuruh pilih, antara anggur dan nanas, suamiku pilih nanas. Katanya istrinya yang disuruh motong, soalnya istrinya tau banget gimana cara motong nanas cara Asia, unik banget deh katanya. Lah, saya lagi males, udah ngantuk banget tuh, pilih ngejorok di sofa ruang tamu mereka. Akhirnya suami ngalah, dia yang motong tuh nanas, cara asia (atau cara Indonesia nih?), yang motongnya miring-miring gitu, ngebuang mata nanas yang bikin gatel. Emang sih, dulu si Tobias waktu ke Indonesia juga bengong ngeliat kita motong nanas, katanya kok unik banget ya, dan hebat, tau bener gimana ngebuang mata nanas tanpa banyak ngebuang dagingnya.

ini dia si Tobias, teman TK saya di Leiden, waktu dia berkunjung ke Indonesia

Nah, ketika nanas dihidangkan di atas meja, saya sibuk menggarami piring saya dengan garam. Ced, teman suami, ngomong "Euh...ça va pas, non?" (wah ini bahasa indonesianya apa ya?, kira-kira: "woi.. waras gak sih loh?").

Mungkin dia berkata seperti itu melihat banyaknya wine yang saya teguk sepanjang malam (padahal sih cuman segelas juga deh), dipikirnya saya udah mabok (which is emang rada iya, tipsy). Trus suami saya, ikut-ikutan ngegaramin piringnya (kalau dia sih diletakin di pojokan aja, gak sebar garam kayak saya). Trus dia bilang gini ke Ced, "Eh, emang kalo di Indonesia, makan nanas atau buah, pake garam. Cobain deh! Enak banget!" Si Ced bengong, tapi ikutan juga akhirnya. abis itu dia cocolin potongan nanas ke garam, dan hap..... nyam nyam nyam. Dia langsung suka!!!! Dia bilang, "Wow!!! Le sel fait sortir le goût de l'ananas!" (wow.. garemnya bikin keluar rasa nanasnya). Ced dan pacarnya gak berhentinya nambah, juga suamiku. Anyway, saya langsung bangga banget dan berkali-kali ngomong, "Di Indonesia ini lazim banget.." Kalo dipikir-pikir, gue kampungan amat ya, ngebangga-banggain negara sendiri banget.. hehehe.

Yah begitulah.. (at least) i have done my good deed of the day for my country, promoting, introducing Indonesia and its various habits, i feel soo happy (and proud)!

Ps: foto di atas sih, nanasnya beli kalengan, hehe. Lagi males aja ngupas dan ngulek, pokoknya udah gatel pengen makan nanas pake garem dan cabai.

Sunday, August 19, 2007

The Death Of Supermixer

Duh.. mixer saya rusak! Sedihnya minta ampun. Soalnya udah ampir setahun belakangan ini, bikin bakso, ngehalusin bumbu, saya pake mixer yang super ini. Mungkin saking keseringannya dipake, dan selalu disuruh kerja berat, motornya jadi enggak mau bekerja lagi deh.

Ini mixer saya beli waktu lagi jamannya kuliah di Belanda, tahun 2002, buat dagang tiramisu. hehehe.. Padahal Belanda kan gudangnya Philips, si make life better, tapi gak tau kenapa, saya gak tertarik aja dulu beli merek itu. Mungkin karena saya pikir, toh di Indonesia merek philips itu banyak, dan menurut saya hasilnya biasa aja. Tapi alasan utamanya sih sepertinya yah, karena modelnya Braun ini lebih oke dan praktis. Mau ngocok telur hayo, roti oke juga, dan buat bikin jus-jusan oke juga (terbukti ternyata buat ngegiling daging oke juga..hehe). Ini emang jadi mixer kesayangan saya deh, saya bawa2 juga waktu saya ngebackpacking di Auckland, Nz. Haha. Dasar.., saking gak mau dikirim pake pos ke Indonesia (takut ilang..hehe). Kalau buku-buku pelajaran, boleh lah pake pos.. tapi kalo mixer saya.. NOOOO!!!! Hehe.

Pulang ke Indonesia, saya bandingin nih sama mixernya kakakku yang Philips di kelas yang sama, yah dugaanku bener. Kalau ngemix telur, hasilnya lebih halus mixer Braun ini, dan yang penting lagi, motornya gak berisik!!!

Waktu saya ke Perancis, saya gak bawa ini mixer karena pikirnya toh si suami yang doyan masak, punya. Ternyata punyanya dia gak oke, mereknya Molinex. Motornya terlalu berisik, dan bentuknya gak ergonomis. Kalau mau ngemix (kayak DJ aja nih ngemix), jempol kita harus stand-by di tombol, kan pegellll!!!!

