Monday, March 24, 2008

Tum Sapi Bali

Masakan yang mengingatkan saya sama nenek tercinta. Nini (bahasa Balinya Nenek) yang hampir tidak bisa berbahasa Indonesia. Tapi memang yang namanya cinta, tidak mengenal bahasa, karena bagaimanapun, saya bisa merasakan cintanya, apalagi pada perjamuan makan terakhir (hehe, bukan karena paskahan nih, ngomongin perjamuan terakhir).

Akhirnya, malam ini, melalui masakan yang saya buat, saya bisa merasakan, Nini yang hidup dalam diri saya. Ini adalah masakan terakhir yang Nini buat untuk saya, sebelum beliau jatuh sakit. Tunggu saya Nini, saya dan Mas akan mengunjungimu akhir tahun ini.

Bahan:
  • 250 gr daging sapi cincang halus
  • 2 sdm bubuk kelapa (kalo gak ada, ya pakai kelapa kering parut ditumbuk aja lah)
  • 6 lembar daun pisang yang sudah dipotong persegi panjang
  • lidi untuk menutup daun pisang, atau jegregan (eh iya, bahasa indonesia formal jegregan apa ya mel, elo kan yang pernah kasih tau gue?)
  • minyak goreng untuk menumis bumbu

Bumbu yang dihaluskan:
  • 2 butir kemiri
  • garam
  • 5 cabai merah dan cabai hijau (hati-hati saya bikin emang pedas, sengaja)
  • 3 lembar daun jeruk purut
  • merica hitam
  • 1 sdt kencur bubuk
  • 1 sdt kunyit bubuk
  • 10 butir bawang merah kecil (iya nih, tumben dapet bawang merah yang kecil, seneng deh, jadi inget indonesia)
  • 3 butir bawang putih
  • 1 sdt biji ketumbar
  • 0,5 sdt galanga/laos
  • 1 sdt terasi
  • 0.5 sdt bubuk pala
  • 2 butir cengkih

Cara:
  1. Tumis semua bumbu halus, kemudian campur dengan daging cincang dan kelapa, ratakan.
  2. Letakan satu sendok makan adonan di tengah-tengah daun pisang (memanjang), tutup daun pisang dengan menyematkan lidi/dijegreg.
  3. Kukus sekitar 20 menit.
  4. Hidangkan dengan nasi hangat dan taburan bawang goreng.
Ngomong-ngomong soal jegregan... jadi inget kata Jegeg.. "jegeg jegeg", salah satu kata-kata Nini yang sering keluar dari mulutnya kalau lagi liat cucu-cucunya (yeeeeeeeee ke-GR-an ini mah! Yuck).

Saturday, March 22, 2008

Banana Blossom and Chicken Curry


Gabungan antara masakan Indonesia dan Thailand, karena saya lagi maruk, lagi kepengen makan dua-duanya, hehe. Hasilnya enak, gak percaya? cobain aja! (Buset, kata-kata gue persis banget kayak majalah kartini atau pertiwi tahun 80-an...hehehe). Kata Ibuku tercinta, gak semua bunga pisang bisa dipakai buat sayur. Katanya sih, mendingan direbus dulu, kalau rasanya pahit, ya jangan dipakai makanan, mending dipakai hiasan aja kali yee (buset, buat hiasan konde?!!!).

Bahan:
  • 1 sdm bumbu hijau thai*
  • 1 jantung pisang, dipotong-potong, direbus dan ditiriskan (kalau saya, pakai juga bagian yang merahnya, abis ukurannya mini amat, kalau pakai putihnya aja, ya cuman dapet secuil deh)
  • 1 sdt kunyit
  • 1 sdt kayu manis/cinnamon/cannelle
  • 1 sdt laos/galanga
  • 1 sdt biji koriander halus
  • 1 sdt sereh bubuk
  • 1 jahe bubuk
  • 1 pala bubuk
  • 1 kapulaga/cardamome bubuk
  • minyak goreng untuk numis
  • garam
  • merica
  • 150 gr filet ayam dipotong-potong
  • 30 gr buncis
  • 400 ml santan kental
  • daun koriander dan bawang goreng untuk taburan
Cara:
  1. Tumis bumbu hijau thai sampai harum baunya.
  2. Masukkan daging ayam, dan bumbu lain, hingga ayam matang.
  3. Tambahkan santan, buncis dan daun pisang, beri garam dan merica.
  4. Masak hingga sayuran matang.
  5. Hidangkan dengan taburan daun koriander dan bawang goreng.

*Bumbu Hijau Thai adalah campuran dari serai, terasi, cabai hijau, laos, bubuk jinten, biji ketumbar bakar, daun jeruk purut, bawang putih, bawang merah, dan garam yang dihaluskan.

Bolu Kukus

Liat postingannya si neng Melani dulu, semenjak itu, kepengen banget deh punya cetakan bolu kukus. Ternyata ada yang jual di net, jadilah akhirnya saya bikin bolkus. Coba melongok sendiri aja ya ke sana, kalau emang pengen liat resepnya.


Katanya, selama proses masak, tutup panci kukusan bolkus gak boleh dibuka-buka, persis kayak masak nasi kalau gak pakai rice cooker ya ..

Rujak Juhi


Maunya sih bikin rujak juhi, tapi gak ada juhinya, pake gurita aja deh ya.Kenapa ya, dinamain rujak juhi, karena menurut saya, lebih mirip ke gado-gado atau salade saus kacang gitu loh. Tapi gak apa, tetep enak kok!

Resepnya, silahkan cari sendiri di net (rujak juhi). Rata-rata mirip-mirip kok bahannya, cuman kalau saya, maunya bawang dan cabai ditumis dulu sebelum digerus.

