Monday, March 24, 2008

Tum Sapi Bali

Masakan yang mengingatkan saya sama nenek tercinta. Nini (bahasa Balinya Nenek) yang hampir tidak bisa berbahasa Indonesia. Tapi memang yang namanya cinta, tidak mengenal bahasa, karena bagaimanapun, saya bisa merasakan cintanya, apalagi pada perjamuan makan terakhir (hehe, bukan karena paskahan nih, ngomongin perjamuan terakhir).

Akhirnya, malam ini, melalui masakan yang saya buat, saya bisa merasakan, Nini yang hidup dalam diri saya. Ini adalah masakan terakhir yang Nini buat untuk saya, sebelum beliau jatuh sakit. Tunggu saya Nini, saya dan Mas akan mengunjungimu akhir tahun ini.

Bahan:
  • 250 gr daging sapi cincang halus
  • 2 sdm bubuk kelapa (kalo gak ada, ya pakai kelapa kering parut ditumbuk aja lah)
  • 6 lembar daun pisang yang sudah dipotong persegi panjang
  • lidi untuk menutup daun pisang, atau jegregan (eh iya, bahasa indonesia formal jegregan apa ya mel, elo kan yang pernah kasih tau gue?)
  • minyak goreng untuk menumis bumbu

Bumbu yang dihaluskan:
  • 2 butir kemiri
  • garam
  • 5 cabai merah dan cabai hijau (hati-hati saya bikin emang pedas, sengaja)
  • 3 lembar daun jeruk purut
  • merica hitam
  • 1 sdt kencur bubuk
  • 1 sdt kunyit bubuk
  • 10 butir bawang merah kecil (iya nih, tumben dapet bawang merah yang kecil, seneng deh, jadi inget indonesia)
  • 3 butir bawang putih
  • 1 sdt biji ketumbar
  • 0,5 sdt galanga/laos
  • 1 sdt terasi
  • 0.5 sdt bubuk pala
  • 2 butir cengkih

Cara:
  1. Tumis semua bumbu halus, kemudian campur dengan daging cincang dan kelapa, ratakan.
  2. Letakan satu sendok makan adonan di tengah-tengah daun pisang (memanjang), tutup daun pisang dengan menyematkan lidi/dijegreg.
  3. Kukus sekitar 20 menit.
  4. Hidangkan dengan nasi hangat dan taburan bawang goreng.
Ngomong-ngomong soal jegregan... jadi inget kata Jegeg.. "jegeg jegeg", salah satu kata-kata Nini yang sering keluar dari mulutnya kalau lagi liat cucu-cucunya (yeeeeeeeee ke-GR-an ini mah! Yuck).