Akhirnya pas pulang kampung tahun 2006, saya bilang, pokoknya saya gak mau tau, biar kata tas kita penuh barang-barang, kita harus sediakan tempat untuk mixer saya ini!!! Maka mixer ini pun kembali ke tanah Eropa, tempat dia dilahirkan. hehe.

Dan ternyata setahun kemudian, setelah kerja rodi bersama master cuisiner wannabe (but successfully failed), si Jengkol Jackie, dia pun tewas. Motornya masih bisa jalan, tapi begitu dikenain bahan makanan, langsung mutung, gak mau jalan. Hehe. Dipaksa-paksa, akhirnya mau juga, tapi kecepatannya udah gak full.

Saya cari-cari penggantinya. Tapi sial, sekarang toko-toko udah gak jual mixer model begini. Jualannya model yang dicemplungin (sama kayak mixernya suami yang molinex tadi), yang mungkin saja motornya tidak sehalus mixer Braun. Atau enggak yang robot, yang bentuknya compact, yang udah bisa macem-macem, bisa giling daging, bikin selai dll. Tapi harganya kan mahualll sekali, sedangkan saya gak butuh yang bisa macem-macem. Saya hanya butuh yang bisa mixer telur, ngegiling bumbu dan daging dalam jumlah kecil, dengan bentuk yang ergonomis.

Masih ada sih model mixer saya ini, dengan merek Braun, persis sama. Tapi kalau mau, harus pesen dulu di toko. Dan kebanyakan kalau pesen di net, mereka bilang (aneh padahal dipajang sama mereka di net), model ini sudah tidak lagi keluar. Duh.. gusar deh saya!



Mixer

Mixer dan aksesorisnya

Mencoba membetulkan mixer

Wah.. gak ada yang rusak kok?

gini doang nih dalemnya mixer kamu?

Thursday, August 16, 2007

Soupe de Courgette à la Mente (Sup Zucchini dan Daun Mint)



Ide didapet dari majalah maxi cuisine, Agustus September 2007. Crème de courgettes à la menthe ini makanan diet untuk penggugah selera. Di resep aslinya zucchininya bukan dipotong julienne, tapi di parut, trus banyak banget tahap di resep asli yang gak gue ikutin, yang emang pada awalnya udah diniatin gak mau bikin yang sama dengan resep asli. Maunya bikin sup krim aja dengan ingredients sayur mayur, karena lagi ada sisa susu dan zucchini yang harus dihabisin. Karena jenis makanannya udah beda dari aslinya, saya ganti juga deh namanya..hehe.
Bahan:
  • 1 buah zucchini, potong julienne
  • 2 buah tomat, potong dadu
  • 1 sdm daun mint bubuk
  • 200 ml krim
  • 200 ml susu
  • 1 batang poireau, ambil bagian putihnya diiris, dicincang, tipis-tipis
  • 2 siung bawang putih, geprak.
  • 1 cube kaldu ayam knorr (atau merek lainnya)
  • olive oil untuk menggoreng

Cara:
  1. tumis poireau dan bawang putih geprak dengan olive oil.
  2. Masukkan potongan zucchini, dan daun mint, masak sampai layu.
  3. Masukkan krim, dan susu dan cube kaldu ayam ke dalamnya. Masak sambil diaduk sampai cube larut.
  4. Masukkan tomat, aduk sampai agak layu.
  5. Angkat dari api, hidangkan.
Versi aslinya ada di bawah ini... maaf gambarnya kecil banget, klik untuk meperbesar gambar.

Tuesday, August 14, 2007

Zucchini Goreng Cara Tempura



Gara-gara Sari nyebut bakwan sayuran yang kita makan di kedai Jepang kemaren, saya jadi pengen banget dah bisa bikinnya. Tapi nyari resep di net gak nemu, dan bahan-bahannya juga gak ada (haya.. niat gak sih?), akhirnya malah bikin tempura-tempuraan aja deh. Bahan yang ada cuman kentang (itu juga bukan kentang yang spesial), dan zucchini atau courgette bahasa perancisnya, yang masih sodaraan sama ketimun.