Bahan:
  • 2 Gurita, rebus sebentar, kemudian bakar dan potong kecil-kecil
  • 1 genggam mi telor yang direbus (tapi jangan digenggam beneran loh, hehe)
  • 5 lembar daun salada
  • 1 genggam tauge
  • 3 kentang, rebus potong-potong
  • 1/2 ketimun kupas iris tipis
  • Tahu goreng (saya gak punya)
  • Bawang goreng untuk taburan
  • Krupuk merah atau emping (saya gak pakai)

Bahan saus:
  • 2 genggam kacang tanah yang sudah dibakar
  • 4 cabai merah
  • garam
  • 1 sdm gula putih
  • 1 sdm cuka
  • 2 siung bawang putih
  • Sedikit air (untuk mengencerkan saus)
  • 1 sdm kecap manis

Cara:
  1. Iris bawang dan cabai, tumis dengan sedikit minyak. Haluskan dengan sisa bahan saus.
  2. Taruh semua bahan di dalam mangkuk besar.
  3. Aduk rata
  4. Tuangkan bawang goreng dan krupuk

Wednesday, March 19, 2008

Job Cae (Bihun Korea)

Contekan dari sini. Resep asli sih pakai jamur shiitake dan jamur kuping, tapi saya gak punya. Hampir semua bahan di masak terpisah, karena katanya sih, karena proses matang tiap bahan makanan tidak sama ya enakan dimasak terpisah dan dengan cara ini, estetika dari segi warna dan bentuk jadi lebih terjaga.


Terus terang aja, (imho) masakan ini termasuk banyak minyaknya, dan banyak pakai gula, walaupun tidak terlalu kelihatan nyata. Tapi saya rasa, inilah yang bikin enak! Gula dan lemak.. siapa yang bisa nolak sih? :P

Bahan:
  • 450 gr bihun korea (saya pakai bihun biasa, karena emang gak punya yang korea... kayaknya sih lebih membal bihun korea daripada bihun.. duh, lupa deh mana yang bihun mana yang soun yang bahannya kedelai deh).
  • 1 bawang bombay potong
  • 4 siung bawang putih, geprak dan potong-potong
  • 250 gr daging sapi, iris tipis
  • 50 gr udang kecil (tambahan saya aja)

Silahkan kira-kira sendiri takaran bahan di bawah ini:
  • bayam
  • 1 wortel potong julienne
  • kecap kikoman
  • daun bawang, potong panjang-panjang
  • minyak goreng
  • minyak wijen
  • biji wijen (sangrai) untuk taburan
  • gula
  • minyak olive untuk numis

Cara:
  1. Rebus bihun sampai al dente (pas matangnya deh), tiriskan. Masukkan di mangkuk yang besar, beri kecap kikoman dan minyak wijen, sisihkan, kemudian gunting-gunting bihun.
  2. Rebus bayam selama 1 menit, cuci selama tiga kali, di peras supaya airnya keluar, campurkan dengan bihun.
  3. Panaskan sedikit minyak olive dalam wajan. Goreng wortel hingga layu, gabungkan dengan bihun.
  4. Panaskan minyak olive, masukkan daging sampai berubah warna, masukkan bawang putih, masak sampai layu, kemudian tambahkan kecap dan gula, aduk rata, tarik dari api, gabungkan dengan bihun.
  5. Masih dalam wajan, tumis bawang bombay dan daun bawang hingga layu, gabungkan dengan bihun.
  6. Tumis udang kecil, gabungkan juga dengan bihun.
  7. Aduk rata bihun dan bahan lain yang menyertainya.
  8. Taburkan gula dan minyak wijen, serta biji wijen, siap di santap.

Monday, March 17, 2008

L'indonésie present: Oeufs et Encornets A la Sauce Petis

Yea, i know, i have posted the same item long time ago. What makes it different today is i added several spices, such as kunci and kencur roots, which are quite typical of south east Asian (or even Indonesian) spices. And I also added squids boiled and then grilled. Have i ever said that i am so proud to be Indonesian?

Salad Teri dan Jantung Pisang

Pengen banget ngegunain jantung pisang kalengan yang saya punya sejak lama (yoi, emang demen nyetok makanan, hehe). Akhirnya dapet ide dari buku resep 250 Recettes Thailandaises, Salad, yang pakai bahan ini. Tapi saya tambahin teri yang juga harus segera digunakan, kalau gak mau kelewat batas tanggal kadaluarsa, dan juga metode saya rombak, dan tentu saja takaran saya sesuaikan dengan kemauan independent saya sendiri (walah!).

Di resep asli, jantung pisang yang dipakai bukan kalengan. Kacang yang dipakai bukan kacang mede, melainkan kacang tanah (saya gak punya). Kemudian bawang-bawangan diiris tipis, pakai santan cair, dan kelapa parut disangrai tersendiri. Gula pasir ditaburkan pada tahap akhir. Itu semua, tidak saya lakukan, namun saya melakukannya sebagai berikut:

Bahan:
  • 2 kaleng jantung pisang (280gr), buang airnya, potong bagian tengah dari bunga pisang (menyerupai sumbunya). Potong memanjang (harusnya bisa dipotong lebih tipis ya, tapi saya udah keburu laper dan males). Taburi sari jeruk nipis di seluruh permukaannya.
  • 2 cabai merah, iris tipis-tipis
  • 1 genggam ebi kering, rendam dengan air panas, tiriskan
  • 1 genggam kacang mede goreng (tanpa garam)
  • 70 gr teri kecil (Medan kali ye)
  • 3 sdm kelapa parut (kering)
  • 2 sdm gula pasir
  • 1 sdm saus ikan
  • 1 buah sari jeruk nipis (atau sesuka hati, karena ada orang yang suka asam, ada yang nggak)
  • air secukupnya (kira-kira 200 ml)


Haluskan kemudian goreng tanpa minyak:
  • 3 siung bawang merah
  • 1 siung bawang putih
  • 1 siung oignon blanc (gak ada di resep asli, iseng aja ditambahin karena ada surplus)

Cara:
  1. dalam mangkok besar, masukkan semua bahan, kecuali kelapa parut, teri, air dan gula.
  2. Sangrai teri, gula dan kelapa parut, hingga semuanya berwarna kecoklatan. Tambahkan air, masak hingga air kering. Angkat dari api, biarkan asapnya hilang.
  3. Masukkan teri ke dalam mangkok berisi bahan lainnya. Aduk rata.
  4. Hidangkan dengan nasi.

