Saturday, October 27, 2007

Kare Mie


Saya lagi kepengen banget bikin mie yang agak nyentrik. Pilihan jatoh kepada resep mie thailand yang disebutkan di buku resep masakan Thai. Tapi kok banyak yang saya gak punya bahan-bahannya. Yah jadi saya harus putar otak, untuk masak. Saya gak tau apakah ini masih bisa disebut mie thailand, karena perubahan yang saya lakukan sangat banyak. Menu untuk 2 orang.


Bahan:

  • 3 siung besar bawang merah, iris tipis-tipis
  • 2 siung bawang putih, geprak
  • 200 gr mie basah
  • 1 sdm cabai ulek (atau cabai secukupnya, potong-potong).
  • 1,5 bubuk kunyit (cucurma)
  • 2 lembar fillet ayam
  • 1 sdm kecap ikan
  • 1 sdt ketumbar bubuk
  • 1 sdt gula jawa bubuk
  • 250 ml santan
  • 1 sdm air jeruk nipis
  • daun ketumbar dan bawang goreng untuk taburan
Cara:
  1. Rebus mie hingga matang, angkat, tiriskan.
  2. Tumis cabai dan bawang-bawang hingga matang atau berubah warna.
  3. Masukkan bubuk kukurma dan ketumbar, aduk. Masukkan ayam, kecap ikan, gula jawa, santan, air jeruk nipis, aduk hingga rata, masak dengan api kecil, tapi jangan sampai mendidih.
  4. Matikan api, masukkan mie, aduk rata.
  5. Hidangkan dengan bawang goreng dan daun ketumbar.

Thursday, October 25, 2007

Bakwan Sayuran


Oke, saya tahu, saya lagi malas banget masak. Kesibukan kuliah yang mulai menggerogoti badan saya ini, membuat saya jadi gak sempet makan. Tapi untungnya, kemaren sempet juga ngiler sama bakwan à la Jepang. Jadi terpaksa bikin deh..hehe.

Saya lagi males tulis resep, jadi kira-kira sendiri aja. Saya tambahkan surimi, karena emang lagi punya. Ini resep kreasi saya sendiri, ngarang-ngarang aja, setelah makan bakwan di restoran jepang. Nyoba-nyoba, kira-kira apa yang dibutuhkan dalam pembuatannya.

Bahan:
  • Bayam diiris tipis-tipis, potong kecil-kecil (saya pakai yang dibekukan, jadi begitu di cairkan, sudah hancur berkeping-keping, tapi jadnya malah enak, gak repot motong).
  • Surimi secukupnya, potong-potong
  • Tepung Terigu
  • Bubuk Hondasi (biasanya hanya butuh sedikit)
  • Mirin (biasanya hanya butuh sedikit)
  • Air
  • Bawang Bombay, potong memanjang
  • Toge
  • Kacang Buncis yang dibiarkan memanjang, buang ujungnya (saya gak punya, tapi lain kali pasti saya akan tambahkan)
  • Daun Bawang, diiris tipis-tipis
  • telur kocok
  • Garam
  • Gula
  • Air

Cara:
  1. Campur terigu, telur kocok, gula, garam, air, hondasi, mirin. Aduk rata dengan garpu.
  2. Masukkan sayur-sayuran dan surimi.
  3. Walaupun saya gak kasih takarannya, tapi buatlah agar adonan tidak terlalu cair tapi tidak terlalu kering dan upayakan agar semua bahan proporsional, dalam arti, antara sayur dan tepung seimbang jumlahnya. Bila adonan terlalu kering, tambahkan sedikit air, begitu pula bila terlalu cair, tambahkan tepung terigunya.
  4. Goreng dalam minyak banyak, dalam jumlah sedikit dulu hingga kuning keemasan. Cicipi, apa yang kurang, (garamnya? Gulanya?). Tambahkan garam atau gula sesuai selera ke dalam adonan. Tuangkan satu sendok adonan ke dalam banyak minyak, goreng sampai kekuningan.
  5. Hidangkan dengan cara mencelupkannya ke dalam kecap asin jepang atau saus tempura.

Hasilnya lezaat.. saya puas dengan bakwan bikinan saya kali ini. Sekarang koleksi bakwan andalan saya tambah satu deh, hehehe.