Ya udah deh, mari..kita bikin zucchini cara Tempura aja... Teknik bikin tepungnya saya dapet dari internet jadul, tapi terus terang, saya masih belum menguasainya. Selebihnya.. hmmm.. ngarang. Jadi, untuk teman-teman saya yang tinggal di Jepang, saya jangan diketawain ya, kalau tempuranya asli salah jalur banget. Gak ada jepang-jepangnya...hehehe. Katanya yang punya teknik bikin tepung lapis ini (orang jepang asli), bikin tempura itu gak gampang. Jadi ya harap maklum kalau saya yang bikin, jadinya tempura pura-pura.. hehehe..

Bahan:
  • Sayur-sayuran, macem zucchini, paprika, buncis, kentang, bawang bombay, terong, wortel.
Untuk wortel, terong, paprika, kentang, potong memanjang membentuk papan tebal.
Untuk zucchini, iris tipis melintang.
Untuk bawang bombay, belah jadi dua, dan masukkan tusuk gigi dari bagian akarnya, sehingga helai bawang tetap menjadi utuh, erat satu sama lain.


Bahan tepung lapisnya:
  • Tepung
  • air yang dicampur dengan sebutir telur
Perbandingan antara (tepung) : (air+telur) = 200 ml : 200 ml

Cara membuat tepung lapisnya dan mengolah bahan:
  1. campur semua bahan di atas dalam mangkok besar. Jangan diaduk, tapi cubit-cubit dengan sumpit di setiap permukaan, sehingga semua bahan tidak semuanya bercampur rata, tapi ada bagian tepung yang bergerombol. Dinginkan dalam lemari es.
  2. Panaskan minyak-banyak, dalam penggorengan. Keluarkan adonan yang sudah dingin dari lemari es, dan masukkan beberapa es batu di dalam adonan, agar adonan ringan dan crunchy.
  3. Masukkan potongan sayuran ke dalam mangkok, kemudian goreng dalam penggorengan, hingga tepung matang.
  4. Angkat, tiriskan, hidangkan dengan saus tempura.

Bahan saus tempura (saya pakai feeling aja, gak ada takaran)

  • sedikit bubuk hondashi
  • kecap asin jepang (karena rasanya beda dengan kecap asin indonesia maupun china punya)
  • mirin
  • sedikit jahe bubuk


Cara:
semua bahan di atas dicampur, kemudian masak dalam api kecil sambil diaduk (Perhatikan dalam membubuhkan bubuk dashi, karena rasanya asin plus kecapnya yang emang biasanya udah asin)

Monday, August 13, 2007

SOTO AYAM


Menurut saya, yang bikin soto itu nendang, adalah serenya, daun jeruk dan kunyit yang bikin kuning. Kalau gak ada sere, wah.. kurang nendang ah, cuman aer doang..hehehe.. Nah, ternyata daun serai yang udah diblender jadi bikin soto makin asik rasanya.

bahan:
  • filet ayam 200 gr, potong tipis-tipis
  • 1 sayap ayam dengan tulang
  • 3 sdm serai yang sudah dihancurkan (punya saya sudah berbentuk bubuk yang di frozen)
  • 2 lembar daun jeruk
  • 2 sdm daun bawang potong (punya saya udah dipotong-potong dan dimasukin ke freezer sih soalnya)
  • air, 800ml

bumbu yang diblender bareng:
  • 4 siung besar bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • merica
  • garam
  • 3 butir kemiri
  • 2 sdt jahe bubuk
  • 2 sdt kunyit bubuk

Cara:
  1. tumis bumbu halus dengan serai, kemudian tambahkan daun jeruknya, masak hingga harum.
  2. Masukkan sayap ayam dan potongan ayam ke dalamnya, masak hingga warna ayam berubah.
  3. Tuangkan air, masak hingga matang.
  4. Hidangkan dengan soun, toge, sambel cabe mentah, jeruk nipis, telur. Ada yang demen pake kecap, boleh juga lah. Nyokap di rumah sering kalau rajin bikin, ditambahin perkedel kentang juga.

GULAI DAUN BETTE DAN TERI



Saya liat resep Dekap gulai pucuk perancis yang menggiurkan itu. tapi saya gak punya daun singkongnya. Kemudian saya ingat, mbak Wienda di blognya pernah bilang daun bette ini bisa dijadikan pengganti daun singkong. Menurut saya sih rasanya gak mirip ya, tapi saya jadi pengen nyoba aja gitu masak daun bette dengan cara Indonesia. Dan memang benar, gak ada salahnya daun ini menggantikan daun singkong di sayuran, karena rasanya enak juga. Makanya kemaren pas ke rumah mertua, lagi ada panen beginian di rumahnya, ya saya minta dikit. Dan hasilnya saya bikin gulai. Oh ya, untuk nama latin daun bette, coba klik di sini (lihat bagian kanan).