Sunday, March 16, 2008

Soto Padang

Sumbernya sama kayak waktu saya bikin mie celor Palembang yang saya bikin kapan hari.

Bahan:
  • 200 gr daging sapi (has dalam)
  • 1 sdt kapulaga (cardamom)
  • 2 butir cengkeh
  • 2 pekak
  • 2 lembar daun salam
  • air

Bumbu halus:
  • 2 daun jeruk purut (kaffir atau bergamote)
  • 2 siung bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 1 cabai hijau (optional)
  • 1 cabai merah (optional)
  • 1 batang serai, ambil bagian putihnya
  • garam
  • merica
  • 1 sdt lengkuas
  • 1 sdt kunyit

Bumbu untuk merebus daging:
  • 1 siung bawang putih, dihancurkan
  • 1 sdt ketumbar bubuk
Cara:
  1. Rebus daging dalam bumbu, hingga empuk. Tiriskan, iris tipis-tipis dan goreng hingga kering (saya gak sampai kering, karena udah lapar..hehe).
  2. Tumis bumbu halus hingga harum, kemudian masukkan ke dalam kaldu, tambahkan cengkih, kapulaga, daun salam, pekak.
  3. Masukkan daging kembali ke dalam kaldu. Masak hingga mendidih.
  4. Hidangkan dengan soun (saya gak pakai), perkedel kentang (gak bikin), sari jeruk nipis, daun bawang iris tipis, kerupuk warna merah (gak punya), dan sambal goreng (soto saya udah saya kasih cabai, jadi rasanya gak perlu ditambahin sambel lagi).

Saturday, March 15, 2008

Tart Coklat

Resep yang saya pakai, adalah gabungan dari tiga resep yang berbeda. Kemudian untuk hiasannya, adalah ide si Mas Gorilla, yang katanya liat di TV.

Bahan:
  • Kue sponge
  • Creme Patisserie/Napoleon (sorry nih, keyboard saya lagi keyboard Amrik, jadi gak bisa tulis perancis dengan bener... duleile, kayak bisa aja nulis perancis beneran). Tapi saya gak pakai mentega dan rhum di tahapan akhirnya, karena takut adonan krim jadi terlalu cair, dan di adonannya, saya tambahin biji vanilla, atas saran si Mas Gorilla, biar lebih wangi gitu.
  • Chocolate glaze (saya pakai 2 kali lipat dari adonan yang diberikan oleh joy of baking, dengan cara men-tim coklat dan whip cream bersamaan).
  • Buah-buahan atau lembaran coklat (wah ini agak susah ngejelasinnya, saya cuman ngeliatin Mas Gorilla ngerjain itu semua dan saya cuman tau jadi aja deh).

Cara:
  1. Buat kue spongenya dulu, bagi jadi dua tingkat (lapisan).
  2. Isi bagian tengah dengan creme yang diratakan.
  3. Dinginkan di lemari es selama 2 jam.
  4. Kemudian tuangkan coklat glaze panas (masih cair), ke atas kue (saya gak begini caranya, karena ternyata coklat glazenya masih terlalu kental, jadi saya ngeratain coklat pakai spatula). Dinginkan di lemari es semalaman.
  5. Hias dengan irisan coklat, atau sesuai selera.

Otak-Otak


Akhirnya, saya bikin otak-otak juga! Tapi dasar otak udang, udah lagi setengah bikin, ternyata baru nyadar kalau gak punya tepung tapioca. Walhasil lari-lari deh tuh ke warung afrika, udah lama gak ke sana, taunya kok kosong melompong ini toko. Aneh, padahal toko ini dulunya lumayan lengkap dan besar. Yang dicari gak ada, lari lah saya ke arah toko afrika yang satunya lagi. Barang-barang di toko ini jadi lebih lengkap daripada toko pertama, tapi mereka juga gak punya tuh, barang yang gue cari. Larilah gue ke warung Perancis langganan gue. Eh gak ada. Lari lah gue ke warung Perancis saingannya. ADA!!!! Girang dah gue. Tapi gue gak berharap banyak, soalnya tepung tapioca di sini gak halus kayak di Asia, tapi butirannya besar-besar, dan ini bisa mempengaruhi bentuk otak-otak itu sendiri.

Ngomong-ngomong, ikan yang saya pakai adalah ikan mackarell, atau maquereau. Saya pernah baca di kamus Indonesia-Perancis, kalau ikan tenggiri itu terjemahannya adalah maquereau itu. Dan hasil akhirnya (rasa) ya mirip sih, emang sama otak-otak di Indonesia.

Bahan:
  • 3 ikan tenggiri ukuran sedang, buang isi perut dan kepala, kulitnya juga, dan haluskan.
  • 2 sdm santan bubuk
  • 2 putih telur

Haluskan:
  • 2 siung bawang merah
  • 1 siung bawang putih
  • gula (optional)
  • garam
  • merica
  • 1 sdm daun bawang

Cara:
  1. campur semua bahan
  2. Dalam secarik daun pisang, letakan satu sendok teh adonan, memanjang.
  3. Bungkus (saya pencet-pencet biar merata permukannya).
  4. Ujung-ujungnya ditutup dengan lidi (saya gak pakai, soalnya gak punya dan udah cukup nutup.
  5. Bakar di penggorengan khusus bakar daging klik di sini untuk lihat gambar. Hingga matang (apinya kecil aja sih kalau saya).
  6. Hidangkan dengan sambal kacang (saya pakai sambal kacang pemuda yang beli jadi di Koperasi KBRI).