Saturday, October 20, 2007

Rawon, makanan khas Indonesia

Sekarang saya punya kebiasaan baru. Saya berusaha memperkenalkan makanan Indonesia kepada orang-orang asing yang senang sekali mencoba makanan baru dan eksotis. Ini sebagai komitmen saya memperkenalkan makanan Indonesia ke seluruh dunia, karena bete, banyak sekali makanan Indonesia yang diaku negara lain sebagai makanannya. Nah, selama minggu kemaren, dua kali berturut-turut, saya mempersembahkan rawon sebagai makanan perkenalan. Kenapa saya pilih rawon, alasannya simple, karena rawon ada kluweknya, yang bener-bener khas Indonesia. Konon, negara tetangga aja gak pernah pakai kluwek sebagai bahan makanan mereka. Kalo gak salah, rawon kan makanan Jawa Timur (kata mas wiki sih surakarta ada juga rawon), tapi biasanya orang-orang ya taunya, rawon dan broncos yang menggunakan kluwek, adalah makanan Jawa. Yang kedua mengapa saya pilih rawon, adalah karenarawon tuh warnanya item, gak biasa banget deh pokoknya.

Yang pertama jadi korban saya, cowok Belgia, pacarnya temen. Kalo ini sih saya bawain rantangan aja, porsi kecil, maklum lagi bokek. hehehe. Yang kedua, adalah dua cewek muda asal Denmark, tetangganya si Dewi. Mereka katanya penasaran banget sama makanan Indonesia. Korban yang sempurna! Konon, mereka sangat menantikan acara makan bersama kita ini, dan mereka udah ngomongin ke banyak orang yang mereka kenal, kalau mereka bakal makan makanan Indonesia.

Jadilah hari jumat kemaren, saya ke rumah mereka dan ke rumah Dewi, masak. Saya yang bawa bumbu-bumbu eksotisnya, ya abis si dewi gak punya, jadi ya udah, gue bagi deh punya gue.. haha. Si iben, salah satu dari mereka, kaget, setelah saya kasih tau, bahwa makanan yang saya masak, bakal hitam warnanya. Ini saya kasih tau biar gak jadi surprise juga, pas ditaroh di meja makan kok tau-tau warnanya tidak menggairahkan.

Masak rawon tuh cepet, apalagi bumbu-bumbunya juga bubuk-bubuk, udah gitu saya udah nyiapin klueweknya sehari sebelumnya. Sengaja gak saya bikin pedes, karena takut mereka gak suka. Begitu jadi, dihidangkan di meja, mereka langsung napsu banget pengen nyiduk itu rawon. Mereka tanya, bau rawon yang khas itu dibuat dari mana, wah .. saya bingung deh jawabnya gimana. Karena tau sendiri kan, masakan Indonesia bumbunya banyak banget.

Mulai deh mereka makan... WAaaahhhh.. senangnya! Ternyata mereka suka, gitu juga si Dewi yang orang Indonesia. Rasanya bukan saya keGRan sih, tapi saya merasakan kemenangan bagi bangsa Indonesia. Kalau masakan bangsa kita disukai orang asing, rasanya saya lega karena udah ngebantuin memperkenalkan kekayaan bangsa ini kepada orang lain. Heppy deh, ngeliat semua orang pada nambah, sampe agak-agak rebutan gitu sih.. haha.

Dan menurut saya, rawon yang saya bikin ini adalah rawon yagn terenak yang pernah saya bikin. Padahal saya gak pakai lengkuas, terasinya aja masukin baru belakangan karena kelupaan. Tapi saya tau, kenapa. Soalnya, bumbu-bumbu dasarnya gue banyakin (euh..ini agak-agak rahasia gue ..hehehe-bumbu yang mana, gue gak mau bilang ah), dan pula, bumbu utamanya, kluwek, saya pakai lebih banyak daripada biasanya, jadi warnanya lebih hitam. Biasanya saya bikin cuman berdua sama suami kan, dan hemat-hemat gitu, pakai kluweknya cuman satu, biar gak boros. Tapi hasilnya rada mengecewakan: kalah lawan warna kunyit! Rawonnya sering jadi agak kuning coba. Payah deh...

The Happy Rawon Eaters

Wednesday, October 17, 2007

Martabak Isi Bayam dan Surimi


Tadi jalan-jalan ke supermarket, eh liat ada kertas brick, yang biasa dipakai sama orang=orang India/timur tengah untuk bikin kue-kue mereka. Saya jadi kepengen banget bikin martabak. Tapi gak punya daging cincang, ya udah, pikir-pikir cara lain aja lah.