Bahan:
  • 10 lembar dauh bette, cuci dengan baik, buang tulang daunnya (Soalnya kata suami saya dia gak doyan tulangnya, rasanya gak enak gitu). Daun bette bisa dipotong-potong terserah saja, sesuai selera.
  • 600 ml santan cair
  • 70 gr teri medan (saya pakai teri kecil yang saya beli di asian store, nama asingnya Poisson Argenté Séche Congelé, Frozen Dried Anchovy Silver, Stolephorus spp, Getrockene Anschovish)

Bumbu halus, diblender:
  • 4 siung besar bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 1 cabai
  • 1 sdt jahe bubuk
  • 1 sdt kunyit
  • 1 sdt serai bubuk

Cara:
  1. Tumis bumbu halus dengan minyak goreng, sampai harum, masukkan teri.
  2. Goreng hingga terinya masak.
  3. Masukkan santan cair, aduk rata, kecilkan api.
  4. Masukkan daun bette, masak hingga daun bette agak layu.
Hidangkan dan makan tanpa menunggu suami..hehehe. Gak deng.. dia demen banget loh, masakan gini. Katanya, wow... coba ini makanan di bawa ke tempat ortunya, biar pada tahu cara laen masak daun bette.

Thanks mbak Wienda atas bagi-bagi ilmunya!

Dapur suami # 2: Brioche Torsadée à la Crème Pâtissière


Gak tau deh, nama roti (brioche) ini kalo di Indonesia-in apa namanya, kalau terjemahan langsungnya sih, roti kepang dengan krim patisisere. Ini bukan saya yang bikin, tapi suami tercinta (suami gue emang ada berapa ya, sampe ada yang tercinta segala...hehehe.. yg laennya cinta doang). Suatu hari, dia pulang ke rumah, dan bilang, "Eh gue mo bikin brioche untuk dibawa ke kantor besok, buat dibagi-bagi ke temen sejawat". Dia emang seneng begitu kalau lagi rajin, suka bawa-bawa kue bikinannya sendiri ke kantor. Tapi emang waktu itu dia lagi ultah, makanya dia spesial mo bikin buat temen-temennya. Resep diambil dari Pain Maison, (Marabout 2005). Kami menggunakan mesin roti untuk membuat segala jenis roti. Kalau nggak punya, yah uleni aja sampe kalis ya? hehehe.

catatan untuk mesin roti:
Teman saya di jakarta ada yang punya adukan roti atau mixer roti, tapi bukan mesin roti. Bedanya, yah, mesin roti melakukan kerjaan aduk, dan juga manggang, kalau mixer roti, ya cuman buat aduk aja, manggang adonannya terpisah alias di oven. Menurut saya, punya mesin roti gini praktis banget, gak perlu ngaduk-ngaduk sampe pegel. Tinggal masukin semua bahan di mesin, pasang program yang kita mau, ditinggal aja, ntar dia otomatis menyelesaikan semua tugasnya. Kayak punya rice cooker aja buat bikin nasi.

Porsi untuk 4 orang
Bahan A:
  • 30 ml susu
  • 150 g tepung terigu (kami pakai yang nomor T45, di perancis, tepung terigu biasanya ada nomor-nomornya, tapi ya kalau gak ada, pakai tepung biasa aja).
  • 1 butir telur dikocok kasar
  • 0.5 sdt garam
  • 1 sdt yeast
  • 60 gr mentega
  • 1 sdm gula

Bahan untuk hiasannya (crème pâtissière)
  • 100 ml susu
  • 1 kuning telur
  • 20 gr gula
  • 10 gr tepung
  • 20 gr bubuk almond
  • 30 gr chocolate chips