Sayur Pepaya Part 3


Udah lama gak bikin sayur pepaya. Kangen juga. Saya udah sering banget ya, bikin sayuran ini, part 1 & part 2, kali ini saya tambahin kecap/saus ikan, dan saya gak pakai kunyit, lagi gak pengen liat yang warnanya kuning-kuning ah di piring).

Bahan-bahannya adalah sebagai berikut:
  • santan
  • star anise/badiane/pekak
  • pepaya muda
  • kacang buncis
  • udang kecil
  • saus ikan

Haluskan:
  • bawang merah
  • terasi
  • garam
  • gula
  • serai
  • cabai hijau
  • sedikit asam jawa
  • merica
  • garam
  • gula

Wednesday, March 12, 2008

Nasi+Sup+Salad+Korea = Enaaak! (DoenJang Chigae)



Gak tau ini nama masakannya apa. Untuk keterangan dan jumlah bahan, coba klik di sini. Sup ini praktis buat saya yang gak terlalu suka makan sayur (apalagi timun). Emang masakan Korea atau Jepang memberikan alternative lain untuk makan sayur dengan gaya..hehe.


Bahan:

Sup:
  • Bawang bombay, potong-potong
  • Kentang potong-potong
  • Zuccini, potong memanjang
  • Cabai besar (karena gak suka, maka saya pakai cabai hijau kecil, biar pedes)
  • bawang putih
  • teri, buang kepalanya (kalau saya pakai teri kecil-kecil, jadi gak dibuang kepalanya, banyak bo..hehe).
  • udang ukuran sedang yang dikupas (saya gak pakai, bukan karena gak punya, males ngupas emang, hehe).
  • Korean soy bean paste
  • Daun bawang, iris tipis (saya pakai daun poireau)
  • Air
  • Tahu yang dipotong kotak-kotak (dadu)

Untuk Salad, campur:
  • Batavia
  • Ketimun, potong tipis
  • Bawang bombay potong tipis
  • Daun Bawang yang diiris tipis
  • minyak wijen
  • biji wijen
Saus Salad:
  • Kecap Asin Kikoman
  • Bubuk Paprika (saya pakai bubuk cabai).

Bahan Lain:
  • Nasi
  • Korean Hot Paste

Cara:
  1. Kecuali tahu dan daun bawang bombay, rebus semua bahan sup dalam panci, hingga kentang matang. Masukkan tahu dan daun bawang.
  2. Campur bahan salad dalam mangkok besar, kemudian tuangkan bahan saus salad kedalamnya.
  3. Dalam piring cekung, letakkan nasi. Tuangkan Salad diatasnya, isi sup (tanpa kuahnya), dan pasta cabai. Aduk rata.
  4. Selamat menikmati.


Salade Saus Wijen

Sunday, March 9, 2008

Cumi Cabe Ijo

Bikinnya pakai cabai hijau yang banyaaaakkkkk banget. Gue rasa gue pakai paling tidak 15 butir deh...hehehe...dan ternyata, ada satu orang Perancis yang tahan dengan rasa pedasnya tumis cumi bikinan gue ini (seneng deh, jadi kayak kawin sama orang Indonesia asli, makan masakan Indonesia tanpa batas..haha). Sorry, untuk kali ini, gue gak pakai takaran pasti.

Bahan halus:
  • cabe hijau
  • bawang merah
  • bawang putih
  • kemiri
  • jahe
  • laos
  • sereh
  • kunyit
  • garam
  • merica putih
  • asam jawa

Bahan lain:
  • Cumi yang dibersihkan (keluarin isi perut dan tinta-tinta), direbus sebentar dan dipotong-potong sesuai selera
  • Minyak goreng untuk menumis


Cara:
  1. Tumis dengan minyak goreng, bahan halus hingga layu dan harum.
  2. Masukkan cumi, masak hingga cumi kering.


Saya makan dengan nasi sambil dicocolin kecap manis. Wah, perpaduan kecap manis dan sambel hijaunya mantap sekali!!! Lain kali, mau ah nyobain pakai daun jeruk purut atau dikasih air jeruk nipis, dan mungkin lain kali saya tidak akan menggunakan kunyit, karena pengennya warnanya hijau murni gitu, eh gara-gara kunyit, ya jadi agak kuning gitu khan? hmmm...

Saturday, March 8, 2008

Tumis Gurita Part. 2 (Korean)

Kemarin ini kan saya bikin tumis gurita cara Korea ya, tapi gagal? Nah, besokannya saya langsung beli deh tuh bahan saus Korea yang saya gak punya, seperti hot pepper paste (kochu-jang) dan soybean paste di supermarket Korea di Paris. Abis bete sih, kalau pakai cabai lain, ntar rasanya jadi gak korea, kan keqi gue.. hehe. Trus gue bikin ulang deh tuh resepnya (dapet dari internet, judul masakannya sih Nakji Pokkum, tapi bener-bener gak jelas siapa sumbernya, soalnya asli download data base resep, sepertinya sih hasil bajakan), tapi seperti biasa, selalu saya modifikasi, gabungkan dengan bahan yang lagi ada di lemari es aja. Saya pakai asparagus, karena baru beli di pasar, hehe, dan juga saya tambahin bawang putih. Soalnya di resep asli gak pakai, sedangkan setau saya, orang Korea adalah pemegang rekor pemakan bawang putih di dunia mendahului Cina dan Thailand.