Dulu, saya pernah bikin martabak asin kan yah. Nah, intinya sih gak jauh beda, dengan resep terdahulu, hanya isinya banyak saya modifikasi lagi. Begini caranya:
  • 1/2 siung bawang bombay cincang halus
  • 1 siung bawang putih cincang halus
  • 2 siung bawang merah cincang halus
  • 180 gr daun bayam, cincang halus (saya pakai bayam yang sudah dibekukan)
  • 6 batang surimi cincang halus (bila tidak ada, bisa diganti dengan udang kupas kecil)
  • 1sdt bubuk kunyit
  • 1sdm kecap ikan
  • 1 sdm kecap asin
  • 1.5 sdt merica bubuk
  • 1 sdt cabai bubuk (bisa pakai cabai asli bila suka)
  • 3 telur kocok
  • 2 lembar kertas brick (coba klik "feuille brick" di google image, pasti keliatan deh tuh)
  • minyak goreng secukupnya

Cara:
  1. Panaskan sedikit minyak goreng, tumis bawang-bawang cincang hinga matang. Masukkan bayam dan surimi cincang. Masak hingga agak kering, masukkan kunyit, kecap asin, kecap ikan, merica dan cabai bubuk. Aduk rata, tarik dari api.
  2. Masukan telur kocok ke dalam adonan bayam, aduk rata.
  3. Panaskan wajan besar dengan minyak yang agak banyak, letakkan dua lembar kertas brick di atasnya (yang ditempelkan satu sama lain, biar gak gampang sobek, biar kulitnya agak tebal gitu), taruh adonan bayam di atasnya, lipat jadi dua, hati-hati jangan sampai pecah adonannya. Balik-balik, martabak tersebut sampai matang.
  4. Hidangkan dengan sausnya.

Tuesday, October 16, 2007

Ayam Panggang Bumbu Petis


Nah, yang ini resepnya mbak wienda, si tukang masak. Mohon, kalau ada yang pengen contek resep ini kemudian menaruhnya di blog, tolong dicantumkan sumbernya mbak wienda, karena dia yang udah capek-capek mikir. Di samping saya tampilkan versi saya, yang hanya cukup untuk dua orang yang makannya gak banyak juga.

Bahan:
  • Ayam (1 paha atas bawah, 1 dada, 4 sayap) (saya pakai 2 paha ayam)
  • 3-4 tomat kecil ato 2 tomat sedang (saya pakai satu buah, dipotong dadu kecil-kecil).
  • 3 sdm minyak goreng (saya pakai 1 sendok makan)
  • Air secukupnya
  • 3 bawang merah iris tipis (saya gak pakai)

Bumbu yg dihaluskan:
  • 2 bawang merah besar (saya pakai 4 siung)
  • 2 bawang putih (saya pakai satu)
  • 1/3 sdt terasi
  • 2 ruas jari jahe (1.5 sdt bubuk jahe)
  • 1 sdt lada utuh (saya pakai lada putih)
  • 3 sdt gula merah sisir (hanya pakai 1 sdt gula merah bubuk)
  • 2 sdt petis udang (hanya pakai 1,5 sdt saja)
  • 3 sdt purée de piments / cabe halus (sesuai selera)

Cara :
  1. Panaskan minyak goreng tumis bawang merah hingga kekuningan.
  2. Masukkan bumbu halus tumis hingga harum, masukkan tomat cincang tumis sebentar.
  3. Tambahkan ayam, lanjutkan menumis hingga ayam berubah warna.
  4. Tuangi air hingga ayam tergenang. Rebus dengan api kecil hingga ayam empuk dan bumbu agak mengental. Sambil sesekali diaduk.
  5. Panggang ayam sambil sesekali dicelupkan ke dalam bumbu rebusannya hingga kecoklatan.
  6. Sajikan ayam panggang bumbu petis dengan nasi putih hangat dan tumis bayam.

Tuesday, October 2, 2007

Bakso Cumi Goreng à la sparklingcosmic

















Eits.. siap-siap kecewa, karena bakso ini, tidak berbentuk bulat sama sekali, maklum, gue orangnya emang males banget dalam urusan bentuk membentuk. Jadi bentuk buat saya urusan belakangan, yang penting, makan tuh rasa....