Cara:
  1. masukkan semua bahan A dalam mesin (program untuk bikin pizza, makan waktu selama 40 menit). Seperti kata saya, kalau tidak punya mesinnya, ya beli... eh.. nggak deng... hehehe.. aduk (uleni) semua bahan A sampai kalis. Biarkan selama beberapa menit agar mengembang sedikit.
  2. Sementara itu, bikin crème pâtisièrenya (Bahan Hiasnya). Mix kuning telur dan gula, hingga warnanya putih. Tambahkan tepung dan almond bubuk. Didihkan susu, kemudian tuangkan ke dalam adonan, aduk, taruh dalam panci, masak dengan api kecil, diaduk tanpa henti hingga campuran jadi kental. Biarkan dingin.
  3. Ambil adonan roti tadi, bentangkan di atas meja, buat bentuk persegi panjang. Oleskan dengan crème patissière dan sebarkan chocolate chips di atasnya. Roll secara memanjang, kemudian potong secara memanjang juga. Kepang kedua potongan adonan, perhatikan agar bagian dimana crème berada ada di sisi atas, kepang hingga ujung adonan.
  4. Bentuk adonan kepang tadi menjadi seperti konde.
  5. Tutup adonan dengan serbet, diamkan selama 20 menit.
  6. Panaskan oven 180°C dan letakan adonan di dalam oven, panggang selama 25 menit. Keluarkan dari oven dan segera bubuhkan gula cair yang dicampur dengan sedikit air. Gula akan meleleh dengan panasnya roti.
Ngomong-ngomong, temen sejawatnya gak percaya kalo ini dia bikin sendiri, dipikirnya beli. Duleile segitunya. Mereka kayaknya harus liat foto diatas, dimana keliatan deh tuh tangan sapa yang bikin. Hehehe... It's magical what a bread machine can do!

Thursday, August 9, 2007

KARE KAMBING TABUR DAUN BASILIC



Ide resep saya ambil dari buku 250 Recettes de Cuisine Thailandaise (Grancher, 1995). jadi masakan Thailand nih ceritanya. Tapi seperti biasa, saya simplekan resepnya, jadi memadai
banget untuk orang yang lagi males banget masak, atau keburu-buru. Di resep asli ada tahap-tahap merendam cabe, memanggang bahan halus sebelum diblender, dan lain sebagainya. Saya males ngikutinnya. Bikinnya gampang kalau punya blender untuk ngegilas bumbu. Di Indonesia kira-kira ada gak ya, kare kambing kayak gini?

Porsi untuk 2 orang

  • 300 gr daging kambing potong tipis
  • 400 ml santan kental atau cair, terserah
  • garam
  • merica
  • 1 lembar daun jeruk
  • irisan daun basilic secukupnya, diiris-iris atau potong-potong (jumlahnya sesuai selera.. menurut saya 4 lembar cukuplah)
bumbu halus, blender:
  • 4 siung besar bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 1,5 sdt terasi
  • 1 buah tomat
  • cabai terserah
  • 2 sdt laos bubuk
  • 2 sdm serai bubuk
Cara:
  1. Tumis bumbu halus dan daun jeruk dengan minyak goreng yang cukup, hingga harum.
  2. Masukkan potongan daging kambing. Masak hingga tiga perempat matang.
  3. Tuangkan santan, masak sebentar hingga daging matang. Taburkan daun basilic, aduk-aduk sebentar, kemudian angkat dari api.
  4. Hidangkan, makan denga nasi.
Ps: Bisa ditambahkan gula dikit, bila ingin rasanya rada manis.

Monday, August 6, 2007

SALAD REBUNG DENGAN JUICE YANANG

Resep Laos yang saya dapat dari buku resep LAOS (Orphie, 2006). Salade ini emang rada unik, karena rebung direbus dengan juice yanang, yang saya juga gak tau tuh gimana ngejelasinnya. Coba di google aja kali ya, definisinya apa. Terus terang, saya gak terlalu suka sama baunya juice yanang, abis bau anyep daun banget deh. Setelah direbus, rebung berubah warna, menjadi hijau kehitaman, persis seperti warna daun yanang. Tapi mungkin extract yanang ini sangat menyehatkan abis baunya mengingatkan gue sama ramuan jamu mana gitu. Extract ini bisa dibeli di toko asia.

Bikin salade ini, mayan gampang, soalnya saya cuman pake produk kaleng-kalengan doang sih yang praktis (gak tau deh besok-besok efek sampingnya apaan, karena kebanyakan makan-makanan kaleng).

Resep asli pakai daging babi cincang, saya ganti pakai tuna. Resep untuk dua orang (yang merindukan kurus dan paha kecil..hehehe). Jahe tumbuk saya ganti dengan jahe bubuk.