Bahan:
  • 1 gurita ukuran kecil (tapi gak mungil ya), bersihkan isi perut (kepala) dan tinta pada tentakelnya
  • 1 bawang bombay. dipotong-potong
  • 4 siung bawang putih, digeprek
  • 8 batang asparagus, bersihin dan kupas, kemudian dipotong-potong 5 cm dan rebus hingga halus
  • 1/2 sdm pasta cabai Korea
  • 2 sdt pasta kacang kedelai (soybean) Korea
  • 1/2 sdm kecap asin Kikoman
  • 1/2 sdm minyak wijen
  • 1 sdm biji wijen yang disangrai
  • 1/2 sdt bubuk jahe (harusnya sih pakai air jahe)
  • minyak goreng untuk menumis (harusnya sih pakai salad oil, saya gak punya)
  • 1/2 sdm gula
  • garam
  • merica hitam (saya tambahin)
  • daun bawang (saya pakai sejumput yang sudah diiris-iris, karena saya gak punya yang utuh. Harusnya sih potong sekitar <10>
Cara:
  1. Rebus gurita sebentar hingga 1/2 matang, kemudian potong-potong (saya potongnya pendek-pendek) campur dengan bahan-bahan bumbu (selain bawang-bawangan dan asparagus)
  2. Panaskan minyak di penggorengan, tumis bawang putih dan bombay hingga harum.
  3. Masukkan asparagus.
  4. Masukkan adonan gurita, aduk rata, masak tiga sampai lima menit.
  5. Masukkan daun bawang, aduk rata.
  6. Hidangkan dengan cara menaburkan biji wijen.

Strawberry Charlotte Sandwich

Saya pengen banget bikin kue kue yang ditampilin di Joy of Baking. Tapi seperti biasa, saya ngerasa resep dari dia gak pernah bener-bener jelas, dan takut banget gagal kayak kue kemarin, maka saya bikin setengah porsinya aja deh. Dan kebetulan saya memang saya maless banget bikin sponge cakenya, maka saya beli kue yang mirip seperti lady's finger, tapi lembut, seperti sponge cake, yaitu kue cuillers. Terus, puter otak deh gimana caranya ngegayain (ngebentuk) kue yang saya susun dengan kue cuiller ini. Jadinya saya banyak melenceng dari resep aslinya, karena gelatin yang dipakai pun tidak sama, saya pakai agar-agar bubuk merek Thailand, yang jadinya kualitasnya sih menurut saya rada payah, tapi ya gak apa lah, asal ada deh, hehe.

Tau gak sih, yang bikin enak dari kue ini apanya? Perpaduan gula tepung yang nempel di kue cuillers, dengan strawberry puree, buah dan kue cuillersnya. Jadi ya saya saranin, buat yang suka manis, silahkan tambahin gula tepungnya sesuka hati deh. :))

Untuk 2 porsi
Strawberry Purée:
  • 285 gram buah strawberry, buang ujungnya, diiris-iris/potong
  • 25 gram gula
  • kue cuiller secukupnya (atau pakai lady's finger)

Cream Strawberry:
  • 232 gram strawberry puree
  • 120 ml whipping cream tebal (saya pakai crème fleurette - cream cair untuk bikin whipping cream)
  • 9 gram agar-agar bubuk

Untuk hiasan:
  • gula tepung secukupnya (kue cuillers udah ada gula tepungnya, tapi kalau yang emang doyan manis banget, khususnya untuk melawan rasa strawberry yang asam, bisa ditambahkan gula tepung ini)
  • kurang lebih 5-8 buah strawberry, dibelah jadi dua

Cara:
  1. Bikin pureenya dahulu. Blender strawberry dan gula sampai halus kemudian tempatkan di dalam dua wadah (tahan microwave) yang berbeda.
  2. Masukkan mangkok mixer dan ujung mixer anda dalam freezer (supaya dingin, digunakan untuk mix whipping cream).
  3. Ke dalam salah satu adonan puree, masukkan agar-agar bubuk ke dalamnya. Aduk hingga rata, diamkan lima menit, panaskan dalam microwave selama 1 menit. Campur dengan puree strawberry di wadah satunya lagi, aduk rata, sisihkan hingga tidak hangat lagi (saya dinginkan di lemari es).
  4. Mix whipping cream hingga kaku (tentunya dengan menggunakan mangkok dan ujung mixer yang sudah dimasukkan ke dalam freezer sebelumnya). Masukkan campuran puree strawberry. Taruh adonan di dalam freezer selama 15 - 20 menit, adonan menjadi kaku. Mix lagi adonan.
  5. Dalam piring yang datar untuk kue (saya gak punya), susun berjejer kue cuiller (panjangnya sesuka hati, saya baris 6). Oleskan di atasnya, puree strawberry. Letakkan buah strawberry potong, tutup lagi dengan puree strawberry. Kemudian, tutup dengan kue cuiller, begitu juga sisi-sisi kue, tutup dengan kue. Hias dengan sisa buah strawberry (kalau ada), dan taburkan gula tepung di atasnya.

Friday, March 7, 2008

Udang bumbu MAM NEM

Nyoba resep ini, wah... mantapppp abis!!! Rasanya pedas dan asem!! Mirip sama masakan atau sambal Manado deh..


Tapi saya pakai udangnya banyakan, dan pakai udang yang udah dikupas, direbus, dan dibekuin. Di perancis, ya rata-rata udang bukan fresh from the ocean gitu deh, tapi ya modelnya yang udah dimasak atau masih mentah, tapi dibekukan. Dan udang yang saya pakai pun sekitar 300 gram-an lebih.

Nama saus yang saya pakai sih saus MAM NEM, dari Vietnam, yang saya beli di supermarket asia terbesar di Paris. Saya rasa sih, yang dimaksud di situs tersebut, ya sama, abis warnanya mirip-mirip (abu-abu/kuning/hijau), mungkin kalau di Thailand namanya Nam Budoo, kalau di Vietnam ya lain lagi. Abis dua-duanya ya saus ikan yang difermentasi gitu khan? Baunya keras banget, tapi untung Mas Gorilla gak protes. Katanya mendingan bau saus ikan ini dibanding bau terasi.. wahaha.. Saya sih mendingan terasi deh mas :P Tapi sumpeee... biar kata bau, tetep enak banget kok mas!

Saya gak punya daun jeruk purut yang segar dan jeruk nipis, ya saya pakai daun jeruk kering, dan lemon aja.