Dari kemaren mo belajar gak konsen-konsen karena tangan dah gatel untuk masak, dan pengen banget masak makanan laut yang diolah menjadi seperti bakso atau mpek-mpek gitu maunya. Nah, jadinya begini deh. Biar bentuk peyat-peyot, tapi gak malu-malu di share di blog ini, karena... idenya kan orisinil.. haha. Paling cocok dijadiin cemilan.

Bahan:
  • 450 gr daging cumi yang dihaluskan dengan blender
  • 300 gr tepung tapioca
  • 1 sdt soda kue
  • 2 sdm bawang putih bubuk
  • 2 sdm saus/kecap ikan
  • bila masih merasa kurang ngegigit, bisa ditambahkan garam/gula/atau blok knor/maggi. Terserah aja, kalau saya sih berusaha sebisa mungkin natural...(cie elah lagunya!).
Cara:
  1. campur semua bahan, aduk rata, bila terlalu cair, tambahkan tepung tapiocanya lagi. Tapi usahakan agar adonan tetap lembab agar hasil akhirnya kenyal.
  2. Bentuk bulat, atau terserah saja. Taburi tangan anda dengan tepung terigu bila adonan terlalu lengket di tangan.
  3. Rebus sampai matang (mengapung), tiriskan.
  4. Goreng dengan minyak banyak. Tiriskan.
  5. Hidangkan dengan saus sambal, atau saus mpek-mpek.

Monday, October 1, 2007

Tom Yam Goong à la sparklingcosmic


Yup.. somewhere over the rainbow God bless Thailand..hehehe.. karena mereka menciptakan makanan sup yang super enak ini. Hmmm.. terlepas nih, apakah Tom Yam Goong asli dari Thai, atau dari negara Indo China lainnya, karena setau saya, soup macam ini tidak hanya ada di Thai, tapi juga di negara tetangganya. Tapi karena Thai yang mempopulerkannya, bisa jadi ya, asal sup ini dari Thai. Eits... apakah Malaysia yang mengaku mempopulerkan batik dan angklung, dan juga lagu manise (eits.. panas!!), bisa memproklamirkan bahwa mereka adalah pencipta itu semua?.. hmmm.... Ya wis.. orang boleh ngeklaim macem-macem. Tapi biarkan ilmu antropologi dan sejarah yang bicara yaa. Ngomong-ngomong tempeh dan broncos itu asli jawa loh..hehe.. orang jepang jangan coba-coba ngeklaim tempeh loh ya!

Begini kira-kira resep tom yam goong bikinan saya malam ini:
  • 400 grm udang ukuran sedang (yang saya punya udah dikupas, direbus dan udah beku dari tokonya, saran saya, kalau anda pakai udang yang belum dikupas, biarkan masak utuh, tapi kalau gak suka, ya kupas kulitnya).
  • 4 siung bawang merah, haluskan
  • 2 siung bawang putih, haluskan
  • 2 sdm sereh bubuk (saya pakai sereh asli yang saya hancurkan, kemudian saya bekukan di freezer)
  • 1 sdt atau sesuka hati, bubuk cabai kering
  • 1 sdt terasi
  • 1,5 sdt galanga (laos)
  • 2 lembar daun jeruk
  • jus lemon dari seperempat buah lemon
  • 600 ml air
  • 300 grm jamur kancing, potong melintang, tebal
  • saus/kecap ikan secukupnya
  • minyak goreng secukupnya
  • garam secukupnya


Cara:
  1. panaskan minyak goreng
  2. masukkan bawang, sereh, galanga, daun jeruk, terasi. Aduk rata, sampai wangi.
  3. Masukkan jamur dan udang dan cabai bubuk, masak hingga udang sedikit matang.
  4. tambahkan kecap ikan, aduk rata
  5. tambahkan air
  6. biarkan masak dengan api kecil, aduk terus, jaga agar jangan sampai mendidih hingga sup tidak menjadi berbusa.
  7. masukkan jus lemon dan garam secukupnya (tambahkan merica bila dirasa perlu)
  8. Hidangkan panas (bisa tambahkan potongan daun koriander)
Nah, ternyata, tom yam yang melenceng dari jalur ini benar-benar berasa nikmat. Tau sendiri deh, apa maksud kalimat pembuka saya di atas... sama seperti kata saya dulu-dulu.. Tuhan memberkati Jepang karena sushinya, dan juga perancis karena foie grasnya. Oh yea!

Ngomong-ngomong, Tom Yam Goong kok seperti daging asem atau sayur asem kita ya... cuman sayur asem emang rada anyep ya rasanya, hehe.