Bahan:
  • 150 gr rebung diiris tipis (saya beli kalengan, udah males ngiris-ngirisnya)
  • 130 gr daging ikan tuna (kalengan juga)
  • 400 ml juice yanang (saya beli kalengan)
  • 2 siung bawang merah ukuran besar (4 siung kalau kecil ukuran bawangnya)
  • 2 siung kecil bawang putih
  • 1 cabai merah
  • jus citron, yang diperes dari setengah buahnya
  • 1 sdm biji sesame panggang
  • 1/2 sdt jahe bubuk
  • garam secukupnya
  • 1 cube kaldu ayam (saya pakai 1/2nya aja)
  • 1 sdm kecap ikan
  • 1/2 bawang bombay iris tipis (saya gak pakai)
  • daun mint secukupnya (saya gak pakai)
  • daun koriander (saya gak pakai)
  • kacang tanah panggang, ditumbuk (saya gak pakai)


Cara:
  1. Dalam sebuah panci, rebus rebung dengan juice yanang, garam sedikit, dan kaldu ayam selama setengah jam, tiriskan bila masih ada airnya.
  2. Tumbuk bawang merah putih beserta cabai, tumis, masukkan daging ikan tuna. Aduk hingga masak.
  3. Dalam mangkok salade, campur rebung dan tuna, berikan jus citron.
  4. Masukkan kecap ikan, biji sesame, kacang dan jahe. Campur.
  5. Masukkan daun koriander, mint dan bawang bombay iris.
  6. Hidangkan.

juice yanang dalam kaleng


Ps. Kritik, saran, komen, silahkan PM saya saja. Saya membuka diri buat kritik.


Sunday, August 5, 2007

BUKU MASAK, SUMBER INSPIRASI ATAU SEKEDAR PAJANGAN?

Hobby saya semenjak dua tahun terakhir adalah masak. Sebetulnya udah lama sih, jaman masih tinggal di Indonesia dan kerja saya seneng juga coba-coba resep. Tapi selain sibuk (tah elah.. sok banget deh gue), saya juga gak mau ngerepotin si mbak dengan cucian panci segunung hasil test resep.

Nggak deng.. itu semua cuman alasan bokisnya gue aja. Alasan sebetulnya adalah malas dan kadang bahan-bahannya mahal gitu loh (apalagi bangsa mascarpone cheese, amit-amit dah, jaman dulu aja udah mahal!). Kalau mo nyoba resep, saya harus lari ke Carrefour gitu, tepatnya: harus naek mobil ke sana, karena Carrefour paling deket dari rumah, yah di Lebak Bulus. Ada sih Héro di Cilandak, atau supermarketnya Matahari di Cilandak Town Square, tapi kayaknya kurang lengkap aja gitu (sekarang malah udah ada giant di seberangnya Carrefour Lebak Bulus ya, sukses gak tuh saingan berdua?).

Semenjak jauh dari Indonesia, mau gak mau harus masak, dan ternyata saya cukup senang menjalaninya. Emang sih, dulu jaman masih kuliah di Belanda, mo kata besok harinya ada ujian, saya belain juga masak. Walaupun hasilnya acak adut, gak pernah pake resep (alias asal tumis asal goreng), tapi udah cukup bikin para tetangga selantai sirik berat (ada juga yang ngamuk karena bau masakan saya terlalu kenceng buat ukuran orang Eropa). Cuman dulu kok saya gak seberapa ngoyo, padahal di Belanda, bahan-bahan makanan Asia (Indonesia), gampang di dapet. Tinggal kayuh sepeda sejauh empat stasiun, sampe deh.

Tapi justru semenjak saya tinggal di Perancislah, hobby masak (masakan asia) jadi makin menjadi-jadi. Makanan Indonesia yang tadinya saya gak terlalu suka, malah di sini jadi termehek-mehek. Mungkin karena semakin susah ditemukan, semakin saya penasaran dan pengen nyoba sendiri. Mungkin juga karena mas gorilla, suami saya, demen masak dan mencoba hal-hal baru, yang membuat saya pengen mencoba berbagai resep baru.

Tadinya, awal-awal saya tinggal di Perancis, selalu dia yang masak atau bikin kue, karena saya masih bingung dengan penyesuaian diri dengan negara yang mana saya gak lancar bicara bahasanya. Tapi setelah saya sudah mulai tau how to get around, saya mulai mengambil alih tugas masak. Dia pun tau diri, mundur membiarkan saya bereksplorasi dengan berbagai bahan makanan, apalagi untuk masak-masakan Asia. Atau mungkin juga karena dia ngerasa, ya udah deh, dimana-mana mah yang enak yang tinggal makan, ngapain juga repot-repot masak?