Bahan:
  • 300 gr Udang yang sudah dikupas, dipotong-potong
  • 3 lembar daun jeruk purut (kaffir, bergamot) kering, dibejek-bejek atau diiris tipis
  • 1 batang sereh, diiris tipis (buang bagian kulit terluar, dan untuk kedua ujungnya, saya gak pakai)
  • 2 cabai merah iris tipis
  • 2 cabai hijau, iris tipis
  • 4 siung bawang merah, iris tipis
  • 1/2 jeruk lemon, diambil jusnya.
  • 2 sdm saus MAM NEM

Cara:
  1. Selain udang dan saus MAM NEM, campur semua bahan dalam mangkok untuk menghidangkan.
  2. dalam penggorengan yang gak terlalu besar, tuangkan saus MAM NEM, biarkan mendidih, masukkan potongan udang. Masak hingga udang matang.
  3. Tuangkan ke dalam mangkok berisi bahan-bahan lainnya.
  4. Hidangkan, masak dengan nasi.

Wednesday, March 5, 2008

Tumis Gurita



Tadi pagi beli gurita di pasar, dan kepengen banget deh masak yang agak beda. Aturannya sih ini masakan korea, tapi saya banyak gak punya bahan yang disyaratkan, jadi banyak sekali bahan yang saya ganti.

Saya ngerasanya nih, untuk hasilnya, ada yang janggal entah rasanya ada yang kurang. Mungkin kecap asinnya kurang, atau mungkin karena saya pakai bubuk cabai yang saya beli dari Marocco, kok rasanya seperti ada bau bubuk kunyit kering atau bubuk bumbu makanan Marocco ya, jadinya rasanya kayak ada sentuhan makanan negara itu. Resep masih akan saya sempurnakan. Kira-kira, beginilah bocoran bahannya (akan diupdate kapan-kapan):

Bahan:
  • gurita ukuran sedang dipotong-potong
  • sejumput daun bawang yang diiris-iris tipis
  • toge
  • bongol daun bawang (oignon blanc)
  • kecap asin
  • jamur kancing
  • bubuk cabai kering
  • bubuk jahe
  • 1/2 sdt minyak wijen
  • biji wijen
  • merica hitam dan putih
  • gula
  • garam
  • minyak olive untuk menumis

Sunday, March 2, 2008

carnet d'adresse : Japanese Touch in Paris (updated)

Postingan lama (2007) dari web saya yang lain...

Paris di bulan Agustus adalah Paris yang sepi. Tapi saking sepinya bosenin deh ah, soalnya banyak toko yang tutup, karena pemilik dan pegawainya pada sibuk liburan (untung agustus udah mau berakhir). Yah, memang orang Perancis emang paling demen liburan di bulan Agustus (warisan jaman dulu). Anehnya, kebiasaan ini menular kepada orang Jepang yang tinggal di Paris, mereka juga jadi ikut-ikutan meliburkan diri. Sesuatu yang aneh karena mereka sangat terkenal dengan etos kerja yang tinggi, dan merasa cukup dengan memiliki waktu libur 12 hari dalam setahun.

Saya suka masakan jepang. Banyak orang menganggap masakan jepang kurang berbumbu, tapi menurut saya, di sini lah seninya, masakan jepang begitu halus. Untuk saya yang belum pernah ke Jepang, rasanya susah juga ya bilang, mana masakan jepang yang enak mana yang enggak, mana yang punya cita rasa asli, walau kadang-kadang di Jakarta atau di Bali, saya pernah juga masuk restaurant di mana yang masak orang Jepang asli. Dan rasanya sih ya enak-enak aja, terlepas dari apakah ini cita rasa jepang asli atau bukan.

Tapi memang seringkali, saya masuk ke restaurant jepang di Paris, yang masak bukan orang Jepang, dan kadang-kadang rasanya amburadul karena kurang memperhatikan kualitas, dan malah jadi cita rasa makanan China. Maka dari itu, teman-teman saya yang orang Jepang, memberikan advice kepada saya untuk selalu pergi ke restaurant dimana yang masak adalah orang jepang asli, atau dikelola secara jepang. Semenjak itu, saya jadi sering berburu restaurant jepang seperti yang disarankan teman saya.

Btw, memang untuk kualitas jepang asli ini, harga jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan restaurant/supermarket yang bukan Jepang asli. Bila anda ingin menemukan versi harga murah dari bahan makanan jepang, sebetulnya bisa dicari di supermarket Tang Frère, (supermarket asia terbesar di Paris) atau di beberapa supermarket asia lainnya. Tapi untuk bahan yang lebih spesifik seperti dashi, rasanya cuman bisa nemu di supermarket Jepang.

Anyway, berikut adalah beberapa alamat restaurant/toko kue/supermarket Jepang yang menjual kualitas maupun rasa Jepang. Ada sebagian yang sudah pernah saya coba, ada yang baru wacana saja:

