Tournedos Rossini adalah nama masakan yang melegenda, yang dibuat dari roti bakar yang diguyur wine cuit Madère, foie gras, daging sapi spesial (tournedos) dan jamur emas hitam: truffes. Dari komposisi bahannya, jelas aja, masakan ini benar-benar gak ada duanya. Foie gras adalah nama selai hati ayam à la Perancis yang mendunia karena rasanya yang lembut. Daging sapi yang digunakan untuk masakan ini pun juga bukan sembarangan, tapi daging sapi yang mengandung banyak lemak, sehingga kenyal (tapi gak keras) ketika digigit. Dan truffes sendiri, adalah jamur yang konon paling mahal dan langka di dunia, yang semakin lama semakin dikit saja jumlahnya. Chef terkenal di Perancis banyak menggunakan jamur ini dalam menu mereka. Ada beberapa legenda yang menyebutkan mengapa nama masakan ini Tournedos Rossini. Rossini sendiri adalah nama kompositor musik yang hidup di Paris pada sekitar abad 18, yang hobby banget makan-makanan berkualitas tinggi dan enak (gastronomy), dimana banyak chef yang mendidikasikan masakan mereka kepadanya. Salah satu legenda menyebutkan bahwa Rossini disebutkan sering turun sendiri ke dapur, ngerecokin chef ketika membuat masakan yang dihidangkan untuknya. Saking sebalnya, sang chef (yang mungkin banget adalah chef Escoffier, chef Perancis yang juga melegenda karena bakatnya), bete. Kemudian Rossini berkata, "Kalau bete, ya udah, balik badan aja gih sana!" Dari sinilah, nama makanan Tournedos (turn your back) Rossini lahir. Semenjak itu, nama masakan ini menjadi sangat melegenda.
Pertama kali saya makan masakan ini, di suatu restaurant Italia di kota Toulouse, Perancis Selatan, yang diperkenalkan si Lusti dan suaminya Edwin. Semenjak gigitan pertama, saya langsung jatuh cinta. Rasanya seperti terbang ke langit, karena jauh lebih enak ketimbang makan foie gras biasa. Thanks Lusti, Edwin, yang udah ngebawa kita ke restaurant ini, bener-bener pengalaman gastronomy yang gak bisa saya lupain seumur hidup.
Tadi malam, untuk dinner St. Valentine, mas Gorilla menawarkan diri untuk masak main course dan dessertnya. Sebetulnya saya agak males ngerayain Valentine, tapi berhubung ada yang mau masak pas saya lagi stress akhir-akhir ini, okelah, saya iyain aja. I thought romance was dead dan saya paling males valentinan.., gak penting alias terlalu komersial.
Ternyata, surprise, dia masak Tournedos Rossini. Terharu banget, soalnya dia bela-belain banget nyiapin itu semua buat istrinya yang sering ngedumel gak jelas akhir-akhir ini. Yang saya tau, bikin masakan ini, mayan complicatedlah (masakan gastronomy Perancis biasanya susah bikinnya, apalagi dengan peralatan dapur yang seadanya, hehe). Dan rasanya, surprise lagi, sama persis dengan Tournedos Rossini yang saya makan di restaurant Italy di Toulouse. Kejutan yang manis, karena baru kali itu, mas Gorilla masak main course yang ennnak banget. Dia kaget juga karena saya begitu menghargai jerih payahnya, karena biasanya selalu ada aja kritik yang meluncur dari saya kalau dia masak main course. Untuk dessert dia menghidangkan cream mascarpone dengan caramel. Nah, kalau dessert, okelah, dia mewariskan bakat emaknya yang emang jago masak.
Tournedos Rossini, dua kata yang rasanya makin lekat di kepala saya. Satu, kenangan pertama kali ke kota merah muda yang cantik, Toulouse, dua, valentine yang gastronomic (bukan romantic loh...hehehe).