Nah, untuk test-test resep, tentu saja harus ada resepnya dong. Seiring dengan berkembangnya hobby masak saya, saya jadi tergila-gila sama yang namanya ngumpulin resep. Waktu di Indonesia saya banyak pinjem majalah dan bukunya kakak (dianya malah gak pernah masak, saking sibuknya sama kerjaan dan ngurus anak balitanya). Saya juga ikut ngumpulin resep dikit-dikit, tapi waktu pindahan ke Perancis, cuman sempet nyelamatin dua buku keramat: Buku Masakan Thailand dan buku resep juice, dua-duanya terbitan Periplus. Buku sushi dan beberapa buku lain yang saya gak terlalu inget apaan aja, saya tinggal. Padahal dulu lagi tergila-gilanya sama sushi (cuman waktu itu belom pernah nyoba resepnya, karena bahan mentahnya mahal, jatohnya mending beli deh).

Sampai di Perancis, porsi untuk hunting resep di net jadi makin besar. Saya ikutan beberapa milis makanan sambil rajin ngeliat-liat resep baru di beberapa situs pendiri milis. Saya print beberapa yang menurut saya menarik (hampir semua juga gitu deh..hehe), dan saya kumpulkan di binder khusus resep masak saya, yang gambar depannya Bart Simpson (iya itu tokoh favoritnya suami, saya dan juga salah satu mantan pacar saya dulu... woooo... sape tuh?!).

Binder Bart saya makin hari makin penuh, dan banyak sekali resep-resep di dalamnya yang belum pernah saya coba. Dan anehnya, saya juga gak mandeg, berhenti ngumpulin resep baik itu dari net, maupun dari buku. Kalau lagi jalan-jalan ke toko buku, trus ngeliat buku resep yang kira-kira menarik, saya bela-belain beli biar kata lagi bokek, dan udah gak ada tempat di rumah buat nyimpennya. Di Perancis, menurut pengamatan saya, kalau mupeng sama barang, sebaiknya langsung beli, karena besok belom tentu masih terpampang di toko.

Buku resep yang menurut saya menarik adalah buku seri masak terbitan Marabout, karena biasanya gampang, dan rasanya cukup original untuk resep-resep dari Asia. Sebetulnya marabout ini banyak nerbitin ulang buku-buku resep terbitan Australia, dan kadang kala banyak resep yang mirip-mirip, dari suatu buku terbitan Marabout dengan terbitan Marabout lainnya. Tapi ya mending deh, daripada nyari sendiri buku terbitan Australia itu kan, yang belom tentu ketemu atau murah ongkosnya.

Karena saya penggemar berat masakan Thailand (jangan tanya nama-namanya, gak apal), saya punya sekitar lima buku dengan tema resep Thailand. Diikuti dua buku dengan tema Laos, dua buku tema masakan Jepang. Untuk masakan Indonesia saya hanya punya satu, yaitu tentang masakan Bali. Hal ini disebabkan resep Indoenesia banyak bertebaran di net, dan sumbernya juga langsung dari orang Indonesia sendiri, jadi masalah cita rasa bisa dipertanggungjawabkanlah yaw... Selain saya masih nunggu aja kiriman dari Jakarta buku resep masakan Indonesia.

Untuk masakan khas perancis, saya gak punya bukunya khusus, karena saya belum tertarik untuk mendalaminya. Alasannya adalah, masakan perancis ternyata cukup repot dalam teknik pembikinannya, dan terlebih lagi, karena saya agak minder dengan ibu mertua saya yang pinter banget kalau masak. Masakannya selalu bikin kangen semua orang, termasuk saya sendiri. Sebaiknya kondisi saya yang males masakan perancis akan saya biarkan begitu karena ini bisa bikin suami saya tetep inget untuk pulang ke rumah ibunya, mencoba masakannya yang beda banget dengan masakan istrinya.

Kayaknya hobby saya masak dan ngumpulin resep ini belom akan menemukan titik penghabisannya nih. Entah nanti bila sudah saatnya memulai kegiatan baru di bulan Oktober, di mana saya mungkin gak akan sempet lagi masak ataupun ngenet, bisa jadi, saya akan berhenti sama sekali dan menyerahkan tampuk kekuasaan ke suami saya, yang udah mulai karatan otak masaknya, semenjak saya depak dari depan kompor dulu.

Suami saya selalu bertanya, kenapa dalam praktek test resep, saya tidak pernah mengikuti resep 100% (selalu melakukan modifikasi terhadap resep), dan mengapa saya terus-terusan membeli buku resep, padahal saya juga gak ada berhenti-berhentinya menghabiskan tinta printernya mengikuti perkembangan resep di net. Saya gak pernah tau jawabannya.