  1. Taéko di marché (pasar) des enfants rouges: 39 rue de bretagne M:Filles du calvaire, buka dari selasa sampai minggu dari jam 9 sampai jam 15 dan dari jam 16-18. Tutup hari minggu setelah jam 12 dan setiap hari senin. Tidak banyak menu pilihan, hanya nasi jepang, menu rumahan saja. Tapi, kelebihannya, nasi jepangnya ennuakkk banget. Gurih abis. Rada mahal sebetulnya, siap-siap untuk menghabiskan sekitar 10 euro untuk satu makanan dengan porsi kecil.
  2. Ju jiya, sebuak catering jepang, di 42, rue St. Anne, buka setiap hari, 7/7 hingga jam 19:30 malam. Mereka menyediakan menu rumahan masakan jepang. Yang ini tidak terlalu mahal, dengan 7 euro bisa dapet satu kotak sushi, dan udah kenyuang banget. Ada bakwan jepang, ada bento-bento juga. Di bagian belakangnya terdapat mini market jepang, tempat saya nyetok bahan makanan jepang saya.
  3. Berikutnya adalah Kunitoraya, rue St. Anne, menyediakan udon. Restaurantnya agak mahal, bila dibandingkan restaurant jepang sekitarannya. Tapi bersiap-siaplah mengantri bila hendak makan di sini, karena restaurant ini banyak penggemarnya. Persis di sebelah kunitoraya ini ada satu restaurant, yang saya juga sudah pernah coba. Tapi saya lupa namanya. Ini enak juga, dan antri, makanannya banyak berupa udon-udon.
  4. Supermarket Jepang yang lainnya adalah salah supermarket Kiyoko (kalau gak salah namanya sih gitu ya) yang berseberangan dengan Starbuck, di jalan rue des petits champs. Supermarket ini rada mahal, dibandingkan dengan supermarket jujiya, tapi bahan makanannya lebih lengkap.
  5. Ada satu restaurant jepang yang menyediakan menu mie-mie (tepanyaki), yang dimasak oleh kokinya persis di depan kita, namanya Higuma. Restaurant ini terletak di rue st. Anne, di seberang restaurant Kunitoraya. Ini super ngantri deh, kalau jam-jam makan siang. Ini inceran saya berikutnya!!!
  6. Toko kue (patisserie) dan salon du the. Tidak jelas namanya apa, karena tidak ada papan namanya, tapi dekorasinya menarik, imut-imut, centil dan pinky. Di sini teman jepang saya bekerja sebagai pelayan (semua pelayannya memang orang Jepang). Alamat pastinya 11 bd courcelles (metro Villiers ligne 3). Tutup setiap hari rabu. Makanan maupun kue-kuenya memang Perancis, tapi teknik pembuatannya merupakan campuran antara Jepang dan Perancis, yang memberikan rasa dan tampilan baru pada kue-kuenya. Benar-benar classy. Harganya lebih mahal daripada toko kue atau salon du the lainnya di Paris, tapi dapat dimengerti, mengingat lokasinya yang tidak jauh dari Parc Monceau, tempat para bourgeois Paris tinggal dan tentu aja karena tampilan kuenya yang wah, dan rasanya yang "très fin".




(sorry kuenya agak bocel-bocel, maklum dari tokonya ke rumah gue jauh banget, jadi udah keburu rusak deh tuh kue-kue pada kegusrak-gusrak di tenteng buat naek turun métro Paris).

Ada banyak restaurant jepang di Paris, tapi tidak banyak yang benar-benar enak atau yang benar-benar menyediakan the real deal of the jap cuisine. Untungnya, setelah mencari-cari di net, saya menemukan suatu situs yang menawarkan apa yang selama ini saya cari: alamat-alamat restaurant jepang yang authentik. Berikut adalah linknya:
http://www.cecj.fr/liste_arr.html



Kawasan Japan townnya Paris terletak gak jauh dari gedung Opera (sekitar 1 km dari Louvre). Bila anda sudah ketemu gedung ini, anda akan melihat disekitaran banyak sekali orang Jepang, dan juga turis Russia. (hehe.. gak tau ada apa ya mereka dengan kawasan ini). Selain itu, banyak juga sih emang kantor-kantor internasional di daerah sini. Beberapa blok dari gedung opera, terdapat, banyak restaurant jepang, dan juga beberapa supermarket jepang (rue St. Anne). Tapi hati-hati, banyak juga diantara mereka yang tidak memiliki cita rasa jepang asli, kalau memang pengen makanan jepang asli, pandai-pandailah memilih bila tidak ingin kecewa.


Ayam Goreng Tepung


Lagi punya tepung ottogi frying mix korea yah.. semacam tepung mix buat bikin ayam tepung lah ya. Gambar di kemasannya kok beda tapi ya, jadi seperti tepung roti padahal tepung di dalamnya ya tepung dengan struktur halus. Ya sutralah, saya pasrah deh, saya udah males mikir, cuman mau bikin ayam goreng tepung aja kok. Hasilnya enak juga, karena tepungnya jadi gendut gitu deh.. persis kayak ayam kentucky (wow.. ngarang deh loh.. :P).

Tepung frying mix ini sih, saya baca di kemasannya terdiri dari campuran: tepung terigu, tepung maizena, gula, tepung beras, dan baking powder. Jadi mungkin, kalo anda gak punya tepung frying mix ini, bisa bikin sendiri (lain kali gue mau coba ah, tunggu tepung ottogi gue ini abis dulu ah). Atau, kali kalo gak ada, ya bikin aja pakai tepung roti, jadinya kayak chicken katsu dari hoka hoka bento kan?

Bahan:
  • 200 grm daging ayam fillet
  • 1 sendok makan tepung terigu biasa
  • 1 sendok makan tepung ottogi
  • 1 telur ayam, dikocok kasar, taruh dalam piring yang tidak ceper amat
  • minyak goreng yang banyak

cara:
  1. dengan pukulan daging, pukul daging ayam biar sedikit tipis.
  2. lumuri dengan tepung terigu, cemplungin ke telur, dan lumuri dengan tepung frying mixnya.
  3. Panaskan minyak dalam penggorengan. Kecilkan api, ceburkan daging ayam ke dalamnya, goreng sampai matang.
Untuk saus, saya menggunakan saus tonkatsu Jepang, sambil dicocolin mayonaise Jepang juga. Hmmm.. sedap! :)
Photobucket

Kue Bikinan Aeshon

Banyak teman, biasanya memang menguntungkan. Apalagi kalau temenannya sama tukang bikin kue. Minggu lalu, saya baru ketemuan sama yang namanya Aeshon, tukang bikin dan jualan kue di Singapura, negara asal dia. Aeshon ini, saudaranya kenalan saya dulu di Jakarta. Temennya sih sekarang udah tinggal ke ujung berungnya tanjung Amerika. Dia kesana juga karena harus nurut suami. Buset, nasib kita ya shoen, dan nasib sodara lo tuh..hehehe...sama-sama ikut suami.

