Sunday, March 2, 2008

carnet d'adresse : Japanese Touch in Paris (updated)

Postingan lama (2007) dari web saya yang lain...

Paris di bulan Agustus adalah Paris yang sepi. Tapi saking sepinya bosenin deh ah, soalnya banyak toko yang tutup, karena pemilik dan pegawainya pada sibuk liburan (untung agustus udah mau berakhir). Yah, memang orang Perancis emang paling demen liburan di bulan Agustus (warisan jaman dulu). Anehnya, kebiasaan ini menular kepada orang Jepang yang tinggal di Paris, mereka juga jadi ikut-ikutan meliburkan diri. Sesuatu yang aneh karena mereka sangat terkenal dengan etos kerja yang tinggi, dan merasa cukup dengan memiliki waktu libur 12 hari dalam setahun.

Saya suka masakan jepang. Banyak orang menganggap masakan jepang kurang berbumbu, tapi menurut saya, di sini lah seninya, masakan jepang begitu halus. Untuk saya yang belum pernah ke Jepang, rasanya susah juga ya bilang, mana masakan jepang yang enak mana yang enggak, mana yang punya cita rasa asli, walau kadang-kadang di Jakarta atau di Bali, saya pernah juga masuk restaurant di mana yang masak orang Jepang asli. Dan rasanya sih ya enak-enak aja, terlepas dari apakah ini cita rasa jepang asli atau bukan.

Tapi memang seringkali, saya masuk ke restaurant jepang di Paris, yang masak bukan orang Jepang, dan kadang-kadang rasanya amburadul karena kurang memperhatikan kualitas, dan malah jadi cita rasa makanan China. Maka dari itu, teman-teman saya yang orang Jepang, memberikan advice kepada saya untuk selalu pergi ke restaurant dimana yang masak adalah orang jepang asli, atau dikelola secara jepang. Semenjak itu, saya jadi sering berburu restaurant jepang seperti yang disarankan teman saya.

Btw, memang untuk kualitas jepang asli ini, harga jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan restaurant/supermarket yang bukan Jepang asli. Bila anda ingin menemukan versi harga murah dari bahan makanan jepang, sebetulnya bisa dicari di supermarket Tang Frère, (supermarket asia terbesar di Paris) atau di beberapa supermarket asia lainnya. Tapi untuk bahan yang lebih spesifik seperti dashi, rasanya cuman bisa nemu di supermarket Jepang.

Anyway, berikut adalah beberapa alamat restaurant/toko kue/supermarket Jepang yang menjual kualitas maupun rasa Jepang. Ada sebagian yang sudah pernah saya coba, ada yang baru wacana saja:

  1. Taéko di marché (pasar) des enfants rouges: 39 rue de bretagne M:Filles du calvaire, buka dari selasa sampai minggu dari jam 9 sampai jam 15 dan dari jam 16-18. Tutup hari minggu setelah jam 12 dan setiap hari senin. Tidak banyak menu pilihan, hanya nasi jepang, menu rumahan saja. Tapi, kelebihannya, nasi jepangnya ennuakkk banget. Gurih abis. Rada mahal sebetulnya, siap-siap untuk menghabiskan sekitar 10 euro untuk satu makanan dengan porsi kecil.
  2. Ju jiya, sebuak catering jepang, di 42, rue St. Anne, buka setiap hari, 7/7 hingga jam 19:30 malam. Mereka menyediakan menu rumahan masakan jepang. Yang ini tidak terlalu mahal, dengan 7 euro bisa dapet satu kotak sushi, dan udah kenyuang banget. Ada bakwan jepang, ada bento-bento juga. Di bagian belakangnya terdapat mini market jepang, tempat saya nyetok bahan makanan jepang saya.
  3. Berikutnya adalah Kunitoraya, rue St. Anne, menyediakan udon. Restaurantnya agak mahal, bila dibandingkan restaurant jepang sekitarannya. Tapi bersiap-siaplah mengantri bila hendak makan di sini, karena restaurant ini banyak penggemarnya. Persis di sebelah kunitoraya ini ada satu restaurant, yang saya juga sudah pernah coba. Tapi saya lupa namanya. Ini enak juga, dan antri, makanannya banyak berupa udon-udon.
  4. Supermarket Jepang yang lainnya adalah salah supermarket Kiyoko (kalau gak salah namanya sih gitu ya) yang berseberangan dengan Starbuck, di jalan rue des petits champs. Supermarket ini rada mahal, dibandingkan dengan supermarket jujiya, tapi bahan makanannya lebih lengkap.
  5. Ada satu restaurant jepang yang menyediakan menu mie-mie (tepanyaki), yang dimasak oleh kokinya persis di depan kita, namanya Higuma. Restaurant ini terletak di rue st. Anne, di seberang restaurant Kunitoraya. Ini super ngantri deh, kalau jam-jam makan siang. Ini inceran saya berikutnya!!!
  6. Toko kue (patisserie) dan salon du the. Tidak jelas namanya apa, karena tidak ada papan namanya, tapi dekorasinya menarik, imut-imut, centil dan pinky. Di sini teman jepang saya bekerja sebagai pelayan (semua pelayannya memang orang Jepang). Alamat pastinya 11 bd courcelles (metro Villiers ligne 3). Tutup setiap hari rabu. Makanan maupun kue-kuenya memang Perancis, tapi teknik pembuatannya merupakan campuran antara Jepang dan Perancis, yang memberikan rasa dan tampilan baru pada kue-kuenya. Benar-benar classy. Harganya lebih mahal daripada toko kue atau salon du the lainnya di Paris, tapi dapat dimengerti, mengingat lokasinya yang tidak jauh dari Parc Monceau, tempat para bourgeois Paris tinggal dan tentu aja karena tampilan kuenya yang wah, dan rasanya yang "très fin".




(sorry kuenya agak bocel-bocel, maklum dari tokonya ke rumah gue jauh banget, jadi udah keburu rusak deh tuh kue-kue pada kegusrak-gusrak di tenteng buat naek turun métro Paris).

Ada banyak restaurant jepang di Paris, tapi tidak banyak yang benar-benar enak atau yang benar-benar menyediakan the real deal of the jap cuisine. Untungnya, setelah mencari-cari di net, saya menemukan suatu situs yang menawarkan apa yang selama ini saya cari: alamat-alamat restaurant jepang yang authentik. Berikut adalah linknya:
http://www.cecj.fr/liste_arr.html



Kawasan Japan townnya Paris terletak gak jauh dari gedung Opera (sekitar 1 km dari Louvre). Bila anda sudah ketemu gedung ini, anda akan melihat disekitaran banyak sekali orang Jepang, dan juga turis Russia. (hehe.. gak tau ada apa ya mereka dengan kawasan ini). Selain itu, banyak juga sih emang kantor-kantor internasional di daerah sini. Beberapa blok dari gedung opera, terdapat, banyak restaurant jepang, dan juga beberapa supermarket jepang (rue St. Anne). Tapi hati-hati, banyak juga diantara mereka yang tidak memiliki cita rasa jepang asli, kalau memang pengen makanan jepang asli, pandai-pandailah memilih bila tidak ingin kecewa.