Mungkin karena buat saya, mengikuti resep secara 100% itu membosankan dan dekat dengan kesempurnaan, sesuatu yang bukan saya. Buat saya, resep yang di dapat dari net maupun dari buku, adalah sumber inspirasi, suatu guide yang mana kita kan gak harus selalu mengikutinya, apalagi kalau bahan-bahan yang kita punya gak komplit. Satu lagi, buku-buku resep itu bisa juga jadi pajangan di rumah loh. Kan gak enak kalau punya lemari buku tapi kosong gak ada bukunya...hehehe...

Walaupun udah ratusan (mungkin ribuan) resep yang saya punya, gak ada jaminan kalau saya bakal jadi pakar kuliner. Coba aja tanya nama makanan, nama bahan, nama suatu teknik masak, saya gak akan pernah tau jawabnya secara pasti. Saya hanya seorang amatiran yang menaruh interest yang besar kepada masak dan makanan.

Ini dia koleksi buku resep saya. Banyak dari mereka saya kasih "post it" biar inget, resep mana yang bakalan atau sudah pernah saya coba. Buku resep inceran berikutnya adalah: Resep-resep ramadhan dari Maroko, resep masakan Italia, Spanyol, Perancis, Vietnam, India, dan negara-negara Asia Tengah lainnya. Cita-cita berikutnya tentang makanan? Hmmm.. pergi ke China dan merasakan langsung masakan Cina di negara asalnya. Karena kata suami saya, masakan China di negara asalnya beda banget, jauh lebih enak daripada masakan cina di negara lain. Iyalah...



ES KRIM VANILLA


Menurut buku yang saya punya, bikin es krim itu gampang, walaupun kita gak punya alat untuk bikinnya. Menurut pengalaman pertama saya bikin es krim, emang gampang sih, tapi capek deh... Karena harus ngaduk, dan ngeluarinnya lagi dari freezer. Berikut adalah percobaan bikin es krim pertama saya. Saya gak bisa ngilangin warna kuning dari egg yolk. Entah gimana caranya sepertinya kalo bikin bener-bener putih harus pakai bahan pewarna atau apa sih? Bingung. Ada saran gak ya? Abis kalau warnanya kuning gitu otak saya gak bisa diajak kompromi, bilangnya itu es krim telor..hehehe

Resep diambil dari buku Glaces et Sorbets (parragon, 2004).

Bahan:
  • 30 cl creme cair (fluid)
  • 30 cl creme kentel (épaise) atau 60 cl creme fleurette (saya gak tau bahasa Indonesianya, creme ini adalah creme untuk bikin whip cream)
  • 1 batang vanilla ( saya ganti dengan satu sendok makan sirup vanila, tp jangan diikutin deh, gak baik ganti-ganti resep dessert..hehe)
  • 4 kuning telur
  • 120 gr gula pasir

Untuk 4 sampai 6 orang
  1. Dalam panci yang bawahnya tebal, campur dua macam creme. Belah batang vanilla dengan pisau; garuk bijinya ke dalam panci, masukan batangnya juga. Panaskan hingga mendekati mendidih (tp jangan sampai mendidih), tarik dari api, biarkan selama 30 menit. Keluarkan batang vanillanya.
  2. Dalam suatu mangkok, mix telur dan gula sampai terdapat busa putih (nah ini yang saya gak bisa, udah lama dipasang, tetep aja warnanya kuning) dan jika dimasukkan sendok, jadi ngebentuk pita. Masukkan susu perlahan-lahan ke dalamnya, sambil diaduk dengan sendok kayu. Masukkan semuanya ke dalam panci dengan cara menyaringnya dahulu melalui saringan yang bolongannya kecil banget. Masak di atas api selama 10 sampai 15 menit sambil secara konstant diaduk. Lakukan sampai cairan mengental sehingga didapat cairan yang kental, yang menutupi sendok pengaduknya. Jangan didihkan. Tarik dari api, biarkan selama satu jam sambil kadang-kadang diaduk agar tidak terbentuk lapisan kental di atas susu.
  3. Masukkan adonan dalam freezer, tanpa tutup, biarkan selama 1 sampai 2 jam hingga pinggirannya beku.Masukkan adonan tersebut dalam mangkok, di mix lagi. Tutup dan masukkan dalam freezer selama 2 atau 3 jam hingga beku.

Makannya pakai roti tawar, biar kayak jaman dulu, tukang es dung dung keliling, pakai roti..hehehe... (duh, gue banget deh yang selalu terjebak sama nostalgia-nostalgia semu masa dulu). Nanti-nanti saya akan bikin sorbet-sorbet. Resep ice cream dan sorbet di buku ini terlalu menggoda, minta banget dicobain satu-satu!





Ps: credit buat melani yang menginspirasikan saya pakai photobucket..hehehe...