Nah saya ketemuan deh sama si Aeshoen, yang katanya masih belum ngerti Paris. Kita nongkrong di cafe Angelina di deket museum Louvre, cafe yang amat sangat terkenal dengan hot chocolatenya. Dia ngasih saya cup cakes jeruk ini.... rasanya enaaak banget, bentuknya juga cantik. Katanya makannya lebih asik ditemenin es krim. Gue pakai saus/es krim mascarpone gue itu, mantaaap banget! Aduh thanks banget ya shoen.. sering-sering aja kita ketemuan, jadi gue kebagian rejeki yaa..hehehe...

Mayan... sekarang gue ada Aeshoen, gantinya si Yukari, temen Jepang saya yang juga tukang kue. Sayang, Yukari bentar lagi udah mau balik ke Jepang, karena katanya dia gak mau ngelahirin di Paris, dan pengen ngegedein anaknya di Tokyo aja untuk sementara ini. Hu hu hu... Mana katanya Aeshoen juga gak lama-lama tinggal di Paris.. gimana sih ah? Masa orang-orang datang pergi, gue doang yang kejepit di sini? Oh ya, saya mau ngajakin si Aeshon ke toko kue di mana Yukari kerja ah. Dia harus tau tempat ini, mantap abis, kue-kue yang dijual di situ, adalah perpaduan antara style Jepang dan Perancis, jadi ya mantap banget.

Saus Mascarpone

Waktu itu saya mo bikin kue Red Velvetnya Joy of Baking, tapi tanpa pewarna makanan (jadinya ya coklat aja gitu warnanya). Tapi kok jadinya kemanisan ya. Kuenya sih jadinya bagus, lembut, tapi kok ya kemanisan buanguuet? Apa saya pakai gulanya kebanyakan? Rasanya saya udah ngikutin resep aslinya, gak ada yang saya modifikasi, karena kalau cake, saya jarang modif. Kecewa banget deh, apalagi dimakan juga dengan saus mascarponenya yang juga manis banget kalau dicairkan (begitu dikeluarkan dari freezer). Udah gitu, saya emang selalu bermasalah deh sama whipping cream, karena tidak pernah mau kaku, jadinya ya cair gitu deh. Heran binti heran...

Tapi sumpah, saus mascarpone (frosting cream) kue ini, ennnaaak banget kalau dibekukan (gak cair-cair amat). Saya dinginkan di lemari es, jadinya ya ice cream yang lezat abis. Bener-bener gak ada matinya deh, apalagi memang untuk vanilanya saya rada banyakin, dan vanilanya asli dari Tahiti, belanjaan Mas Gorilla waktu tugas di situ(buset ketauan itu udah lama banget ada di lemari kita, dia ke sananya aja pas kita belom kawin, haha).

Untuk cream cheese, saya pakai merek St. Moret, sesuai anjuran mbak Melani di Marseille (iya, Mel, maintenant j'ai le moyen d'en acheter..hehehe.. avant c'était pas le cas, c'est pour çela que je l'avait pas utilisé. Le gout de ce fromage est hyper bon!!!).

Nah, saya makan kue yang lain, pakai cream mascarpone ini. Dan juga makan nanas yang rada acem, pakai saus ini. Mantap banget deh!!! Meski kuenya saya buang, karena saya gak mau makannya (asli eneg baru dua suap aja), tapi creamnya saya jaga dong, hehe.

Brioche


Inget khan, kapan hari saya bikin donut panggang yang resepnya nyontek dari NCC? Nah, sekarang, saya bikin lagi roti (brioche), dari resep yang sama, tapi saya modifikasi sedikit, menjadi sebagai berikut:

Bahan A:
  • 200 gr tepung terigu biasa
  • 2,6 gr yeast atau ragi
  • 2,3 gr garam
  • 140 ml susu cair (karena di resep lama, menurut saya agak kebanyakan airnya)

Bahan B:
  • 47 gr tepung terigu untuk okonomiyaki
  • 2, 3 garam
  • 14 gr susu bubuk
  • 20 gr gula (saya kurangin gulanya, karena saya akhir-akhir ini kebanyakan makan manis-manis, gak bagus juga.. buset deh, 9 gram doang cuman..hahaha.. apa ngaruh?)
  • 23 gram telur
  • 29 gram mentega
Jadinya sedap, lembut.... apalagi campur keju St. Moret... (untuk Melanie di Marseille, emang mel, St. Moret emang wuennuaaak banget, digadoin aja enak gila! TFS!).

Saturday, March 1, 2008

Gulai Cumi (Bali)

Resep ini cuman cukup untuk satu orang saja! Gorilla.. kemana sih kamu.. pulang dong, ini majikanmu merindukanmu..hehehe... Gulai yang ini saya bikin rada beda daripada gulai-gulai yang sudah pernah saya bikin sebelumnya. Yah, ini bumbu dasar seafoodnya bali yang saya pakai.


bahan:
  • 250 gr cumi ukuran sedang, cuci bersih, keluarkan isi perutnya, bersihin tintanya, dan buang tulangnya (saya kelupaan buang isi perut, makanya itu cumi keliatan kayak lagi hamil, gendut amat).
  • 150 ml santan kental

bumbu halus:
  • 1 tomat ukuran sedang
  • 1 sdt cabai ulek
  • 4 siung bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • satu cubit asam jawa
  • 1 lembar daun salam
  • 1 sdt jahe
  • 1 sdt ketumbar bubuk
  • 1/2 sdt kunyit bubuk
  • 1 sdt bubuk sere


Cara:
  1. rendam cumi dalam air jeruk nipis yang diberi garam dan merica
  2. tumis bumbu halus dan daun salam hingga berubah warna
  3. masukkan cumi
  4. masukkan santan

Oh ya, masih ada sisa kuah cumi (gue bikinnya kebanyakan sih kuahnya). Gue pakai aja buat gulai sayuran (kacang panjang/buncis):
  1. Panaskan kuah sisa gulai cumi
  2. Cemplungin potongan kacang panjang ke dalamnya, masak hingga kacang panjang matang.